ANTARAJAWABARAT.com,28/9 - Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Kota Bandung dan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Rumah Kreatif Taboo melaksanakan sekolah gratis paket B (setara SMP) dan C (setara SMA) bagi pembantu rumah tangga (PRT) dan masyarakat miskin di Kota Bandung.
"Uji coba program ini sudah berjalan sejak tahun lalu. Dan tahun ini sudah masuk tahun ke dua. Tahun lalu peserta didiknya para pembantu rumah tangga semuanya," kata Sekretaris Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Iwan Hermawan, di Bandung, Rabu.
Iwan mengatakan, pendidikan ialah hak setiap warga negara dan atas dasar tersebut dirinya dan koordinator PKBM Rumah Kreatif Taboo Bandung Rahmat Jabaril membuat sekolah gratis paket B dan C untuk pembantu rumah tangga dan masyarakat miskin di Kota Bandung.
"Selama ini, kalau ada ingin mengikuti ujian kesetaraan paket A, B dan C harus bayar. Nah, kami ingin semua masyarakat tidak terkecuali masyarakat miskin harus menikmati pendidikan," ujar Iwan.
Menurutnya, program sekolah gratis paket B dan C yang digagas cukup unik karena pihaknya menjalin kerja sama dengan dua sekolah negeri yang ada di Bandung.
Dikatakannya, untuk menjalankan program sekolah gratis paket B dan C tersebut, pihaknya bekerjasama dengan dua sekolah negeri di Bandung yakni dengan SMAN 9 Kota Bandung dan dan SMAN 19 Bandung.
Ia mencontohkan, program sekolah gratis paket B dan C yang dilaksanakan di SMAN 9 Kota Bandung diadakan sekali dalam satu pekan, yakni pada hari Jumat sore.
"Nah, kalau untuk di SMA 19 Bandung untuk tiap hari minggu sedangkan yang dilaksanakan oleh PKBM Rumah Kreatif Taboo dilaksanakan di sekretariat mereka di Dago Pojok Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong Bandung, setiap hari Minggu dan malam Minggu," ujar Iwan.
Dirinya menuturkan, bagi setiap masyarakat yang ingin mengikuti program sekolah gratis paket B dan C tersebut bisa mendatangi Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Rumah Kreatif Taboo, di Jalan Dago Pojok Nomor 45/161 B telepon (022) 2505327 atau bisa menghubungi Rahmat Djabaril di nomor 0818612470.
"Syaratnya mudah, kalau ada yang mau melanjutkan ke jenjang SMP, berarti si peserta didik tinggal membawa ijazah SD. Sementara bagi yang ingin melanjutkan ke SMA tinggal membawa ijazah SMP," ujar Iwan.
Iwan menambahkan, ada banyak rintangan yang dihadapinya ketika dirinya menjalankan program tersebut salah satunya ialah terkendala birokrasi yang ada.
"Tahun lalu, kita mengajukan dari kepada Kadisdik Kota Bandung dan dari mereka menyatakan MoU nya harus jelas. Karena selama ini ada aturan bahwa milik pemerintah (sekolah negeri) jangan dipakai untuk kepentingan swasta. Selama ini kan paket B dan C itu kan harus bayar," kata Iwan.
Namun, Iwan dan Rahmat Jabaril tetap "nekad" untuk menjalankan program tersebut karena baginya pendidikan ialah hak semua warga negara.
"Walaupun sempat terganjal dari Disdik, kita nekad saja. Pertimbangan kita nekad karena masyarakat miskin pun harus bisa menikmati pendidikan," ujar Iwan.***4***

Ajat S

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011