Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mengimbau warga di wilayah selatan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan, seiring masuknya puncak musim hujan yang dapat memicu terjadinya bencana alam banjir dan longsor.

Sekretaris BPBD CianjurBPBD Cianjur, Rudi Wibowo saat dihubungi, Senin, mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG, puncak musim hujan akan terjadi pada Desember hingga Januari, merata di seluruh Indonesia termasuk di Cianjur, sehingga berpotensi terjadinya bencana. 

"Wilayah selatan merupakan wilayah zona merah bencana yang setiap musim hujan rentan terjadi bencana alam longsor, banjir, pergerakan tanah, gelombang tinggi hingga puting beliung. Sehingga kewaspadaan warga di selatan dan wilayah lainnya harus lebih ditingkatkan," katanya.

Baca juga: Dinkes Cianjur optimistis target vaksinasi 70 persen tercapai dalam dua pekan

BPBD Cianjur mencatat selama satu pekan terakhir, bencana alam longsor melanda sejumlah kecamatan di wilayah selatan, seperti Campaka Mulya, Sukanaraga, Pagelaran, Sindangbarang, Cidaun dan Kecamatan Takokak, dimana longsor terjadi setelah hujan turun deras dengan intensitas lebih dari 5 jam.

Hingga saat ini, pihaknya terus melalukan sosialisasi dan mengedukasi warga terkait kebencanaan agar dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisir, terutama korban jiwa, termasuk segera mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadinya bencana.

"Kami juga melengkapi berbagai sarana dan prasarana penunjang penanganan cepat ketika terjadi bencana, seperti kendaraan operasional dan perlengkapan gergaji mesin, termasuk mengupayakan alat berat milik sendiri karena selama ini mengandalkan milik Dinas PUPR Jabar," katanya.

Baca juga: Jembatan gantung di Cianjur putus akibat derasnya arus sungai

Sedangkan terkait penanganan bencana alam longsor yang terjadi di Kecamatan Takokak, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menurunkan alat berat, agar jalan penghubung antar desa yang tertutup longsoran dapat dilalui kendaraan.

"Tebal dan panjangnya longsoran, membuat petugas gabungan dibantu warga kesulitan untuk membuka kembali jalan utama antar desa tersebut. Kami masih menunggu laporan, katanya hari ini, sudah dapat dilalui kendaraan roda dua," katanya.*
 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021