-
Oleh: Prof. Dr. Ratnaningsih Eko Sardjono, M.Si

Velvet beans (kacang beludru atau kara benguk atau Mucuna pruriens) tergolong dalam sub keluarga Pappionaceae, keluarga Leguminoceae, dan spesies kacang beludru. Genus ini ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia, kacang beludru dibudidayakan di Jawa Tengah. Walaupun begitu, kacang beludru dapat ditemukan tumbuh di seluruh Indonesia. Daun tanaman kacang beludru berjenis trifoliate. Bunganya berwarna putih atau ungu. Mempunyai polong berbentuk memanjang dan melengkung seperti huruf S yang berbulu saat muda. 

Seluruh bagian dari tanaman kacang beludru memiliki manfaat medis, yang telah dimanfaatkan secara tradisional sejak ratusan tahun lalu. Akarnya bersifat termogenik, anthelmintik, diuretik, dan dapat menurunkan demam. Daunnya dapat menyembuhkan peradangan. Pada kehidupan sehari-hari, kacang beludru dimanfaatkan sebagai bahan pembuat tempe benguk, kopi benguk, dan susu benguk. Masyarakat juga memanfaatkan kacang beludru sebagai peningkat stamina dan tingkat kesuburan pria.

Kacang beludru mempunyai kandungan khas yang sangat penting, yaitu L-DOPA. L-DOPA merupakan asam amino non-essential yang merupakan prekursor dopamin, suatu neurotransmitter penting yang sering dikenal dengan hormon bahagia. Kadar dopamin mempengaruhi (a) emosi atau tingkat kebahagiaan, (b) daya ingat dan kemampuan belajar, (c) kemampuan laktasi dan seksual, dan (d) pengaturan gerak.  Seseorang yang mengalami gangguan kadar dopamin di dalam syarafnya dapat mengalami gangguan atau permasalahan, baik pada pengaturan gerakan tubuh, tingkat kebahagiaan, kemampuan daya ingat, atau kemampuan seksualnya. Oleh karena itu, kadar dopamin dalam otak perlu dijaga dalam kondisi normal, tidak kekurangan, tetapi juga tidak berlebihan.

Pada kondisi normal L-DOPA dihasilkan sebagai hasil transformasi dari fenilalanin, suatu asam amino. Dengan bantuan enzim fenilalanin hidroksilase, fenilalanin akan diubah menjadi tirosin, selanjutnya tirosin akan diubah menjadi L-DOPA dengan bantuan enzim tirosin hidroksilase. L-DOPA dapat diubah menjadi dopamin dengan bantuan enzim dopa dekarboksilase

Kacang beludru tua mengandung sekitar 3% hingga 14% L-DOPA, dan beragam metabolit sekuder yang lain seperti, alkaloids, flavonoid, tannin, dan fenolik.  Kandungan proksimat pada kacang beludru  sangat beragam bergantung daerah asalnya, yang dapat meliputi  sekitar 300 g/kg protein, 50 g/kg serat, 70 g/kg lemak, 40 g/kg abu, dan 500 g/kg karbohidrat. 

Hasil riset penulis menunjukkan kacang beludru Indonesia mengandung alkaloid, tanin, saponin, dan steroid. Kadar L-DOPA pada kacang beludru Indonesia mencapai 13,9%.  Kandungan L-DOPA pada kara benguk menjadikan kara benguk dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai gangguan yang disebabkan defisien dopamine dalam otak.

Salah satu penyakit yang disebabkan oleh defisien dopamin adalah Parkinson. Penyakit Parkinson adalah suatu gangguan degeneratif jangka panjang dari sistem saraf pusat yang mempengaruhi sistem motorik. Penyakit Parkinson ditandai dengan kematian dini neuron yang memproduksi dopamin. Penurunan kadar dopamin yang menyebabkan gangguan gerakan khas penderita Parkinson, seperti bradykinesia, katalepsi, tremor, dan gangguan postural serta gaya berjalan. Selain itu terdapat   gejala non-motorik yang meliputi masalah daya ingat, neuropsikiatri, dan sensorik, serta insomnia.

Terdapat lebih dari 6,2 juta orang yang menderita penyakit Parkinson di seluruh dunia. Penderita penyakit Parkinson meningkat setiap tahunnya.  Penyakit Parkinson hingga saat ini belum dapat disembuhkan. Pengobatan yang ada saat ini bertujuan untuk mengurangi gejala-gejalanya dengan meningkatkan kadar dopamin pada otak. Namun, mengkosumsi dopamin secara langsung tidak dapat dilakukan. Hal itu karena dopamin tidak dapat melewati blood-brain barrier. Cara untuk meningkatkan kadar dopamin dalam otak adalah dengan menggunakan prekursor dari dopamin yaitu L-DOPA.  L-DOPA dapat melewati blood-brain barrier dan dapat diubah menjadi dopamin. Hingga saat ini, pemberian L-DOPA sintetis merupakan pilihan utama pada penanganan pasien penderita Parkinson.

Penggunaan L-DOPA sintetis  pada jangka waktu panjang, dapat menyebabkan komplikasi seperti delirium, perubahan mood, dan psikosis. Perkembangan progresifitas penyakit mengakibatkan peningkatan kebutuhan dosis yang lebih tinggi untuk mengatasinya. Pengalihan ke L-DOPA alami yang terdapat pada tanaman kacang beludru diharapkan dapat mengeliminasi efek samping tersebut.  

Kemampuan biji kacang beludru untuk mengatasi gejala-gejala Penyakit Parkinson juga telah dibuktikan melalui uji farmakologi oleh berbagai peneliti. Serbuk kacang beludru juga telah dijual secara komersil. Pemberiannya menunjukkan peningkatan perbaikan gejala Parkinson pada mencit. Mencit juga tidak menunjukkan keracunan dan kerusakan organ setelah mengkonsumsinya selama 1 tahun. Terbukti pula terjadinya peningkatan kadar dopamin di cerebral cortex. Uji klinis pada manusia menunjukkan ekstrak kacang beludru mampu meringankan gejala Parkinson Pasien teramati juga tidak mengalami dyskinesia.

Sejalan dengan hasil uji praklinis maupun klinis yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, Riset penulis menunjukkan kacang beludru dari Indonesia juga menunjukkan aktivitasnya untuk menangani Penyakit Parkinson. Upaya melakukan standarisasi bahan obat herbal dilakukan dengan terlebih dahulu memastikan pemenuhan syaratnya sebagai bahan pangan dan obat sesuai Standar Nasional Indonesia. Uji dilakukan dengan menentukan kadar proksimat dan kadar air baik pada serbuk kacang beludru, maupun dalam bentuk ekstraknya. Uji kontaminasi bakteri yang meliputi coliform, E.coli, salmonella, fungi, khamir, clostridium perfringens, dan bacillus ceureus menunjukkan kacang beludru dan ekstraknya tidak mengandung bakteri yang melampaui ambang batas. Uji standarisasi lainnya juga dilakukan untuk cemaran logam berat, yaitu terhadap kandungan timbal (Pb), Cadmium (Cd), Tin (Sn), Merkuri (Hg), dan Arsenik (As). 

Hasilnya juga menunjukkan tidak ada kandungan logam berat yang melampaui ambang batas yang diperkenankan. Hal ini menunjukkan kacang beludru maupun ekstraknya telah memenuhi standar bahan pangan dan obat sesuai yang ditetapkan BPOM.
 

Pengujian toksisitas akut dan subkronis dari ekstrak kacang beludru menunjukkan bahwa ekstrak biji kacang beludru tidak menimbulkan kematian pada mencit dan tikus  setelah pemberian ekstrak kacang beludru hingga dosis tertinggi.  Hewan percobaan juga tidak mengalami penurunan berat badan, maupun kerusakan organ (otak, jantung, hati, ginjal, paru-paru, lambung, ovarium/testis).

Uji farmakologi dilakukan penulis pada mencit yang telah diinduksi haloperidol, yang meliputi uji katalepsi dan uji transfer latency. Kedua uji tersebut menunjukkan bahwa ekstrak kacang beludru dapat menurunkan gejala katalepsi dan dapat meningkatkan daya ingat. Riset peneliti juga menunjukkan ekstrak kacang beludru dapat meningkatkan kesuburan pria dengan meningkatkan konsentrasi dan motilitas sperma, serta menurunkan persentase sperma abnormal. Riset peneliti yang lain juga menunjukkan kemampuan ekstrak kacang beludru dalam menurunkan konsentrasi gula darah.

Kemampuan kacang beludru pada terapi Parkinson, peningkat kesuburan pria, antioksidan,  penurun gula darah, peningkat stamina, dan lainnya  tak lepas dari peran L-DOPA yang terdapat dalam kacang beludru.  Sebagai prekursor dopamin, keberadaan L-DOPA dapat meningkatkan kadar dopamin dalam otak yang sesuai jalurnya dapat mempengaruhi berbagai aspek. Kadar dopamin yang terjaga juga dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan daya ingat; begitu pula dengan rasa senang atau bahagia. Oleh karena itu, kacang beludru dapat dikatakan kacang ajaib yang berperan penting dalam banyak aspek hidup. Pada yang mengalami gangguan defisien dopamine, kacang beludru dapat menjadi alternatif untuk memperbaikinya. 

*) Guru Besar UPI Bidang Kimia Organik 

(Artikel diambil dari pidato saat pengukuhan guru besar Universitas Pendidikan Indonesia, 23 November 2021 di Gedung Achmad Sanusi UPI Bandung)

Pewarta: --

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021