Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meninjau langsung Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, Kamis, guna mengevaluasi operasional pelabuhan tersebut setelah hampir satu tahun beroperasi.

Kunjungan juga dilakukan untuk mengetahui kemajuan pembangunan seperti penyelesaian akses jalan, kondisi operasional pelabuhan, serta ketersediaan sarana dan prasarana pendukung.

"Di sini saya ingin mendengar progresnya secara langsung bagaimana penyelesaian akses jalan menuju pelabuhan, termasuk konektivitas jalur pantura dan akses jalan tol, kondisi operasional pelabuhan dan besaran muatan, juga ketersediaan sarana prasarana pendukung seperti air, listrik, bahan bakar minyak (BBM) dan telekomunikasi," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Luhut mengingatkan tujuan pembangunan Pelabuhan Patimban di antaranya yaitu untuk mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di Jakarta dengan pembagian arus lalu lintas kendaraan, juga menjamin keselamatan pelayaran termasuk eksplorasi gas.

"Tidak hanya itu, Presiden Jokowi meminta agar Pelabuhan Patimban juga mendukung ekspor produk selain otomotif, seperti menggerakkan ekonomi UMKM, sektor pertanian, industri kreatif, serta produk lainnya, sehingga mampu bersaing di pasar global. Oleh karena itu Pelabuhan Patimban ini sangat perlu kita dorong progresnya," katanya.

Luhut menambahkan, Pelabuhan Patimban juga diharapkan menjadi stimulator pengembangan wilayah di daerah Subang serta dapat memangkas waktu tempuh distribusi dari kawasan industri ke pelabuhan.

"Pelabuhan Patimban ini akan menjadi cikal bakal Kawasan Regional Metropolitan Rebana ini cita-citanya Pak Gubernur yang dapat menciptakan 4,39 juta peluang pekerjaan pada tahun 2030, dan laju pertumbuhan ekonomi sampai 7,16 persen untuk provinsi Jawa Barat yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ungkapnya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, yang ikut mendampingi dalam kunjungan tersebut, menjelaskan progres pembangunan Pelabuhan Patimban di mana paket 1 sudah selesai 100 persen.

Pembangunan paket 1 terdiri dari terminal peti kemas seluas 35 hektare dengan kapasitas 250 ribu TEUs, terminal kendaraan 25 hektare berkapasitas 218 ribu CBU, area reklamasi 60 hektare dan area kolam 10 meter.

"Ini 60 hektare yang sudah direklamasi dan sudah bisa ekspor mobil 200 ribu dan kontainer sudah bisa 300 ribu di sini. Kita akan membangun yang area yang kuning ini. Ini masih kerja sama dengan Jepang," kata Budi Karya menjelaskan di sela kunjungan.

Lebih lanjut, Budi Karya menjelaskan paket 2 yang terdiri dari pengerjaan breakwater, seawall, dan pengerukan alur pelayaran saat ini progresnya telah mencapai 99,66 persen.

Sementara itu, untuk pengerjaan jembatan penghubung yang masuk dalam paket 3 saat ini progresnya mencapai 82,41 persen. Ditargetkan pengerjaan paket akan selesai pada akhir tahun 2021.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dalam kesempatan yang sama, mengatakan Pelabuhan Patimban perlu didukung konektivitas yang baik untuk menunjang pengembangan industri. Hal itu, menurutnya, dibutuhkan agar bisa bersaing dengan Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak.

"Saya minta kepada Kementerian Perhubungan sebanyak-banyaknya melakukan konektivitas karena di situlah lahir kemudahan kenaikan ekonomi," kata Ridwan Kamil.

Baca juga: Kemenhub: Alih operator Pelabuhan Patimban ditargetkan 16 Desember

Baca juga: Pelabuhan Patimban perkuat logistik Jawa-Sumatera-Kalimantan

Baca juga: Pelabuhan Patimban masuk trayek tol laut untuk tingkatkan pelayanan

Pewarta: Ade irma Junida

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021