Keberadaan Pelabuhan Patimban menjadi salah satu alternatif rute bagi jalur angkutan barang yang akan memperkuat sektor logistik di Pulau Jawa, Sumatera serta Kalimantan yang sebelumnya hanya terfokus di lintasan Merak-Bakauheni.
Sejak diresmikan pada tanggal 20 Desember tahun 2020, Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, terus mengalami peningkatan layanan.
"Kami akan terus melakukan upaya optimalisasi di Pelabuhan Patimban," kata Direktur Kepelabuhanan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Subagiyo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Saat ini, Pelabuhan tersebut telah melayani pengiriman domestik untuk otomotif ke Batam dan Belawan, dan Long Distance Ferry (LDF) dengan rute Patimban–Panjang, Patimban–Pontianak, dan sebaliknya.
"Saat ini pengiriman otomotif di Pelabuhan Patimban baru domestik saja dan dilayani oleh 5 operator kapal. Ditargetkan awal Desember 2021 akan mulai melayani ekspor otomotif ke Timur Tengah," kata Subagiyo.
Subagiyo menjelaskan bahwa tujuan utama pembangunan Pelabuhan Patimban dimaksudkan meningkatkan kinerja ekspor industri dalam negeri, khususnya sektor otomotif untuk memudahkan dan meningkatkan pengiriman mobil dalam bentuk jadi dari industri di sekitar Karawang lebih efisien baik untuk ke pasar ekspor maupun dalam negeri.
Pelabuhan Patimban berada di wilayah strategis dan dekat dengan pusat sektor otomotif nasional, serta kapasitas terminal Pelabuhan Patimban di Fase 1-1 mencapai 218.000 CBU per tahun dan 250.000 TEUs per tahun.
Berdasarkan hasil kajian Kementerian Perhubungan bersama Gaikindo, selain ekspor dalam negeri, ekspor kendaraan ke Amerika Latin, Amerika Utara, sampai Afrika bisa meningkat dengan adanya Pelabuhan Patimban.
Subagiyo mengungkapkan ada 5 Operator kapal yang saat ini sudah beroperasi di Pelabuhan Patimban yaitu PT ASDP Indonesia Ferry dengan kapal Ferrindo 5, PT Toyofuji Serasi Indonesia dengan kapal Serasi I dan Serasi V, PT Agung Transina Raya dengan kapal MV Ostina, PT NSI NYK-SPIL Indororo dengan kapal Kalimantan Leader, PT Roro Samudra Putra Harmoni Mas dengan kapal Harmoni Mas 3 dan Harmoni Mas 8.
Kapal Ferrindo 5 volume muatannya itu adalah kendaraan, truk logistik dan motor. Kemudian Serasi I dan V, MV Ostina dan Harmonis Mas 3 dan 8 itu volume muatannya mobil, sedangkan Kalimantan Leader volume muatannya adalah mobil dan alat berat.
Pada pelayaran perdananya awal Oktober 2021, MV Serasi V mengangkut sebanyak 700 unit mobil CBU yang didominasi Merk Toyota (PT. Toyota Astra Motor) dikirim dari Pelabuhan Patimban menuju Pelabuhan Belawan - Medan.
Subagiyo mengungkapkan progres pembangunan di Pelabuhan Patimban saat ini tengah memasuki tahap akhir Paket 2 yaitu Breakwater, Seawall dan pengerukan alur pelayaran.
Sementara itu, pembangunan Paket 3 yaitu jembatan penghubung yang dimulai pada 2 April 2020 telah mencapai 81,64% dan diperkirakan akan rampung pada akhir tahun ini.
Baca juga: KSOP Patimban dan TNI AL gelar vaksinasi pelajar di atas kapal perang
Baca juga: Pelabuhan Patimban masuk trayek tol laut untuk tingkatkan pelayanan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Sejak diresmikan pada tanggal 20 Desember tahun 2020, Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, terus mengalami peningkatan layanan.
"Kami akan terus melakukan upaya optimalisasi di Pelabuhan Patimban," kata Direktur Kepelabuhanan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Subagiyo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Saat ini, Pelabuhan tersebut telah melayani pengiriman domestik untuk otomotif ke Batam dan Belawan, dan Long Distance Ferry (LDF) dengan rute Patimban–Panjang, Patimban–Pontianak, dan sebaliknya.
"Saat ini pengiriman otomotif di Pelabuhan Patimban baru domestik saja dan dilayani oleh 5 operator kapal. Ditargetkan awal Desember 2021 akan mulai melayani ekspor otomotif ke Timur Tengah," kata Subagiyo.
Subagiyo menjelaskan bahwa tujuan utama pembangunan Pelabuhan Patimban dimaksudkan meningkatkan kinerja ekspor industri dalam negeri, khususnya sektor otomotif untuk memudahkan dan meningkatkan pengiriman mobil dalam bentuk jadi dari industri di sekitar Karawang lebih efisien baik untuk ke pasar ekspor maupun dalam negeri.
Pelabuhan Patimban berada di wilayah strategis dan dekat dengan pusat sektor otomotif nasional, serta kapasitas terminal Pelabuhan Patimban di Fase 1-1 mencapai 218.000 CBU per tahun dan 250.000 TEUs per tahun.
Berdasarkan hasil kajian Kementerian Perhubungan bersama Gaikindo, selain ekspor dalam negeri, ekspor kendaraan ke Amerika Latin, Amerika Utara, sampai Afrika bisa meningkat dengan adanya Pelabuhan Patimban.
Subagiyo mengungkapkan ada 5 Operator kapal yang saat ini sudah beroperasi di Pelabuhan Patimban yaitu PT ASDP Indonesia Ferry dengan kapal Ferrindo 5, PT Toyofuji Serasi Indonesia dengan kapal Serasi I dan Serasi V, PT Agung Transina Raya dengan kapal MV Ostina, PT NSI NYK-SPIL Indororo dengan kapal Kalimantan Leader, PT Roro Samudra Putra Harmoni Mas dengan kapal Harmoni Mas 3 dan Harmoni Mas 8.
Kapal Ferrindo 5 volume muatannya itu adalah kendaraan, truk logistik dan motor. Kemudian Serasi I dan V, MV Ostina dan Harmonis Mas 3 dan 8 itu volume muatannya mobil, sedangkan Kalimantan Leader volume muatannya adalah mobil dan alat berat.
Pada pelayaran perdananya awal Oktober 2021, MV Serasi V mengangkut sebanyak 700 unit mobil CBU yang didominasi Merk Toyota (PT. Toyota Astra Motor) dikirim dari Pelabuhan Patimban menuju Pelabuhan Belawan - Medan.
Subagiyo mengungkapkan progres pembangunan di Pelabuhan Patimban saat ini tengah memasuki tahap akhir Paket 2 yaitu Breakwater, Seawall dan pengerukan alur pelayaran.
Sementara itu, pembangunan Paket 3 yaitu jembatan penghubung yang dimulai pada 2 April 2020 telah mencapai 81,64% dan diperkirakan akan rampung pada akhir tahun ini.
Baca juga: KSOP Patimban dan TNI AL gelar vaksinasi pelajar di atas kapal perang
Baca juga: Pelabuhan Patimban masuk trayek tol laut untuk tingkatkan pelayanan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021