Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan akan memprioritaskan pembenahan kondisi internal Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada awal masa kepemimpinannya.
"Internal, harus saya akui, harus banyak berbenah karena memang itu sesuatu yang harus kita lebih teliti, sedangkan (kebijakan) keluar juga ada sehingga tujuannya supaya saya sebagai pembantu presiden yang juga menangani hal-hal yang berhubungan dengan militer itu bisa memberikan kontribusi terhadap kinerja pemerintah," kata Andika Perkasa di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Pada Rabu (17/11), Presiden Joko Widodo melantik Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Istana Negara menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Papua pasti kita akan perbaiki karena memang saya ingin menggunakan peraturan perundangan sehingga jangan sampai kemudian kita ini melakukan tindakan atau mengambil kewenangan orang," tambah Andika.
Andika berjanji akan melakukan evaluasi dalam penanganan masalah keamanan Papua yang ditangani TNI selama ini.
"Jadi saya akan lakukan evaluasi, melakukan perubahan dalam hal bagaimana kita beraktivitas, bukan hanya di Papua tapi juga di seluruh wilayah NKRI," ungkap Andika.
Menurut Andika, pendekatan keamanan di Papua juga seharusnya tidak berbeda dengan wilayah lain di Indonesia.
"Pendekatannya saya ingin kita melakukan tugas-tugas kita di sana sama seperti di wilayah lain, sama seperti di Jakarta, sama seperti di Jawa, sama seperti di mana saja karena memang statusnya sama dengan wilayah lain. Jadi kita harus kembali ke sana. Detailnya setelah saya lakukan evaluasi, tapi yang jelas saya sudah ada konsep sehingga itu yang harus kita lakukan," tambah Andika.
Andika juga menyebut dalam menjaga keamanan, tantangan bukan hanya datang dari gangguan keamanan di lapangan tapi juga terkait persepsi keamanan itu sendiri.
"Tantangannya keamanan itu kan juga riil tapi juga ada sebagian (soal) persepsi. Nah ini yang menurut saya harus saya teliti sehingga keamanan itu juga bisa lebih bagus, bukan hanya riil tapi juga dalam hal persepsi, itu yang harus kita perbaiki dan itu jadi prioritas saya," ungkap Andika.
Sementara terkait hubungan TNI dan Polri selama ini, Andika bertekad untuk mempererat hubungan prajurit TNI dan Polri di level bawah.
"Justru kita ini melakukan satu tindakan konkret bersama Polri dengan cara memuat jadwal yang simultan, bukan lagi di level atas tapi juga di level bawah dan itu sudah kita mulai," kata Andika.
Interaksi prajurit TNI-Polri di level bawah tersebut juga akan diteruskan, menurut Andika.
"Sekalipun tidak direncanakan sejak tahun lalu, tetapi kita sudah lakukan kemarin itu dan akan terus lakukan. Anggaran bisa kita cari, supaya interaksi di level bawah semakin banyak, bukan hanya di level atas. Bagi saya tak kenal maka tak sayang jadi semakin kita sering berinteraksi di bawah bersama-sama berusaha semakin kita saling memahami satu sama lain," jelas Andika.
Andika Perkasa lahir di Bandung, 21 Desember 1964. Andika merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) 1987. Ia mengawali karier sebagai perwira pertama infanteri Kopassus Grup 2/Para Komando dan Satuan-81/Penanggulangan Teror (Gultor) selama 12 tahun.
Selanjutnya Andika menjadi Sespri Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Komandan Resimen Induk (Danrindam) Kodam Jaya/Jayakarta di Jakarta, Komandan Resor Militer (Danrem) 023/Kawal Samudera Kodam I/Bukit Barisan yang berkedudukan di Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara.
Menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono tersebut kemudian menduduki posisi Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat pada November 2013 sehingga Andika pun menjadi perwira tinggi bintang satu.
Perjalanan kariernya meningkat saat menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dengan pangkat mayor jenderal, 2 hari setelah pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden periode 2014—2019.
Selanjutnya, alumnus The Military College of Vermont, Norwich University, Vermont, Amerika Serikat, ini melanjutkan karier militernya sebagai Panglima Kodam XII/Tanjungpura pada 30 Mei 2016.
Pemegang gelar lulusan terbaik Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat 2000 tersebut dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) pada 22 November 2018.
Baca juga: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan lanjutkan program Marsekal Hadi Tjahjanto
Baca juga: Presiden lantik Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI
Baca juga: Polri pertahankan sinergitas TNI di bawah kepemimpinan Jenderal TNI Andika
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Internal, harus saya akui, harus banyak berbenah karena memang itu sesuatu yang harus kita lebih teliti, sedangkan (kebijakan) keluar juga ada sehingga tujuannya supaya saya sebagai pembantu presiden yang juga menangani hal-hal yang berhubungan dengan militer itu bisa memberikan kontribusi terhadap kinerja pemerintah," kata Andika Perkasa di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Pada Rabu (17/11), Presiden Joko Widodo melantik Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Istana Negara menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Papua pasti kita akan perbaiki karena memang saya ingin menggunakan peraturan perundangan sehingga jangan sampai kemudian kita ini melakukan tindakan atau mengambil kewenangan orang," tambah Andika.
Andika berjanji akan melakukan evaluasi dalam penanganan masalah keamanan Papua yang ditangani TNI selama ini.
"Jadi saya akan lakukan evaluasi, melakukan perubahan dalam hal bagaimana kita beraktivitas, bukan hanya di Papua tapi juga di seluruh wilayah NKRI," ungkap Andika.
Menurut Andika, pendekatan keamanan di Papua juga seharusnya tidak berbeda dengan wilayah lain di Indonesia.
"Pendekatannya saya ingin kita melakukan tugas-tugas kita di sana sama seperti di wilayah lain, sama seperti di Jakarta, sama seperti di Jawa, sama seperti di mana saja karena memang statusnya sama dengan wilayah lain. Jadi kita harus kembali ke sana. Detailnya setelah saya lakukan evaluasi, tapi yang jelas saya sudah ada konsep sehingga itu yang harus kita lakukan," tambah Andika.
Andika juga menyebut dalam menjaga keamanan, tantangan bukan hanya datang dari gangguan keamanan di lapangan tapi juga terkait persepsi keamanan itu sendiri.
"Tantangannya keamanan itu kan juga riil tapi juga ada sebagian (soal) persepsi. Nah ini yang menurut saya harus saya teliti sehingga keamanan itu juga bisa lebih bagus, bukan hanya riil tapi juga dalam hal persepsi, itu yang harus kita perbaiki dan itu jadi prioritas saya," ungkap Andika.
Sementara terkait hubungan TNI dan Polri selama ini, Andika bertekad untuk mempererat hubungan prajurit TNI dan Polri di level bawah.
"Justru kita ini melakukan satu tindakan konkret bersama Polri dengan cara memuat jadwal yang simultan, bukan lagi di level atas tapi juga di level bawah dan itu sudah kita mulai," kata Andika.
Interaksi prajurit TNI-Polri di level bawah tersebut juga akan diteruskan, menurut Andika.
"Sekalipun tidak direncanakan sejak tahun lalu, tetapi kita sudah lakukan kemarin itu dan akan terus lakukan. Anggaran bisa kita cari, supaya interaksi di level bawah semakin banyak, bukan hanya di level atas. Bagi saya tak kenal maka tak sayang jadi semakin kita sering berinteraksi di bawah bersama-sama berusaha semakin kita saling memahami satu sama lain," jelas Andika.
Andika Perkasa lahir di Bandung, 21 Desember 1964. Andika merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) 1987. Ia mengawali karier sebagai perwira pertama infanteri Kopassus Grup 2/Para Komando dan Satuan-81/Penanggulangan Teror (Gultor) selama 12 tahun.
Selanjutnya Andika menjadi Sespri Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Komandan Resimen Induk (Danrindam) Kodam Jaya/Jayakarta di Jakarta, Komandan Resor Militer (Danrem) 023/Kawal Samudera Kodam I/Bukit Barisan yang berkedudukan di Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara.
Menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono tersebut kemudian menduduki posisi Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat pada November 2013 sehingga Andika pun menjadi perwira tinggi bintang satu.
Perjalanan kariernya meningkat saat menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dengan pangkat mayor jenderal, 2 hari setelah pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden periode 2014—2019.
Selanjutnya, alumnus The Military College of Vermont, Norwich University, Vermont, Amerika Serikat, ini melanjutkan karier militernya sebagai Panglima Kodam XII/Tanjungpura pada 30 Mei 2016.
Pemegang gelar lulusan terbaik Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat 2000 tersebut dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) pada 22 November 2018.
Baca juga: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan lanjutkan program Marsekal Hadi Tjahjanto
Baca juga: Presiden lantik Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI
Baca juga: Polri pertahankan sinergitas TNI di bawah kepemimpinan Jenderal TNI Andika
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021