Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau bertekad menjadikan seluruh warga melek digital dan perekonomian desa meningkat, salah satunya adalah dengan program Desa Digital.
Menurut Ridwan Kamil, lewat program ini diharapkan penguasaan digital tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja, melainkan masyarakat di desa juga bisa andal menggunakan teknologi digital.
"Digital inklusif jangan sampai pintar digital hanya dikuasai orang kota. Jawa Barat bertekad menjadikan Desa Digital sebagai unggulan," kata Ridwan Kamil saat menjadi pembicara "Road to Indonesia Digital Conference" (IDC) 2021 secara virtual, Selasa.
Lewat program ini, diharapkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa bisa meningkat. Lewat digital, akses informasi dan ekonomi terbuka lebar hingga ke dunia internasional.
Apalagi, potensi dari ekonomi digital di Indonesia sangat besar. Berdasarkan data Google, Temasek, dan Bain & Company 2020, total ekonomi digital Indonesia pada 2020 adalah 44 juta dolar AS atau setara Rp631 triliun, dan akan meningkat pada 2025 menjadi 124 juta dolar AS atau setara Rp1.744 triliun.
Potensi ini diperoleh dari tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai 196,7 juta pengguna. Dari jumlah tersebut 56 persen di antaranya berasal dari daerah rural atau perdesaan.
"Urgensinya bahwa sekarang kami punya slogan tinggal desa, rezeki kota, bisnis mendunia. Selama ini orang menganggap desa itu tidak bisa setara dengan kota. Oleh karena itu kami gunakan strategi digital itu untuk meyakinkan anak-anak muda tidak usah pergi ke kota tapi cukup di desa saja," katanya.
Hasilnya pun mulai terasa, ada beberapa produk asal desa yang kini bisnisnya sudah mendunia. Sebagai salah satu contohnya adalah ada satu produk sabun asal salah satu di Jawa Barat.
Saat berjualan dari rumah ke rumah, omzet yang didapat hanya sekitar puluhan juta rupiah. Namun lewat program Desa Digital, kini produk sabun tersebut sudah bisa berjualan hingga lintas negara dan omzetnya meningkat hingga ratusan juta rupiah.
"Sudah tanda tangan dengan Shopee, 5.000 desa akan dikasih laptop akan menghubungkan perdagangan desa ke seluruh dunia," kata pria yang kerap disapa Kang Emil.
Contoh lainnya adalah kini peternak ikan dapat meningkatkan produksi hingga dua kali lipat. Sebab kini para peternak ikan ini sudah bisa menggunakan handphone. Biasanya ketika musim hujan peternak kesulitan untuk memberi makan karena khawatir terpeleset di tambak maupun empang.
"Contoh lain kita tidak hanya komunikasi dan jalan kita mengubah cara petani dan peternak berproduksi. Kasih makan ikan sudah memanfaatkan informasi dari handphone," katanya.
"Di Sukabumi cari ikan sudah pakai aplikasi dari Korea, tadinya nyari ikan pake feeling (perasaan) sekarang nyari ikan dikasih tahu waktunya, dimana carinya, panennya naik dua kali lipat," ujarnya.
Menurut Ridwan Kamil, kesuksesan ini tidak terlepas dari empat pilar yang dijalankan untuk mendukung program Desa Digital. Pertama, menyiapkan SDM andal, membangun infrastruktur, digital, pembiayaan teknologi dan komunikasi, serta pertumbuhan keuangan tinggi.
Empat pilar ini akan dijalankan hingga 2023 di mana dalam peta jalan ini ditargetkan tidak ada lagi desa yang blankspot alias tidak ada sinyal ponsel.
"Di roadmap desa digital, selama lima tahun kita sudah persiapkan kita berharap dalam lima tahun terjadi percepatan desa yang luar biasa," katanya.
Baca juga: Disperindag Jabar target digitalisasi pembayaran di 270 pasar
Baca juga: BI Jabar dukung percepatan digitalisasi ekonomi Kota Bogor
Baca juga: Pelaku UMKM butuh akses keilmuan untuk digitalisasi, kata Wagub Jabar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Menurut Ridwan Kamil, lewat program ini diharapkan penguasaan digital tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja, melainkan masyarakat di desa juga bisa andal menggunakan teknologi digital.
"Digital inklusif jangan sampai pintar digital hanya dikuasai orang kota. Jawa Barat bertekad menjadikan Desa Digital sebagai unggulan," kata Ridwan Kamil saat menjadi pembicara "Road to Indonesia Digital Conference" (IDC) 2021 secara virtual, Selasa.
Lewat program ini, diharapkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa bisa meningkat. Lewat digital, akses informasi dan ekonomi terbuka lebar hingga ke dunia internasional.
Apalagi, potensi dari ekonomi digital di Indonesia sangat besar. Berdasarkan data Google, Temasek, dan Bain & Company 2020, total ekonomi digital Indonesia pada 2020 adalah 44 juta dolar AS atau setara Rp631 triliun, dan akan meningkat pada 2025 menjadi 124 juta dolar AS atau setara Rp1.744 triliun.
Potensi ini diperoleh dari tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai 196,7 juta pengguna. Dari jumlah tersebut 56 persen di antaranya berasal dari daerah rural atau perdesaan.
"Urgensinya bahwa sekarang kami punya slogan tinggal desa, rezeki kota, bisnis mendunia. Selama ini orang menganggap desa itu tidak bisa setara dengan kota. Oleh karena itu kami gunakan strategi digital itu untuk meyakinkan anak-anak muda tidak usah pergi ke kota tapi cukup di desa saja," katanya.
Hasilnya pun mulai terasa, ada beberapa produk asal desa yang kini bisnisnya sudah mendunia. Sebagai salah satu contohnya adalah ada satu produk sabun asal salah satu di Jawa Barat.
Saat berjualan dari rumah ke rumah, omzet yang didapat hanya sekitar puluhan juta rupiah. Namun lewat program Desa Digital, kini produk sabun tersebut sudah bisa berjualan hingga lintas negara dan omzetnya meningkat hingga ratusan juta rupiah.
"Sudah tanda tangan dengan Shopee, 5.000 desa akan dikasih laptop akan menghubungkan perdagangan desa ke seluruh dunia," kata pria yang kerap disapa Kang Emil.
Contoh lainnya adalah kini peternak ikan dapat meningkatkan produksi hingga dua kali lipat. Sebab kini para peternak ikan ini sudah bisa menggunakan handphone. Biasanya ketika musim hujan peternak kesulitan untuk memberi makan karena khawatir terpeleset di tambak maupun empang.
"Contoh lain kita tidak hanya komunikasi dan jalan kita mengubah cara petani dan peternak berproduksi. Kasih makan ikan sudah memanfaatkan informasi dari handphone," katanya.
"Di Sukabumi cari ikan sudah pakai aplikasi dari Korea, tadinya nyari ikan pake feeling (perasaan) sekarang nyari ikan dikasih tahu waktunya, dimana carinya, panennya naik dua kali lipat," ujarnya.
Menurut Ridwan Kamil, kesuksesan ini tidak terlepas dari empat pilar yang dijalankan untuk mendukung program Desa Digital. Pertama, menyiapkan SDM andal, membangun infrastruktur, digital, pembiayaan teknologi dan komunikasi, serta pertumbuhan keuangan tinggi.
Empat pilar ini akan dijalankan hingga 2023 di mana dalam peta jalan ini ditargetkan tidak ada lagi desa yang blankspot alias tidak ada sinyal ponsel.
"Di roadmap desa digital, selama lima tahun kita sudah persiapkan kita berharap dalam lima tahun terjadi percepatan desa yang luar biasa," katanya.
Baca juga: Disperindag Jabar target digitalisasi pembayaran di 270 pasar
Baca juga: BI Jabar dukung percepatan digitalisasi ekonomi Kota Bogor
Baca juga: Pelaku UMKM butuh akses keilmuan untuk digitalisasi, kata Wagub Jabar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021