ANTARAJAWABARAT.com, 25/7 - Ribuan siswa dari delapan sekolah di Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, terpaksa diliburkan menyambut perayaan se-abad Desa Neglasari yang digelar di kantor desa setempat, Kecamatan Salawu, Jalan Garut-Tasikmalaya, Senin.

Kepala Desa Neglasari, Sobirin mengatakan terpaksa aktivitas belajar mengajar di sekolah yang berada di Kecamatan Salawu diliburkan untuk memberikan pengetahuan tambahan terhadap siswa tentang kesenian, budaya dan sejarah berdirinya Desa Neglasari.

Sekolah yang diliburkan yakni SD Neglasari 1, 2, 3, 4 dan Madrasah Itidaiyah Amanah serta MTS/Aliyah yang diminta hadir menyaksikan kegiatan tradisi dan budaya di Desa Neglasari.

"Supaya siswa mengetahui sejarah, meskipun mereka sendiri mendapatkan pengetahuan saat mata pelajaran sejarah," kata Sobirin.

Desa Neglasari didalamnya terdapat satu komunitas masyarakat adat yakni "Kampung Naga" yang menjadi lokasi wisata budaya yang sering dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Perayaan se-abad Desa Neglasari tersebut, kata Sobirin selain mengingat sejaran berdirinya desa, juga sebagai upaya melestarikan budaya dan adat tradisi yang selama ini masih dipegang teguh oleh masyarakat Desa Neglasari terutama oleh warga Kampung Naga.

Meskipun perayaan se-abad Desa Neglasari yang baru pertama kali digelar tanpa dihadiri Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum, kata Sobirin tetap berlangsung meriah dengan antusias masyarakat dan siswa menyaksikan pagelaran kesenian.

"Masyarakat terlihat semangat menyaksikan pagelaran ini, dan mereka juga saya kira dapat mengetahui sejarah berdirinya Desa Neglasari," katanya.

Sementara itu Kuncen Kampung Naga, Ade Suherlin mengatakan perayaan tersebut merupakan cara mengingat orang tua terdahulu juga menyambut datangnya bulan Puasa.

"Tidak mungkin ada sekarang kalau tidak ada hari kemarin, maka kita mengingatnya kembali dengan melestarikan seni tradisi yang kita miliki," kata Ade.
Ia berharap perayaan se-abad Desa Neglasari dapat meningkatkan silaturahmi dan kebersamaan antar warga, serta salah satu upaya mewujudkan bangsa menjadi lebih besar dengan mencintai budaya, seni dan tradisi sendiri.

Ia menjelaskan sejarah keberadaan Desa Neglasari berawal dari nama Desa Pasir Angin pada zaman kolonial yang diantaranya hingga sekarang suatu kampung yang masih mempertahankan adat, tradisi dan budaya yakni Kampung Naga.

Pada zaman berdirinya Desa Pasir Angin orang yang memimpin daerahnya atau disebut Kuwu merupakan kakek dari Ade Suherlin yakni Eyang Arbasan.

Kemudian Eyang Arbasan mengubah nama Desa Pasir Angin menjadi Desa Neglasari yang awalnya gabungan dua daerah dari ujung barat Kampung Negla dan Desa Bantarsari sehingga diambil kata dari negla dan sari.***6***



(U.KR-FPM/B/Y003/Y003)

Pewarta:

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011