PMI Kabupaten Sukabumi bersama petugas kesehatan Puskesmas Purabaya segera menangani pengungsi korban tanah bergerak di Kampung Cigulusur yang mulai terserang penyakit.
"Lebih dari 20 pengungsi yang kami periksa kesehatannya mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lanjut usia. Kebanyakanya dari mereka sudah mulai terkena penyakit, meskipun sakit yang dialaminya masih ringan," kata Staf Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi Dikdik Maulana di Sukabumi, Sabtu,.
Pengungsi yang berasal dari RT 01/01, Desa Margaluyu, Kecamatan Purabaya ini rata-rata mengalami penyakit gatal-gatal, lambung, hingga tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kemudian ada juga warga yang mengeluh kelelahan dan pegal-pegal karena harus tidur dan beristirahat dengan alas seadanya di tempat mengungsi.
Menurut Dikdik, penyintas bencana pergerakan tanah yang mulai terserang penyakit sudah diberikan obat untuk meringankan gejala penyakitnya, serta pemberian vitamin agar kondisi kesehatannya tetap terjaga.
Selain melakukan pemeriksaan kesehatan, PMI pun sudah menyiagakan sejumlah personel dan peralatan untuk mendukung operasional serta kendaraan roda empat yang bisa digunakan kapan saja untuk mengevakuasi warga.
Kemudian logistik berupa makanan pun sudah disiapkan untuk diberikan kepada para warga yang terdampak bencana, tidak kalah penting PMI tetap mengimbau warga untuk tetap menerapkan protokol kesehatan di pengungsian karena saat ini masih pandemi dengan tujuan untuk antiispasi penyebaran COVID-19 di lokasi bencana.
"Kami pun menyebar masker untuik pengungsi dan kami harap warga tetap menerapkan prorokol kesehatan selama di pengungsian. Jangan sampai selamat dari bencana alam tapi menjadi korban penularan COVID-19," tambahnya.
Ia mengatakan dalam melaksanakan operasi kemanusiaan di lokasi bencana pergerakan tanah, tentu pihaknya selalu berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sukabumi maupun petugas keamanan baik dari TNI maupun Polri serta bekerjasama dengan lembaga/komunitas lainnya.
Data sementara dari BPBD Kabupaten Sukabumi jumlah warga yang terdampak sebanyak delapan kepala keluarga atau 25 jiwa dan rumah enam unit. Kemudian, terancam bencana pergerakan tanah sebanyak 18 KK atau 29 jiwa serta rumah sembilan unit. Data kejadian ini masih sementara karena setiap harinya akan dilakukan perbaruan oleh petugas terkait.
Baca juga: Puluhan warga Cigulusur Sukabumi pilih mengungsi akibat likuifaksi
Baca juga: PMI ungsikan korban pergerakan tanah di Cigulusur Sukabumi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Lebih dari 20 pengungsi yang kami periksa kesehatannya mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lanjut usia. Kebanyakanya dari mereka sudah mulai terkena penyakit, meskipun sakit yang dialaminya masih ringan," kata Staf Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi Dikdik Maulana di Sukabumi, Sabtu,.
Pengungsi yang berasal dari RT 01/01, Desa Margaluyu, Kecamatan Purabaya ini rata-rata mengalami penyakit gatal-gatal, lambung, hingga tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kemudian ada juga warga yang mengeluh kelelahan dan pegal-pegal karena harus tidur dan beristirahat dengan alas seadanya di tempat mengungsi.
Menurut Dikdik, penyintas bencana pergerakan tanah yang mulai terserang penyakit sudah diberikan obat untuk meringankan gejala penyakitnya, serta pemberian vitamin agar kondisi kesehatannya tetap terjaga.
Selain melakukan pemeriksaan kesehatan, PMI pun sudah menyiagakan sejumlah personel dan peralatan untuk mendukung operasional serta kendaraan roda empat yang bisa digunakan kapan saja untuk mengevakuasi warga.
Kemudian logistik berupa makanan pun sudah disiapkan untuk diberikan kepada para warga yang terdampak bencana, tidak kalah penting PMI tetap mengimbau warga untuk tetap menerapkan protokol kesehatan di pengungsian karena saat ini masih pandemi dengan tujuan untuk antiispasi penyebaran COVID-19 di lokasi bencana.
"Kami pun menyebar masker untuik pengungsi dan kami harap warga tetap menerapkan prorokol kesehatan selama di pengungsian. Jangan sampai selamat dari bencana alam tapi menjadi korban penularan COVID-19," tambahnya.
Ia mengatakan dalam melaksanakan operasi kemanusiaan di lokasi bencana pergerakan tanah, tentu pihaknya selalu berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sukabumi maupun petugas keamanan baik dari TNI maupun Polri serta bekerjasama dengan lembaga/komunitas lainnya.
Data sementara dari BPBD Kabupaten Sukabumi jumlah warga yang terdampak sebanyak delapan kepala keluarga atau 25 jiwa dan rumah enam unit. Kemudian, terancam bencana pergerakan tanah sebanyak 18 KK atau 29 jiwa serta rumah sembilan unit. Data kejadian ini masih sementara karena setiap harinya akan dilakukan perbaruan oleh petugas terkait.
Baca juga: Puluhan warga Cigulusur Sukabumi pilih mengungsi akibat likuifaksi
Baca juga: PMI ungsikan korban pergerakan tanah di Cigulusur Sukabumi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021