Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah akan terus mendorong terwujudnya harga eceran tertinggi (HET) garam rakyat karena pemerintah berkomitmen mewujudkan kesejahteraan petani garam lokal.

“Kita harus mencari keseimbangan antara garam impor dan garam produksi lokal, karena kalau bukan kita yang memikirkan nasib para petani garam, siapa lagi?” kata Moeldoko dalam Rapat Koordinasi Prakondisi HET Minimum Garam Rakyat bersama kementerian/lembaga terkait di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa, sebagaimana siaran pers.

Berdasarkan informasi Kantor Staf Presiden, harga garam di tingkat petani masih belum menunjukkan kenaikan. Bahkan, petani garam di Cirebon, Jawa Barat, beberapa waktu lalu melaporkan langsung kepada Moeldoko bahwa harga garam sempat berada di bawah Rp400 per kg.



Para petani mengeluhkan kebijakan impor garam yang mengakibatkan harga garam rakyat anjlok. Oleh karena itu, petani garam meminta pemerintah untuk membuat kebijakan yang membantu menjaga kestabilan harga melalui HET.

“Harga garam sampai saat ini tidak memberikan kepastian dan keuntungan bagi para petani. Petani garam sama dengan petani lainnya, mereka selalu diombang-ambingkan harga,” kata Moeldoko.



Moeldoko mengatakan bahwa KSP bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta kementerian/lembaga lainnya telah melakukan koordinasi untuk mengatur tata niaga garam.

Dia berharap ke depan tidak ada lagi impor garam oleh pihak ketiga karena garam akan diimpor industri atau produsen sehingga mencegah terjadinya impor berlebihan yang dapat menghancurkan pasar dan berdampak pada petani garam.

Baca juga: Moeldoko: Impor garam tak lagi melalui pihak ketiga

Baca juga: Stok garam rakyat Kabupaten Cirebon mencapai 136 ribu ton

Baca juga: Presiden rapat terbatas soal peningkatan penyerapan garam rakyat

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021