ANTARAJAWABARAT, 27/5 - Pemerintah mengimbau perbankan nasional menanggapi positif pertumbuhan sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sekaligus meluruskan persepsi terhadap salah satu industri unggulan nasional itu.

"Pertumbuhan sektor TPT pada 2010 lalu cukup signifikan dan memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan pasar di tahun-tahun mendatang, tak ada alasan perbankan memasukannya ke dalam 'sunset industry'," kata Dirjen Kerja sama Internasional Kementerian Perindustrian RI, Agus Tjahyana dalam Dialog Tekstil Nasional di Kantor Bank Indonesia Bandung, Jumat.

Menurut Agus, industri tekstil dan produk tekstil nasional saat ini dalam pertumbuhan yang menjanjikan dan tetap merupakan primadona ekspor Indonesia.

Berdasarkan peringkat ekspor dan pertumbuhan pasar tekstil, Indonesia selalu berada di lima besar bersama China, Amerika, India, Uni Eropa dan Korea Selatan.

Sedangkan di pasar dunia, produk TPT Indonesia masih memiliki daya saing dan mendapat respon pasar yang cukup konsisten.

Meski demikian Tjahyana mengakui, pertumbuhan industri TPT Vietnam dan Bangladesh sehingga menjadi salah satu pesaing Indonesia.

"Pertumbuhan sektor TPT pada 2010 di atas enam persen, itu positif. Jadi salah besar bila memasukan industri TPT ke dalam 'sunset industry'," katanya.

Ia meminta kalangan perbankan nasional 'mengklarifikasi' pendapat seperti itu karena sangat merugikan sektor industri TPT yang sebenarnya memerlukan dukungan untuk terus bangkit dan tumbuh.

Agus Tjahyana menyebutkan, pada 2010 industry TPT termasuk dalam kelompok industri terbesar penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) maupun penyumbang ekspir bagi perekonomian nasional, disamping mennyerap tenaga kerja yang signifikan.

"Industri TPT yang tercatat menyerap 1,4 juta tenaga kerja, dari total 107,4 tenaga kerja pada 2010. Jumlah itu belum termasuk yang bekerja di sektor UMKM TPT sehingga jumlah penyerapan tenaga kerja di industri TPT sangat signifikan," kata Tjahyana.

Berdasarkan data Bank Indonesia, hingga April 2011, pangsa kredit ke sub sektor industri TPT masih rendah yakni sebesar 2,19 persen dengan angka pertumbuhan kredit tercatat 19,4 persen.

Angka tersebut masih lebih rendah dari pertumbuhan total kredit secara nasional sebesar 23,1 persen.

Dalam rangka menciptakan kesepahaman antara kalangan perbankan dengan industri TPT, Bank Indonesia Bandung menggelar Dialog Tekstil Nasional yang dihadiri pimpinan perbankan dan pengusaha TPT.

"Dialog ini untukum memberikan pemahaman bagi kalangan perbankan dalam memahami permasalahan dan prospek industri TPT, sehingga diharapkan bisa menciptakan sinergitas dalam pengembangan TPT sebagai salah satu sektor strategis perekonomian nasional," kata Pimpinan BI Bandung, Lucky Fathul Azis.

Dialog tersebut menghadirkan pembicara Agus Tjahyana dari Kementerian Perindustrian RI, Deddy Saleh Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Ade Sudradjat (Asosiasi Pertekstilan Indonesia), Ryan Kiryanto (Chief Economic BNI).

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011