Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina) Komaruddin Simanjuntak menyatakan pihaknya telah mengistirahatkan tujuh orang wasit dan hakim "bermasalah" memasuki hari kelima penyelenggaraan pertandingan cabang olahraga tinju Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
Komaruddin menyatakan langkah itu ditempuh sebagai bentuk evaluasi rutin terhadap wasit dan hakim yang dinilai tidak memberi penilaian secara objektif selama bertugas di PON Papua.
"Setiap evaluasi kalau ada yang kontroversial saya kumpulkan, kita lihat logikanya mana yang benar," kata Komaruddin ditemui di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Sabtu.
"Dampaknya kalau ada yang nakal saya istirahatkan. Mereka sudah tidak jadi wasit lagi sekarang," ujarnya menambahkan.
Cabang olahraga tinju PON Papua dipertandingkan sejak Rabu (6/10), bahkan pada hari pertama sudah terjadi keputusan kontroversial yang memaksa Komaruddin naik ring untuk menenangkan ofisial maupun penonton yang hadir di GOR Cendrawasih.
Kontroversi selepas petinju tuan rumah Hana Kendi dinyatakan menang angka atas petinju Papua Barat Merlin Tomalata dalam babak penyisihan kelas terbang ringan (45-48 kg) putri.
Selepas kejadian itu, Komaruddin menyatakan sudah menyampaikan kepada hakim dan wasit ancaman pembebasan tugas jika ditemukan keputusan yang tidak sesuai.
"Setelah pertandingan hari pertama tiga orang saya istirahatkan," katanya.
"Hari ketiga saya istirahatkan dua orang, hari keempat saya istirahatkan dua lagi, jadi sekarang sudah saya istirahatkan tujuh orang," ujar Komaruddin melengkapi.
Kericuhan dengan skala yang lebih besar sempat terjadi pada Jumat (8/10), saat petinju DKI Jakarta Jill Mandagie tidak terima atas keputusan wasit yang memenangkan lawannya Lucky Mira Agusto Hari asal Nusa Tenggara Timur dalam pertandingan perempat final kelas bantam (52-56 kg) putra.
Reaksi tidak terpuji yang diperlihatkan Jill Mandagie bahkan memancing sejumlah panitia pertandingan hingga penonton mengirimkan bogem mentah kepada petinju berusia 25 tahun itu.
Komaruddin menyatakan pihak yang terlibat sudah ditindak, sementara Jill Mandagie terancam sanksi karena telah memicu kegaduhan.
"Atletnya akan kena sanksi secara etika, harusnya tidak gaduh jadi gaduh. Soal ancaman beratnya sanksi, saya harus pastikan dulu dengan AD/ART Pertina," tutup Komaruddin.
Cabang olahraga tinju PON Papua memperebutkan 17 medali emas yang bakal berlangsung hingga rangkaian partai final pada Rabu (13/10) di GOR Cendrawasih.
Baca juga: Pesilat suami istri kompak sebut penyelenggaraan PON XX Papua bagus
Baca juga: Suami istri beda kontingen berpeluang sama-sama rebut emas PON Papua
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Komaruddin menyatakan langkah itu ditempuh sebagai bentuk evaluasi rutin terhadap wasit dan hakim yang dinilai tidak memberi penilaian secara objektif selama bertugas di PON Papua.
"Setiap evaluasi kalau ada yang kontroversial saya kumpulkan, kita lihat logikanya mana yang benar," kata Komaruddin ditemui di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Sabtu.
"Dampaknya kalau ada yang nakal saya istirahatkan. Mereka sudah tidak jadi wasit lagi sekarang," ujarnya menambahkan.
Cabang olahraga tinju PON Papua dipertandingkan sejak Rabu (6/10), bahkan pada hari pertama sudah terjadi keputusan kontroversial yang memaksa Komaruddin naik ring untuk menenangkan ofisial maupun penonton yang hadir di GOR Cendrawasih.
Kontroversi selepas petinju tuan rumah Hana Kendi dinyatakan menang angka atas petinju Papua Barat Merlin Tomalata dalam babak penyisihan kelas terbang ringan (45-48 kg) putri.
Selepas kejadian itu, Komaruddin menyatakan sudah menyampaikan kepada hakim dan wasit ancaman pembebasan tugas jika ditemukan keputusan yang tidak sesuai.
"Setelah pertandingan hari pertama tiga orang saya istirahatkan," katanya.
"Hari ketiga saya istirahatkan dua orang, hari keempat saya istirahatkan dua lagi, jadi sekarang sudah saya istirahatkan tujuh orang," ujar Komaruddin melengkapi.
Kericuhan dengan skala yang lebih besar sempat terjadi pada Jumat (8/10), saat petinju DKI Jakarta Jill Mandagie tidak terima atas keputusan wasit yang memenangkan lawannya Lucky Mira Agusto Hari asal Nusa Tenggara Timur dalam pertandingan perempat final kelas bantam (52-56 kg) putra.
Reaksi tidak terpuji yang diperlihatkan Jill Mandagie bahkan memancing sejumlah panitia pertandingan hingga penonton mengirimkan bogem mentah kepada petinju berusia 25 tahun itu.
Komaruddin menyatakan pihak yang terlibat sudah ditindak, sementara Jill Mandagie terancam sanksi karena telah memicu kegaduhan.
"Atletnya akan kena sanksi secara etika, harusnya tidak gaduh jadi gaduh. Soal ancaman beratnya sanksi, saya harus pastikan dulu dengan AD/ART Pertina," tutup Komaruddin.
Cabang olahraga tinju PON Papua memperebutkan 17 medali emas yang bakal berlangsung hingga rangkaian partai final pada Rabu (13/10) di GOR Cendrawasih.
Baca juga: Pesilat suami istri kompak sebut penyelenggaraan PON XX Papua bagus
Baca juga: Suami istri beda kontingen berpeluang sama-sama rebut emas PON Papua
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021