Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat terus membuka akses internet di desa pelosok selatan Garut untuk memberikan kemudahan pelayanan pemerintahan maupun masyarakat dalam meningkatkan pendidikan dan menumbuhkan perekonomian berbasis internet.
"Saya berharap ini adalah komitmen kita, di manapun kita berada kita mendapatkan akses yang luar biasa, (jadi) tidak ada lagi alasan di sekitar pemerintahan ada yang 'blank spot'," kata Bupati Garut Rudy Gunawan melalui siaran pers di Garut, Kamis.
Ia menuturkan Pemkab Garut melalui Dinas Komunikasi dan Informatika telah mencanangkan program Merdeka Internet (Garment) dan Garut Caang Informasi (Gacor) dengan sasaran desa yang selama ini daerahnya sulit mendapatkan akses jaringan internet.
Sejumlah desa di pelosok Garut, kata dia, sudah mendapatkan program Garment dan Gacor, terbaru yaitu di Desa Indralayang, Kecamatan Caringin yang saat ini masyarakatnya sudah dengan mudah mengakses jaringan internet.
Bupati berharap Desa Indralayang yang sejak Rabu (29/9) sudah bebas mengakses internet dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, dan tidak digunakan untuk sesuatu yang negatif.
"Saya berharap ini dimanfaatkan dengan baik untuk pendidikan dan peningkatan ekonomi, tapi saya mohon nitip kepada para ulama, kepada para guru, jangan sampai internet ini mempunyai akses yang negatif," kata Bupati.
Ia mengungkapkan program membuka akses internet di pelosok desa bertujuan untuk menuju pemerintahan di Garut berbasis elektronik yang ditargetkan terwujud tahun 2022.
"2022 hal yang berhubungan dengan penganggaran, dan sistem pemerintahan itu harus berbasis elektronik," kata Bupati.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Garut Muksin menambahkan program Garment dan Gacor bertujuan untuk menunjang pelaksanaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di lingkungan Pemkab Garut.
Terutama, lanjut dia, untuk penyediaan layanan infrastruktur informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan layanan publik bagi masyarakat Garut sehingga pelayanan lebih optimal.
"Khususnya di wilayah yang sulit mendapatkan akses jaringan komunikasi atau 'blank spot'," katanya.
Sebelumnya, Pemkab Garut sudah membebaskan daerah pelosok dari kesulitan mendapatkan akses jaringan internet yakni di Desa Purwajaya, Kecamatan Peundeuy.
Pemkab Garut menganggarkan sebesar Rp10 miliar untuk membuka jaringan internet di pelosok desa agar masyarakat semakin maju dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Program itu menargetkan seluruh desa sebanyak 421 desa dan 21 kelurahan sudah terkoneksi atau terlayani jaringan internet pada 2021.
Baca juga: 12 desa di Garut terbebas dari area "blank spot" internet
Baca juga: Pemkab Garut alokasikan Rp10 miliar untuk jaringan internet di pedesaan
Baca juga: Diskominfo Kabupaten Garut perluas layanan jaringan internet hingga pelosok desa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Saya berharap ini adalah komitmen kita, di manapun kita berada kita mendapatkan akses yang luar biasa, (jadi) tidak ada lagi alasan di sekitar pemerintahan ada yang 'blank spot'," kata Bupati Garut Rudy Gunawan melalui siaran pers di Garut, Kamis.
Ia menuturkan Pemkab Garut melalui Dinas Komunikasi dan Informatika telah mencanangkan program Merdeka Internet (Garment) dan Garut Caang Informasi (Gacor) dengan sasaran desa yang selama ini daerahnya sulit mendapatkan akses jaringan internet.
Sejumlah desa di pelosok Garut, kata dia, sudah mendapatkan program Garment dan Gacor, terbaru yaitu di Desa Indralayang, Kecamatan Caringin yang saat ini masyarakatnya sudah dengan mudah mengakses jaringan internet.
Bupati berharap Desa Indralayang yang sejak Rabu (29/9) sudah bebas mengakses internet dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, dan tidak digunakan untuk sesuatu yang negatif.
"Saya berharap ini dimanfaatkan dengan baik untuk pendidikan dan peningkatan ekonomi, tapi saya mohon nitip kepada para ulama, kepada para guru, jangan sampai internet ini mempunyai akses yang negatif," kata Bupati.
Ia mengungkapkan program membuka akses internet di pelosok desa bertujuan untuk menuju pemerintahan di Garut berbasis elektronik yang ditargetkan terwujud tahun 2022.
"2022 hal yang berhubungan dengan penganggaran, dan sistem pemerintahan itu harus berbasis elektronik," kata Bupati.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Garut Muksin menambahkan program Garment dan Gacor bertujuan untuk menunjang pelaksanaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di lingkungan Pemkab Garut.
Terutama, lanjut dia, untuk penyediaan layanan infrastruktur informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan layanan publik bagi masyarakat Garut sehingga pelayanan lebih optimal.
"Khususnya di wilayah yang sulit mendapatkan akses jaringan komunikasi atau 'blank spot'," katanya.
Sebelumnya, Pemkab Garut sudah membebaskan daerah pelosok dari kesulitan mendapatkan akses jaringan internet yakni di Desa Purwajaya, Kecamatan Peundeuy.
Pemkab Garut menganggarkan sebesar Rp10 miliar untuk membuka jaringan internet di pelosok desa agar masyarakat semakin maju dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Program itu menargetkan seluruh desa sebanyak 421 desa dan 21 kelurahan sudah terkoneksi atau terlayani jaringan internet pada 2021.
Baca juga: 12 desa di Garut terbebas dari area "blank spot" internet
Baca juga: Pemkab Garut alokasikan Rp10 miliar untuk jaringan internet di pedesaan
Baca juga: Diskominfo Kabupaten Garut perluas layanan jaringan internet hingga pelosok desa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021