Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (Jabar) Dedi Taufik menyatakan hingga saat ini vaksinasi COVID-19 untuk pelaku industri pariwisata di wilayah itu telah menyasar 28 ribu orang.

"Jadi ini rangkaikan dalam sebuah acara. Intinya kita ingin mengangkat dan mengajak seluruh kalangan untuk berperan serta, termasuk para pelaku industri pariwisata di Jawa Barat yang mencapai 96.545 (orang, red.). Sejauh ini yang sudah divaksin mencapai 28.000-an. Selain pelaku industri pariwisata juga para seniman, budayawan, dan masyarakat umum untuk melakukan vaksinasi," katanya di Bandung, Senin.

Ditemui di sela-sela acara Vaksinasi Untuk Pelaku Industri Pariwisata dan Masyarakat di Pusdikkav Padalarang, Kabupaten Bandung Barat oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan sasaran 7.500 orang, dia mengatakan, vaksinasi tersebut tahap kedua yang dirangkaikan dengan Hari Pariwisata Dunia.

Dia menuturkan acara tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkolaborasi dengan Dispabud Jabar, Pemkab Bandung Barat dan Pusdikav, serta pihak lain.

Dia mengapresiasi tingginya animo masyarakat untuk mengikuti vaksinasi COVID-19. Hal tersebut langkah positif dalam upaya percepatan vaksinasi.

"Antusiasmenya sangat luar biasa. Hari pertama 1.500 orang, hari ke dua 1.500 orang, kemarin 2.018, sekarang 1.500 orang. Targetnya pasti tercapai," kata dia.

Dia menambahkan vaksinasi yang bertujuan membentuk kekebalan komunal sebagai penting, apalagi Jawa Barat saat ini sudah lepas dari zona merah menjadi zona oranye menuju zona kuning pandemi COVID-19.

Wilayah kabupaten/kota di Jabar yang saat ini menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat  level 3 terdapat 17 daerah dan level 2 tercatat 10 daerah.

"Semoga ke depan pariwisata segera bangkit. 'Herd immunity' (kekebalan komunal) itu penting, sehingga kita menyiapkan pranata di lapangan salah satunya 'early warning' (peringatan dini) melalui 'rapid' (tes cepat) antigen di tempat wisata untuk awal kita melakukan
3T (tracing, treasing, dan treatment)," ujar Dedi.

Pihaknya melakukan pendekatan dengan aplikasi PeduliLindungi, sedangkan di beberapa daerah di Jawa Barat PPKM level 3 dan 2, sudah dilakukan uji coba penerapan aplikasi PeduliLindungi.

"Ini merupakan langkah bagus kesiapan kita di dunia pariwisata, selain aplikasi kita kedepankan juga persyaratannya adalah vaksin (sertifikat vaksinasi, red.), juga melalui aplikasi PeduliLindungi dan 'early warning'-nya 'rapid' antigen. Itu langkah untuk 'reborn tourism' (pemulihan pariwisata) di Jawa Barat ini. 'Dont Panic-DoVaksin-Go Picnic'," ujar dia.

Baca juga: Seribuan pelaku wisata di Cianjur telah divaksin COVID-19

Baca juga: Disparbud Garut dorong pelaku wisata untuk divaksinasi COVID

Baca juga: 2.060 pelaku usaha wisata di kawasan Puncak Bogor jalani vaksinasi

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021