Salah satu UMKM binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang tergabung dalam Wirausaha Unggulan Bank Indonesia (WUBI) yakni Sagarayasa berhasil mengolah limbah tekstil menjadi kain tenun yang memiliki nilai jual tinggi.
"Kami itu sebenarnya baru ya berdirinya karena kami itu dari alumni WUBI tahun 2021. Jadi Sagarayasa itu gabungan dari empat brand fashion," kata salah seorang penggagas Sagarayasa Achi Astri pada acara Showcasing Karya Kreatif Indonesia (KKI) Jawa Barat 2021 yang mengusung tema “Green Growth Economy; Lestari Alamku, Lestari Bisnisku” di Bandung, Kamis.
Sagarayasa yang berdiri pada 12 Juni 2021 ini ialah salah satu kolaborasi UMKM yang berinovasi mengimplementasikan konsep "Green Economy".
"Jadi kita yang terdiri 4 brand fashion ini memiliki visi dan misi yang sama yakni mengusung semangat fashion yang berkelanjutan. Karena seperti yang kita tahun bahwa industri fashion itu penyumbang polutan nomor dua di dunia," kata dia.
Atas dasar kecintaan kepada lingkungan dan semangat fashion berkelanjutan, kata Achi maka dirinya dan tiga rekan lainnya mendirikan merek Sagarayasa yakni dengan menciptakan produk fashion yang ramah lingkungan.
"Jadi kami mengolah limbah tekstil yang diolah menjadi benang, benang dipintal menjadi kain yang ditenun dan didesain menjadi baju 'ready to wear'," kata dia.
Baju dari kain tenun ramah lingkungan tersebut dikreasikan menjadi sejumlah pakaian yang bernilai ekonomis.
"Baju kita itu bisa dipesan sesuai dengan pesanan konsumen. Untuk harganya itu dikisaran yang terendah Rp300 ribu sampai yang paling mahal Rp4,5 juta," kata dia.
Produk fashion Sagarayasa sendiri sudah pernah ditampilkan di sebuah acara pameran di Sydney Australia.
Selain itu, lanjut Achi, keberadaan Sagarayasa juga dirasakan oleh warga sekitar.
"Ibu-ibu rumah tangga yang enggak ada kerjaan akibat terdampak pandemi juga kita berdayakan. Seperti ibu-ibu di Kampung Sayang, di Banjaran, Kabupaten Bandung," kata dia.
Baca juga: BI dan ISEI luncurkan Regional Economist Forum Jawa Barat
Baca juga: Pembangunan infrastruktur kunci penting peningkatan ekonomi Jawa Barat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kami itu sebenarnya baru ya berdirinya karena kami itu dari alumni WUBI tahun 2021. Jadi Sagarayasa itu gabungan dari empat brand fashion," kata salah seorang penggagas Sagarayasa Achi Astri pada acara Showcasing Karya Kreatif Indonesia (KKI) Jawa Barat 2021 yang mengusung tema “Green Growth Economy; Lestari Alamku, Lestari Bisnisku” di Bandung, Kamis.
Sagarayasa yang berdiri pada 12 Juni 2021 ini ialah salah satu kolaborasi UMKM yang berinovasi mengimplementasikan konsep "Green Economy".
"Jadi kita yang terdiri 4 brand fashion ini memiliki visi dan misi yang sama yakni mengusung semangat fashion yang berkelanjutan. Karena seperti yang kita tahun bahwa industri fashion itu penyumbang polutan nomor dua di dunia," kata dia.
Atas dasar kecintaan kepada lingkungan dan semangat fashion berkelanjutan, kata Achi maka dirinya dan tiga rekan lainnya mendirikan merek Sagarayasa yakni dengan menciptakan produk fashion yang ramah lingkungan.
"Jadi kami mengolah limbah tekstil yang diolah menjadi benang, benang dipintal menjadi kain yang ditenun dan didesain menjadi baju 'ready to wear'," kata dia.
Baju dari kain tenun ramah lingkungan tersebut dikreasikan menjadi sejumlah pakaian yang bernilai ekonomis.
"Baju kita itu bisa dipesan sesuai dengan pesanan konsumen. Untuk harganya itu dikisaran yang terendah Rp300 ribu sampai yang paling mahal Rp4,5 juta," kata dia.
Produk fashion Sagarayasa sendiri sudah pernah ditampilkan di sebuah acara pameran di Sydney Australia.
Selain itu, lanjut Achi, keberadaan Sagarayasa juga dirasakan oleh warga sekitar.
"Ibu-ibu rumah tangga yang enggak ada kerjaan akibat terdampak pandemi juga kita berdayakan. Seperti ibu-ibu di Kampung Sayang, di Banjaran, Kabupaten Bandung," kata dia.
Baca juga: BI dan ISEI luncurkan Regional Economist Forum Jawa Barat
Baca juga: Pembangunan infrastruktur kunci penting peningkatan ekonomi Jawa Barat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021