Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) Pembaharuan Cabang Cianjur, Jawa Barat, mengharapkan dinas terkait di Pemkab Cianjur dapat memberdayakan mantan Pekerja Migran Indonesia menjadi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Ketua Astakira Pembaharuan Cianjur, Ali Hildan di Cianjur Kamis, mengatakan saat ini minat warga Cianjur untuk bekerja ke luar negeri masih tinggi, terutama ke Timur Tengah, meski risiko yang ditanggung cukup tinggi.
"Ini menjadi tugas bersama pemerintah daerah, bagaimana caranya menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga yang masih berminat atau mantan pekerja migran agar tidak lagi berangkat ke luar negeri dengan dalih meningkatkan perekonomian keluarga," katanya.
Sejak beberapa tahun terakhir, pihaknya sudah memberikan pembinaan bagi 1.500 orang mantan pekerja migran dan beberapa kali pelatihan, agar dapat memiliki usaha serta tidak lagi tergiur berangkat ke luar negeri.
Namun, upaya tersebut terganjal permodalan dan perhatian dari pemerintah daerah, sehingga dari 42 kelompok purna, hanya beberapa kelompok yang sukses menjalankan usaha seperti produksi bika ambon dan kerajinan tangan.
Untuk mengembangkan program yang sudah berjalan, ia mengharapkan dinas terkait atau pemkab dapat memberikan pelatihan secara rutin ditambah bantuan modal bagi purna pekerja migran, agar dapat bekerja tanpa harus jauh dari rumah.
"Sesuai dengan undang-undang nomor 18 tahun 2017 tentang perlindungan pekerja migran Indonesia, pertama perlindungan sebelum bekerja, perlindungan sedang bekerja dan perlindungan setelah bekerja, dimana di dalamnya tercantum peran dan fungsi pemerintah hingga desa," katanya.
Sebelumnya, Wakil Bupati Cianjur, TB Mulyana Syahrudin, menargetkan berdirinya 1 juta UMKM di Cianjur dalam program 100 hari, sebagai upaya memulihkan ekonomi yang terpuruk selama pandemi.
Program tersebut juga mencakup bagi purna pekerja migran di Cianjur, yang tidak hanya memberikan pemberdayaan dan pelatihan, tetapi juga bantuan permodalan hingga pemasaran produk.
"Kita akan menggandeng berbagai kalangan, untuk memberikan pembinaan dan pelatihan, khusus untuk purna pekerja migran, kita akan melatih mereka menjadi pelaku UMKM yang sesuai dengan keahlian dan kebutuhan wisata khususnya wisatawan asing," katanya.
Baca juga: Belasan rumah di Cibeber Cianjur rusak akibat bencana alam
Baca juga: Penyebab Cianjur masih PPKM level 2
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Ketua Astakira Pembaharuan Cianjur, Ali Hildan di Cianjur Kamis, mengatakan saat ini minat warga Cianjur untuk bekerja ke luar negeri masih tinggi, terutama ke Timur Tengah, meski risiko yang ditanggung cukup tinggi.
"Ini menjadi tugas bersama pemerintah daerah, bagaimana caranya menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga yang masih berminat atau mantan pekerja migran agar tidak lagi berangkat ke luar negeri dengan dalih meningkatkan perekonomian keluarga," katanya.
Sejak beberapa tahun terakhir, pihaknya sudah memberikan pembinaan bagi 1.500 orang mantan pekerja migran dan beberapa kali pelatihan, agar dapat memiliki usaha serta tidak lagi tergiur berangkat ke luar negeri.
Namun, upaya tersebut terganjal permodalan dan perhatian dari pemerintah daerah, sehingga dari 42 kelompok purna, hanya beberapa kelompok yang sukses menjalankan usaha seperti produksi bika ambon dan kerajinan tangan.
Untuk mengembangkan program yang sudah berjalan, ia mengharapkan dinas terkait atau pemkab dapat memberikan pelatihan secara rutin ditambah bantuan modal bagi purna pekerja migran, agar dapat bekerja tanpa harus jauh dari rumah.
"Sesuai dengan undang-undang nomor 18 tahun 2017 tentang perlindungan pekerja migran Indonesia, pertama perlindungan sebelum bekerja, perlindungan sedang bekerja dan perlindungan setelah bekerja, dimana di dalamnya tercantum peran dan fungsi pemerintah hingga desa," katanya.
Sebelumnya, Wakil Bupati Cianjur, TB Mulyana Syahrudin, menargetkan berdirinya 1 juta UMKM di Cianjur dalam program 100 hari, sebagai upaya memulihkan ekonomi yang terpuruk selama pandemi.
Program tersebut juga mencakup bagi purna pekerja migran di Cianjur, yang tidak hanya memberikan pemberdayaan dan pelatihan, tetapi juga bantuan permodalan hingga pemasaran produk.
"Kita akan menggandeng berbagai kalangan, untuk memberikan pembinaan dan pelatihan, khusus untuk purna pekerja migran, kita akan melatih mereka menjadi pelaku UMKM yang sesuai dengan keahlian dan kebutuhan wisata khususnya wisatawan asing," katanya.
Baca juga: Belasan rumah di Cibeber Cianjur rusak akibat bencana alam
Baca juga: Penyebab Cianjur masih PPKM level 2
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021