Bandung, 1/4 (ANTARA) - Tujuh kota di Jawa Barat serempak mengalami deflasi sebesar 0,23 persen pada Maret 2011.

"Tibanya musim panen raya menyebabkan stok bahan pangan terutama beras melimpah, demikian halnya cabe dan komoditi lainya juga melimpah sedangkan komoditas lainnya tidak mengalami gejolak berarti," kata Kepala Kantor Badan Pusat Statistik Jawa Barat, Lukman Ismail di Bandung, Jumat.

Tujuh kota di Jawa Barat yang menjadi tolok ukur pemantauan indeks harga konsumen gabungan adalah Kota Bandung, Bekasi, Bogor, Depok, Cirebon, Banjar dan Kota Tasikmalaya.

Menurut Lukman, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah bahan makanan sebesar 1,76 persen. Sedangkan enam kelompok lainnya mengalami inflasi, namun tidak terlalu signifikan.

Inflasi tertinggi kelompok kesehatan 0,69 persen, pendidikan dan olahraga 0,64 persen, perumahan, bahan bakar dan gas 0,35 persen, sandang 0,29 persen, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,20 persen.

Sementara itu inflasi Januari hingga Maret 2011 sebesar 0,54 persen, sedangkan inflasi dalam 12 bulan terakhir sebesar 6,18 persen.

"Deflasi tertinggi terjadi di Kota Depok 0,77 persen dan terendah di Kota Bandung dan Bogor masing-masing 0,01 persen," kata Lukman Ismail.

Di lain fihak, ketersendatan angkutan barang di pelabuhan Merak banten memberi dampak, namun tidak terlalu besar dirasakan di Jabar.

"Pengaruh ketersendatan angkutan penyeberangan di Merak - Bakaheuni berpengaruh karena berakibat keterlambatan distribusi barang, namun pengaruhnya bagi Jabar kecil," kata Kepala BPS Jabar itu menambahkan.

(S033)


(T.S033/B/D009/C/D009)

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011