Bandung, 12/3 (ANTARA) - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat, kembali memulangkan lima orang tenaga kerja indonesia (TKI) bermasalah dari Malaysia, yang diduga menjadi korban perdagangan manusia atau "trafficking."
"Sebelumnya memang kami telah menjalin kerjasama dengan Konsulat Jenderal RI di Kuching Malaysia dan tadi siang kami berangkat ke sana untuk menjemput para TKI tersebut," kata Wakil Ketua P2TP2A Yenny Huriani, di Kantor P2TP2A Jawa Barat, Jalan RE Martadinata No2 Bandung, Jumat malam.

Kelima TKI bermasalah tersebut ialah Iroh Rohayati, Amah, Neni, Rohati dan Sarkoni, mereka masing-masing berasal dari daerah Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang dan Indramayu.

Menurut Yenny, selama satu bulan mereka ditampung di Konsulat Jenderal RI di Kuching Malaysia.

"Mereka ditampung di Konjen hampir satu bulan, masalahnya beragam ada yang lari karena tidak tahan disiksa dan dimarahin majikannya, ada yang dipermainkan oleh agennya dan ada juga yang diturunkan di tengah jalan yang memang mereka tidak tahu menahu tempatnya dan lain-lain," ujar Yenny.

Oleh karena itu, lanjut Yenny, untuk menjaga kasus serupa muncul lagi, P2TP2A Jawa Barat mengimbau masyarakat untuk lebih hati-hati bila akan bekerja di luar negeri.

Selain harus memiliki kemampuan dan keterampilan, juga menggunakan PJTKI yang resmi. Jawa Barat saat ini merupakan salah satu provinsi penyumbang TKI terbanyak di Indonesia.

Untuk sementara, kelima TKI tersebut akan ditampung di Kantor P2TP2A untuk diberikan bimbingan dan pendampingan sebelum mereka dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing.

Sementara itu, salah seorang TKI yang bermasalah Iroh Rohayati (42), menuturkan, dirinya terpaksa kabur dari rumah majikannya karena tidak tahan dengan siksaan yang ia dapat dari majikannya.

"Saya ngak kuat, setiap kali melakukan kesalahan pasti kena marah dan pukul," ujar perempuan asal Kabupaten Tasikmalaya tersebut.

Bahkan, akibat sering dipukul oleh majikannya, sebagian gigi Iroh lepas atau copot.

"Ini gigi saya jadi ompong gara-gara dipukul sama majikan, kadang saya bingung setelah majikan saya nyiksa saya dia itu biasa memeluk saya sambil nangis bahkan sujuk di depan saya minta maaf," ujarnya.



Ajat S

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011