Bupati Garut Rudy Gunawan berharap 1.300 mahasiswa yang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Garut (Uniga) menjadi duta penegakan protokol kesehatan (prokes) selain program kerja untuk memberdayakan masyarakat pedesaan saat pandemi COVID-19.

"Adanya mahasiswa yang masuk dalam program KKN ini akan memperkuat dan menjadi duta dalam penegakan protokol kesehatan," kata Bupati saat pelepasan KKN Mahasiswa Uniga secara virtual di Garut, Kamis.

Ia menyampaikan pelaksanaan KKN Uniga dilaksanakan di sekitar tempat tinggal mahasiswa yang diharapkan bisa lebih maksimal mengabdikan diri sebagai mahasiswa kepada masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

Mahasiswa yang sudah dibuat kelompoknya secara terbatas itu, kata Bupati, harus bisa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, berkolaborasi dengan pemerintah desa atau kelurahan dalam rangka melakukan langkah konkret di masa pandemi.

"Saya berharap KKN ini bisa menjadi bagian adanya pembuktian kampus, juga peduli terhadap pandemi COVID-19," kata Bupati.

Ia berharap adanya kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan di setiap desa maupun kelurahan akan memberikan dampak menurunnya kasus penyebaran COVID-19.

Selain angka penularan turun, kata dia, akan berdampak turunnya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang saat ini statusnya sudah Level 2 bisa menjadi Level 1 atau masuk pada adaptasi kebiasaan baru.

"Sekarang ini Garut sudah masuk ke Level 2, kami menargetkan satu bulan ke depan dari Level 2 masuk Level 1, masuk dalam adaptasi kebiasaan baru," katanya.

Bupati menyampaikan Uniga sebagai perguruan tinggi ternama itu telah melakukan langkah konkret dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, salah satunya dengan memberikan pengabdian dan mengaplikasikan hubungan antara institusi atau universitas dengan masyarakat.

Peran perguruan tinggi, kata Bupati, dinilai penting dalam situasi pandemi COVID-19 saat ini karena dunia pendidikan tidak boleh berhenti apalagi mundur, melainkan harus tetap maju membangun bangsa.

"Saya berpendapat Universitas Garut mengaplikasikan ini sebagai pertanggungjawaban akademis, di mana setiap mahasiswa harus mempunyai wawasan yang berhubungan dengan apa yang terjadi di masyarakat, apalagi di masa pandemi ini," kata Rudy.

Rektor Uniga Abdusy Syakur Amin dalam sambutannya menyampaikan motivasi dan semangat bagi mahasiswa yang hadir secara tatap muka maupun daring saat pelepasan mahasiswa KKN Uniga 2021.

Rektor menegaskan mahasiswa harus memiliki semangat dan terus berinovasi melakukan langkah-langkah yang memberikan manfaat untuk masyarakat luas, khususnya di tempat dilaksanakannya KKN.

"Ini menjadi tantangan ke depan, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang,
kita persiapkan semaksimal mungkin potensi yang ada dalam diri kita," katanya.

Ketua Pelaksana KKN Uniga Tendy Kusmayadi menambahkan KKN tahun ini diikuti sebanyak 1.300 mahasiswa dari berbagai jurusan dan tersebar di 84 desa dengan waktu pelaksanaan selama 32 hari mulai 26 Agustus 2021

Tendi menjelaskan tujuan KKN untuk meningkatkan sikap empati dan kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat, terutama membantu mahasiswa dalam menerapkan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan seni.

Selanjutnya melatih mahasiswa belajar bersama masyarakat untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam pembangunan, pemberdayaan masyarakat, serta untuk meningkatkan sikap empati dan kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat beserta problematikanya.

Baca juga: Pemkab Garut apresiasi kampus terapkan aturan wajib vaksinasi bagi mahasiswa

Baca juga: Mahasiswa Uniga ajari warga Garut buat hand sanitizer

Baca juga: 1.289 mahasiswa Universitas Garut siap berkreasi bantu warga di tengah COVID-19

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021