![pinterest](https://pinterest.com/pin/create/button/?url=https://jabar.antaranews.com/berita/30345/bi-cheking-bukan-kendala-pinjaman-kur&media=https://img.antaranews.com/cache/1200x800/no-image.jpg&description="BI CHEKING" BUKAN KENDALA PINJAMAN KUR){kind=link}
Tasikmalaya, 11/2 (ANTARA) - Kantor Bank Indonesia Tasikmalaya, Jawa Barat, menyatakan "BI Cheking" bukan kendala bagi masyarakat peminjam modal usaha dari program Pemerintah Kredit Usaha Rakyat (KUR) melainkan sebuah aturan agar penyalurannya benar.
"BI cheking itu bukan merupakan kendala dalam memberikan kredit, tapi sebagai upaya bahwa kredit itu dikucurkan secara sehat, tidak mengahalangi atau menghambat," kata Kepala Kantor BI Tasikmalaya, Isya Anshori kepada wartawan, Jumat.
Menurut dia ada ketentuan sesuai aturan dari pemerintah maupun perbankan agar memberikan kucuran modal usaha dari program KUR itu sesuai amanah.
"Kalau terjadi macet ditanggung asuransi, tetap ada amanah memberikan secara benar, kehati-hatian, itu ada kewenangan di bank," katanya.
Ia menjelaskan tidak semuanya masyarakat yang sudah mengajukan kredit ke bank tidak dapat mengambil dana dari KUR, misalnya masyarakat melakukan kredit rumah atau kendaraan bisa memperoleh dana KUR.
Kecuali, kata Isya, masyarakat yang masih berjalan mendapatkan kredit untuk kebutuhan modal usaha kepada salah satu perbankan tidak diperbolehkan mengambil KUR.
"Bagi pengusaha rumahan mendapatkan kredit tapi kredit untuk sepeda motor, sedangkan kredit untuk modal usaha belum, itu boleh," kata Isya.
Sementara itu pemberian modal usaha melalui KUR, kata Isya, dalam kurun waktu 2010 tercatat penyerapan modal usaha di Kota Tasikmalaya sebesar Rp46,6 miliiar dengan pemberian modal bervariasi dari mulai Rp5 juta hingga batas maksimal Rp500 juta.
Sebelumnya kucuran dana KUR dipertanyakan DPRD Kota Tasikmalaya dari komisi II yang membidangi ekonomi bahwa penyerapan dana KUR terhambat oleh adanya "BI Cheking".
Ketua Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya, Ade Ruhimat, mengatakan mendapatkan laporan dari masyarakat bahwa dana KUR sulit diperoleh karena berbagai kendala, salah satunya "BI Cheking".
"Kita berharap KUR itu memang benar-benar diserap oleh pengusaha kecil yang memang membutuhkan modal usaha," katanya.
Feri P
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
"BI cheking itu bukan merupakan kendala dalam memberikan kredit, tapi sebagai upaya bahwa kredit itu dikucurkan secara sehat, tidak mengahalangi atau menghambat," kata Kepala Kantor BI Tasikmalaya, Isya Anshori kepada wartawan, Jumat.
Menurut dia ada ketentuan sesuai aturan dari pemerintah maupun perbankan agar memberikan kucuran modal usaha dari program KUR itu sesuai amanah.
"Kalau terjadi macet ditanggung asuransi, tetap ada amanah memberikan secara benar, kehati-hatian, itu ada kewenangan di bank," katanya.
Ia menjelaskan tidak semuanya masyarakat yang sudah mengajukan kredit ke bank tidak dapat mengambil dana dari KUR, misalnya masyarakat melakukan kredit rumah atau kendaraan bisa memperoleh dana KUR.
Kecuali, kata Isya, masyarakat yang masih berjalan mendapatkan kredit untuk kebutuhan modal usaha kepada salah satu perbankan tidak diperbolehkan mengambil KUR.
"Bagi pengusaha rumahan mendapatkan kredit tapi kredit untuk sepeda motor, sedangkan kredit untuk modal usaha belum, itu boleh," kata Isya.
Sementara itu pemberian modal usaha melalui KUR, kata Isya, dalam kurun waktu 2010 tercatat penyerapan modal usaha di Kota Tasikmalaya sebesar Rp46,6 miliiar dengan pemberian modal bervariasi dari mulai Rp5 juta hingga batas maksimal Rp500 juta.
Sebelumnya kucuran dana KUR dipertanyakan DPRD Kota Tasikmalaya dari komisi II yang membidangi ekonomi bahwa penyerapan dana KUR terhambat oleh adanya "BI Cheking".
Ketua Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya, Ade Ruhimat, mengatakan mendapatkan laporan dari masyarakat bahwa dana KUR sulit diperoleh karena berbagai kendala, salah satunya "BI Cheking".
"Kita berharap KUR itu memang benar-benar diserap oleh pengusaha kecil yang memang membutuhkan modal usaha," katanya.
Feri P
Editor : Irawan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011