Philips Foundation memberikan bantuan berupa 126 unit oksigen konsentrator ke Posko COVID-19 di Provinsi Jawa Barat untuk kebutuhan pasien yang sedang menjalani perawatan.
"Sebagai organisasi dengan misi memberikan akses inklusif terhadap layanan kesehatan berkualitas, kami memahami bahwa wabah Corona memberikan tantangan lebih pada masyarakat yang kurang terlayani," kata Direktur Philips Foundation Margot Cooijmans melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis sore.
Margot mengatakan sebanyak 126 unit oksigen konsentrator tersebut merupakan konsentrator stasioner unik yang mudah digunakan, ringan dan mudah dibawa.
Perangkat ini memusatkan oksigen dari udara ruangan untuk dialirkan ke pasien yang membutuhkan oksigen aliran rendah dan dapat menghasilkan hingga lima liter oksigen per menit, kata Margot.
Bantuan tersebut diberikan kepada Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), sebagai wadah pemikir yang berfokus pada penguatan layanan kesehatan primer yang telah mendirikan enam posko berbasis berbasis komunitas di Jawa Barat.
Direktur Eksekutif CISDI Gatot Suarman mengatakan pihaknya dilibatkan oleh dinas kesehatan untuk terlibat dalam menangani kasus COVID-19 di Jawa Barat.
"Tim ahli teknis dan pelaksana program CISDI mengidentifikasi lokasi posko di tempat-tempat dengan individu rentan, termasuk mereka yang sudah atau berisiko kehilangan tempat tinggal, supaya dapat pulih dan menjalani isolasi mandiri. Setiap posko dikelola oleh tiga tenaga medis dan lima sukarelawan untuk mendukung pasien," katanya.
Posko dirancang dengan kapasitas awal masing-masing 20 pasien dan dapat ditingkatkan hingga kapasitas penuh 60 pasien.
“Dengan lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini di Indonesia, sistem layanan kesehatan benar-benar kewalahan. CISDI bekerja sama dengan enam puskesmas mitra di bawah program PUSPA di Jawa Barat kini membuka enam posko isolasi," katanya.
Gatot mengatakan posko tersebut merupakan bagian dari ekosistem di mana pasien dari puskesmas dirujuk untuk isolasi mandiri di rumah, posko atau rumah sakit, tergantung dari kondisi pasien.
“Dukungan dari Philips Foundation ini, selain memberikan bantuan untuk rencana darurat yang sudah ada, hal ini juga dapat membantu puskesmas dalam memenuhi kebutuhan darurat beberapa pasien mereka selama pandemi ini," katanya.
Dikatakan Gatot posko darurat tersebut sangat penting dalam mencegah penyebaran COVID-19 karena memungkinkan CISDI mengurangi jumlah klaster keluarga, membebaskan tempat tidur perawatan akut di rumah sakit, dan mencegah kerumunan.
“Kontribusi ini hadir untuk mendukung proses penguatan fasilitas layanan kesehatan dalam memberikan perawatan medis primer dan sekunder di Indonesia. Kami ingin memberikan bantuan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dalam jangka panjang, bahkan setelah posko-posko ini akan ditutup nantinya, alat konsetrator oksigen kami bisa digunakan kembali untuk memperkuat puskesmas di Jawa Barat,” kata Presiden Direktur Philips Indonesia Pim Preesman.
Baca juga: Bupati Garut minta sekolah patuh prokes cegah penularan COVID-19
Baca juga: DPRD apresiasi Pemprov Jabar terkait penanganan pandemi COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Sebagai organisasi dengan misi memberikan akses inklusif terhadap layanan kesehatan berkualitas, kami memahami bahwa wabah Corona memberikan tantangan lebih pada masyarakat yang kurang terlayani," kata Direktur Philips Foundation Margot Cooijmans melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis sore.
Margot mengatakan sebanyak 126 unit oksigen konsentrator tersebut merupakan konsentrator stasioner unik yang mudah digunakan, ringan dan mudah dibawa.
Perangkat ini memusatkan oksigen dari udara ruangan untuk dialirkan ke pasien yang membutuhkan oksigen aliran rendah dan dapat menghasilkan hingga lima liter oksigen per menit, kata Margot.
Bantuan tersebut diberikan kepada Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), sebagai wadah pemikir yang berfokus pada penguatan layanan kesehatan primer yang telah mendirikan enam posko berbasis berbasis komunitas di Jawa Barat.
Direktur Eksekutif CISDI Gatot Suarman mengatakan pihaknya dilibatkan oleh dinas kesehatan untuk terlibat dalam menangani kasus COVID-19 di Jawa Barat.
"Tim ahli teknis dan pelaksana program CISDI mengidentifikasi lokasi posko di tempat-tempat dengan individu rentan, termasuk mereka yang sudah atau berisiko kehilangan tempat tinggal, supaya dapat pulih dan menjalani isolasi mandiri. Setiap posko dikelola oleh tiga tenaga medis dan lima sukarelawan untuk mendukung pasien," katanya.
Posko dirancang dengan kapasitas awal masing-masing 20 pasien dan dapat ditingkatkan hingga kapasitas penuh 60 pasien.
“Dengan lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini di Indonesia, sistem layanan kesehatan benar-benar kewalahan. CISDI bekerja sama dengan enam puskesmas mitra di bawah program PUSPA di Jawa Barat kini membuka enam posko isolasi," katanya.
Gatot mengatakan posko tersebut merupakan bagian dari ekosistem di mana pasien dari puskesmas dirujuk untuk isolasi mandiri di rumah, posko atau rumah sakit, tergantung dari kondisi pasien.
“Dukungan dari Philips Foundation ini, selain memberikan bantuan untuk rencana darurat yang sudah ada, hal ini juga dapat membantu puskesmas dalam memenuhi kebutuhan darurat beberapa pasien mereka selama pandemi ini," katanya.
Dikatakan Gatot posko darurat tersebut sangat penting dalam mencegah penyebaran COVID-19 karena memungkinkan CISDI mengurangi jumlah klaster keluarga, membebaskan tempat tidur perawatan akut di rumah sakit, dan mencegah kerumunan.
“Kontribusi ini hadir untuk mendukung proses penguatan fasilitas layanan kesehatan dalam memberikan perawatan medis primer dan sekunder di Indonesia. Kami ingin memberikan bantuan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dalam jangka panjang, bahkan setelah posko-posko ini akan ditutup nantinya, alat konsetrator oksigen kami bisa digunakan kembali untuk memperkuat puskesmas di Jawa Barat,” kata Presiden Direktur Philips Indonesia Pim Preesman.
Baca juga: Bupati Garut minta sekolah patuh prokes cegah penularan COVID-19
Baca juga: DPRD apresiasi Pemprov Jabar terkait penanganan pandemi COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021