Perusahaan teknologi Huawei memberikan pelatihan untuk siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk menyiapkan mereka menjadi SDM di bidang TIK yang berkompeten di bidang digital dan mampu memenuhi kualifikasi industri.
Program ini bertujuan untuk menciptakan keselarasan antara hasil pendidikan dan kebutuhan industri, menghasilkan SDM yang siap kerja di masa depan yang dilengkapi dengan keterampilan digital yang disyaratkan oleh industri.
Director Government Affairs Huawei Indonesia, Yenty Joman, melalui keterangannya, Rabu, mengatakan, rangkaian program pelatihan TIK Huawei Indonesia merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk turut menyumbang 100 ribu SDM digital lokal pada tahun 2025, melalui gerakan korporasi Huawei 100K Digital Talents. Untuk mencapai target tersebut, Huawei telah bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas.
“Program berbagi pengetahuan Huawei Indonesia yang ditujukan untuk sekolah kejuruan adalah bukti dukungan kami dalam mewujudkan kebijakan-kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk mengatasi kesenjangan kebutuhan akan SDM cakap digital sesuai dengan kebutuhan industri. Salah satunya adalah kebijakan Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset & Teknologi,” kata Yenty.
Yenty menambahkan bahwa sekolah vokasi atau kejuruan memiliki peran dan misi kritikal sebagai pelahir SDM yang diharapkan siap kerja. Untuk membantu menyelaraskan dengan kebutuhan nyata dunia kerja, sekolah kejuruan dan lembaga pendidikan vokasi perlu mendapatkan dukungan dari industri dan pengembang teknologi dalam membekali siswa-siswanya agar menjadi lulusan yang terampil dan cakap digital, dan memenuhi persyaratan kompetensi yang disyaratkan industri.
Sebagai pengembang teknologi dan mitra industri, Huawei turut mengemban tanggung jawab untuk turut mendukung ketersediaan SDM digital yang mumpuni dan siap kerja.
“Lewat kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sejak tahun 2019 yang telah menghadirkan manfaat bagi lebih dari 1,200 siswa pengemban pendidikan vokasional, kami bercita-cita mempersiapkan lebih dari 100 ribu SDM digital pada tahun 2025 dalam rangka mendukung transformasi digital akbar negara ini. Ini merupakan kontribusi Huawei bagi Indonesia, tempat kami telah berakar dan bertumbuh selama lebih dari 21 tahun,” ujar Yenty.
Adapun serangkaian pelatihan TIK selama dua hari tersebut mencakup teknologi masa depan, termasuk 5G, AI, Big Data, dan Cloud, dengan bantuan pelatih lokal yang telah menyamai standar global Huawei untuk mengatasi kendala bahasa.
Untuk lebih memperkaya perspektif pekerja masa depan di dunia yang semakin tanpa batas dan saling terkait yang difasilitasi oleh internet, peserta juga akan dilengkapi dengan kurikulum yang secara khusus berfokus pada literasi keamanan siber.
Baca juga: Rektor ITB apresiasi dukungan swasta di bidang alih teknologi sektor pendidikan
Baca juga: Huawei target kembangkan 100 ribu SDM digital Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Program ini bertujuan untuk menciptakan keselarasan antara hasil pendidikan dan kebutuhan industri, menghasilkan SDM yang siap kerja di masa depan yang dilengkapi dengan keterampilan digital yang disyaratkan oleh industri.
Director Government Affairs Huawei Indonesia, Yenty Joman, melalui keterangannya, Rabu, mengatakan, rangkaian program pelatihan TIK Huawei Indonesia merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk turut menyumbang 100 ribu SDM digital lokal pada tahun 2025, melalui gerakan korporasi Huawei 100K Digital Talents. Untuk mencapai target tersebut, Huawei telah bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas.
“Program berbagi pengetahuan Huawei Indonesia yang ditujukan untuk sekolah kejuruan adalah bukti dukungan kami dalam mewujudkan kebijakan-kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk mengatasi kesenjangan kebutuhan akan SDM cakap digital sesuai dengan kebutuhan industri. Salah satunya adalah kebijakan Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset & Teknologi,” kata Yenty.
Yenty menambahkan bahwa sekolah vokasi atau kejuruan memiliki peran dan misi kritikal sebagai pelahir SDM yang diharapkan siap kerja. Untuk membantu menyelaraskan dengan kebutuhan nyata dunia kerja, sekolah kejuruan dan lembaga pendidikan vokasi perlu mendapatkan dukungan dari industri dan pengembang teknologi dalam membekali siswa-siswanya agar menjadi lulusan yang terampil dan cakap digital, dan memenuhi persyaratan kompetensi yang disyaratkan industri.
Sebagai pengembang teknologi dan mitra industri, Huawei turut mengemban tanggung jawab untuk turut mendukung ketersediaan SDM digital yang mumpuni dan siap kerja.
“Lewat kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sejak tahun 2019 yang telah menghadirkan manfaat bagi lebih dari 1,200 siswa pengemban pendidikan vokasional, kami bercita-cita mempersiapkan lebih dari 100 ribu SDM digital pada tahun 2025 dalam rangka mendukung transformasi digital akbar negara ini. Ini merupakan kontribusi Huawei bagi Indonesia, tempat kami telah berakar dan bertumbuh selama lebih dari 21 tahun,” ujar Yenty.
Adapun serangkaian pelatihan TIK selama dua hari tersebut mencakup teknologi masa depan, termasuk 5G, AI, Big Data, dan Cloud, dengan bantuan pelatih lokal yang telah menyamai standar global Huawei untuk mengatasi kendala bahasa.
Untuk lebih memperkaya perspektif pekerja masa depan di dunia yang semakin tanpa batas dan saling terkait yang difasilitasi oleh internet, peserta juga akan dilengkapi dengan kurikulum yang secara khusus berfokus pada literasi keamanan siber.
Baca juga: Rektor ITB apresiasi dukungan swasta di bidang alih teknologi sektor pendidikan
Baca juga: Huawei target kembangkan 100 ribu SDM digital Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021