Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) melalui Posko Oksigen Jabar hingga saat ini telah menyalurkan ribuan tabung oksigen kepada rumah sakit yang membutuhkan untuk membantu pengobatan pasien COVID-19.
"Bisa seribu tabung sehari keluar, kita total donasi yang sudah kita terima hampir 3.000 tabung oksigen. Kalau sekarang di posko ada 800 tabung yang lagi dipinjemin itu 2.200 tabung," kata Ketua Harian Posko Oksigen Jabar Hanif Mantiq, di Bandung, Kamis.
Hanif mengakui, keluarnya Jawa Barat dari kondisi kelangkaan oksigen berkat berbagai bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak.
Salah satunya dari BI Jabar dan PT OKI Pulp & Paper Mills (Sinar Mas Group), yang memberikan 85,8 ton oksigen cair dalam empat iso tank yang dilepas pengirimannya, langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
"Kondisinya sudah lumayan sekarang dibanding sebelum-sebelumnya. Sejak kedatangan iso tank dari Sumatera Selatan berpengaruh. Karena dia mengisi ke rumah sakit ke tanki cairnya, dan satunya lagi ke filling station," kata Hanif.
Saat ini, kata dia, ketersediaan tabung oksigen di Posko Jabar sebanyak 860 tabung, setelah ada bantuan dari BI Jabar sebanyak 200 tabung oksigen.
Dirinya menjelaskan, sampai saat ini Posko Oksigen Jabar telah mendistribusikan ribuan oksigen ke rumah sakit yang ada di Jabar melalui posko di kabupaten/kota.
Mekanismenya lanjut Hanif, setiap Posko Oksigen Jabar menerima bantuan tabung oksigen, pihaknya membagi bantuan oksigen tersebut dengan adil ke 27 kabupaten/kota.
Untuk selanjutnya, posko yang berada di kabupaten/kota mendistribusikan oksigen tersebut ke rumah sakit daerah.
Namun yang menjadi prioritas adalah rumah sakit yang kebutuhan oksigennya habis dalam waktu 6 jam.
"Misalnya ada 270 tabung masing-masing daerah diberikan 10 tabung. Lalu kemudian di kota/kabupaten akan membagi alokasi ke rumah sakit yang dianggap kritis. Diprioritaskan yang habis dalam waktu enam jam," katanya.
Saat ditanya mengenai permintaan tabung oksigen untuk individual masyarakat, Hanif menjawab bahwa saat ini Posko Oksigen Jabar hanya mendistribusikan untuk membantu kebutuhan oksigen di rumah sakit daerah.
Namun kata Hanif, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan segera meluncurkan semacam aturan atau program bahwasanya individu masyarakat bisa meminta bantuan kebutuhan oksigen di Posko Oksigen Jabar, dengan syarat hal tersebut untuk kebutuhan pasien isolasi mandiri (isoman).
"Yang perorangan ini akan segera diluncurkan oleh Gubernur. Itu nanti kalau yang perseorangan intinya nempel di isoman yang datanya ada Pikobar. Masyarakat bisa minta langsung, syaratnya yang isoman," kata Hanif.
Baca juga: Pemprov Jabar terima bantuan 85 ton oksigen cair dari Sumatera Selatan
Baca juga: Pemprov Jabar kirim bantuan oksigen ke Rumah Sakit Immanuel Bandung
Baca juga: Gubernur Jabar minta daerah bentuk posko distribusi oksigen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Bisa seribu tabung sehari keluar, kita total donasi yang sudah kita terima hampir 3.000 tabung oksigen. Kalau sekarang di posko ada 800 tabung yang lagi dipinjemin itu 2.200 tabung," kata Ketua Harian Posko Oksigen Jabar Hanif Mantiq, di Bandung, Kamis.
Hanif mengakui, keluarnya Jawa Barat dari kondisi kelangkaan oksigen berkat berbagai bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak.
Salah satunya dari BI Jabar dan PT OKI Pulp & Paper Mills (Sinar Mas Group), yang memberikan 85,8 ton oksigen cair dalam empat iso tank yang dilepas pengirimannya, langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
"Kondisinya sudah lumayan sekarang dibanding sebelum-sebelumnya. Sejak kedatangan iso tank dari Sumatera Selatan berpengaruh. Karena dia mengisi ke rumah sakit ke tanki cairnya, dan satunya lagi ke filling station," kata Hanif.
Saat ini, kata dia, ketersediaan tabung oksigen di Posko Jabar sebanyak 860 tabung, setelah ada bantuan dari BI Jabar sebanyak 200 tabung oksigen.
Dirinya menjelaskan, sampai saat ini Posko Oksigen Jabar telah mendistribusikan ribuan oksigen ke rumah sakit yang ada di Jabar melalui posko di kabupaten/kota.
Mekanismenya lanjut Hanif, setiap Posko Oksigen Jabar menerima bantuan tabung oksigen, pihaknya membagi bantuan oksigen tersebut dengan adil ke 27 kabupaten/kota.
Untuk selanjutnya, posko yang berada di kabupaten/kota mendistribusikan oksigen tersebut ke rumah sakit daerah.
Namun yang menjadi prioritas adalah rumah sakit yang kebutuhan oksigennya habis dalam waktu 6 jam.
"Misalnya ada 270 tabung masing-masing daerah diberikan 10 tabung. Lalu kemudian di kota/kabupaten akan membagi alokasi ke rumah sakit yang dianggap kritis. Diprioritaskan yang habis dalam waktu enam jam," katanya.
Saat ditanya mengenai permintaan tabung oksigen untuk individual masyarakat, Hanif menjawab bahwa saat ini Posko Oksigen Jabar hanya mendistribusikan untuk membantu kebutuhan oksigen di rumah sakit daerah.
Namun kata Hanif, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan segera meluncurkan semacam aturan atau program bahwasanya individu masyarakat bisa meminta bantuan kebutuhan oksigen di Posko Oksigen Jabar, dengan syarat hal tersebut untuk kebutuhan pasien isolasi mandiri (isoman).
"Yang perorangan ini akan segera diluncurkan oleh Gubernur. Itu nanti kalau yang perseorangan intinya nempel di isoman yang datanya ada Pikobar. Masyarakat bisa minta langsung, syaratnya yang isoman," kata Hanif.
Baca juga: Pemprov Jabar terima bantuan 85 ton oksigen cair dari Sumatera Selatan
Baca juga: Pemprov Jabar kirim bantuan oksigen ke Rumah Sakit Immanuel Bandung
Baca juga: Gubernur Jabar minta daerah bentuk posko distribusi oksigen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021