Bogor, 12/1 (ANTARA) - Tree Grower Community (TGC) Isntitut Pertanian Bogor (IPB) selama dua hari (22-23/1) akan menyelenggarakan seminar nasional dan penanaman mangrove dengan tema "Save Mangrove for Our Earth".

Kepala Humas IPB Ir Henny Windarti, MSi di Bogor, Rabu menjelaskan, kegiatan tersebut akan diselenggarakan di dua tempat, yakni auditorium Rektorat Andi Hakim Nasoetion IPB Dramaga dan kawasan ekowisata tol Sedyatmo.

Ia menjelaskan, rangkaian kegiatan yang dilakukan pada seminar nasional "Save Mangrove for Our Earth" itu akan menghadirkan narasumber di antaranya Dirjen Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial Kemenhut.

Kepala Sub Direktorat Pengelolaan Ekosistem Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikan, Direktur Weatlands International Indonesian Programe.

Selain itu, Deputi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup, ahli Mangrove Nasional/Guru Besar di IPB, anggota Staf Ahli Kelompok Kelompok Kerja Mangrove Nasional

Untuk kegiatan hari kedua, yakni penanaman 1.000 bibit mangrove, di mana kegiatan ini sekaligus untuk memperingati Hari Lahan Basah yang jatuh pada tanggal 5 Februari.

Kegiatan tersebut, katanya, akan melibatkan siswa sekolah, mahasiswa, komunitas peduli mangrove, dan masyarakat.

Sementara itu, pakar mangrove IPB Prof Dr Cecep Kusmana mengatakan, sebagian besar hutan mangrove di seluruh wilayah Indonesia mengalami kerusakan parah.

Ia mengatakan kerusakan tersebut nyaris terjadi secara merata pada semua daerah yang memiliki hutan mangrove.

"Saya merasa prihatin, karena dari tahun ke tahun luas hutan mangrove terus menyusut drastis. Pemerintah baik pusat maupun daerah serta masyarakat perlu bahu membahu menyelamatkan hutan mangrove yang kita miliki," kata mantan Dekan Fakultas Kehutanan IPB tersebut.

Dikemukakannya hutan mangrove yang dimiliki Indonesia merupakan yang terluas di dunia. Total areal hutan mangrove di Indonesia diperkirakan mencapai 4,5 juta hektar.

Cecep mengemukakan, tanggung jawab terbesar pelestarian hutan mangrove berada di pundak pemerintah daerah (Pemda). Hal tersebut sesuai dengan semangat otonomi daerah, di mana daerah memiliki otoritas luas dalam mengelola kebijakan pembangunan setempat.

Karena itu, Cecep Kusmana mengajak semua Pemda yang memiliki hutan mangrove, agar menaruh perhatian dan kepedulian lebih terhadap pelestarian tanaman yang tumbuh di pesisir pantai tersebut.

"Hutan mangrove memiliki banyak manfaat baik secara ekologi, sosial maupun ekonomi. Pemanfaatan harus dilakukan secara seimbang dengan pelestarian, sehingga tidak mengalami kerusakan dan secara Jangka panjang dapat terus dimanfaatkan untuk kelangsungan ekosistem pesisir," katanya.

Lebih lanjut, ia mengemukakan, pengrusakan maupun kerusakan hutan mangrove akan membawa konsekuensi yang memiliki risiko besar bagi kelangsungan ekologi, antara lain menyebabkan terjadinya abrasi pantai dan tsunami.

"Kerusakan hutan mangrove akan membawa malapetaka bagi kehidupan. Karena itu hutan ini harus diselamatkan untuk kepentingan jangka panjang kita," katanya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaruh perhatian besar terhadappelestarian hutan mangrove.

Menurut presiden, hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang besar dalam upaya bersama mengatasi ancaman pemanasan serta perubahan Iklim global.

Pada Juni 2010 presiden mengeluarkan imbauan kepada semua kepala daerah baik gubernur, bupati maupun wali kota segera menyelamatkan hutan mangrove di daerah masing-masing.

Andi Jauhari

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011