Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat pada akhir pekan menguat, meski dibayangi masih tingginya jumlah kasus baru COVID-19 di Indonesia.
Rupiah ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.463 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.483 per dolar AS.
"Pergerakan rupiah dipengaruhi kebijakan The Fed yang mempertahankan sikap dovish-nya dalam keputusan kebijakan terbaru. Selain itu data PDB AS untuk kuartal II tahun 2021 gagal memberikan dukungan kepada dolar," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.
Ekonomi AS tumbuh 6,5 persen pada kuartal II 2021 di bawah estimasi pasar 8,4 persen, namun lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya 6,3 persen.
Dari dalam negeri, investor tampaknya masih mengkhawatirkan masih tingginya jumlah kasus bari COVID-19 yang berpotensi menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
Kasus baru COVID-19 di Tanah Air masih relatif tinggi di mana terjadi penambahan 41.168 kasus baru COVID-19 pada Jumat (30/7) sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,37 juta kasus.
Jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 pun masih tinggi yaitu bertambah 1.759 kasus sehingga totalnya mencapai 92.311 kasus.
Meski demikian sebanyak 2,73 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 sehingga total kasus aktif mencapai 549.343 kasus.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.435 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.435 per dolar AS hingga Rp14.474 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke posisi Rp14.462 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.491 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat seiring meningginya minat investor asing
Baca juga: Kurs Rupiah Jumat pagi menguat 48 poin
Baca juga: Kurs Rupiah menguat seiring kebijakan akomodatif The Fed
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Rupiah ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.463 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.483 per dolar AS.
"Pergerakan rupiah dipengaruhi kebijakan The Fed yang mempertahankan sikap dovish-nya dalam keputusan kebijakan terbaru. Selain itu data PDB AS untuk kuartal II tahun 2021 gagal memberikan dukungan kepada dolar," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.
Ekonomi AS tumbuh 6,5 persen pada kuartal II 2021 di bawah estimasi pasar 8,4 persen, namun lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya 6,3 persen.
Dari dalam negeri, investor tampaknya masih mengkhawatirkan masih tingginya jumlah kasus bari COVID-19 yang berpotensi menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
Kasus baru COVID-19 di Tanah Air masih relatif tinggi di mana terjadi penambahan 41.168 kasus baru COVID-19 pada Jumat (30/7) sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,37 juta kasus.
Jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 pun masih tinggi yaitu bertambah 1.759 kasus sehingga totalnya mencapai 92.311 kasus.
Meski demikian sebanyak 2,73 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 sehingga total kasus aktif mencapai 549.343 kasus.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.435 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.435 per dolar AS hingga Rp14.474 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke posisi Rp14.462 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.491 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat seiring meningginya minat investor asing
Baca juga: Kurs Rupiah Jumat pagi menguat 48 poin
Baca juga: Kurs Rupiah menguat seiring kebijakan akomodatif The Fed
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021