Cimahi, 24/12 (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Jabar, belum akan melakukan pengasapan (fogging) pemberantasan nyamuk demam berdarah sebelum di suatu wilayah terdapat 20 orang yang menderita penyakit demam berdarah.

Sejauh ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi belum menerima adanya laporan dari pihak rumah sakit maupun Puskesmas tentang adanya warga Cimahi yang menderita penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypty itu, kata Kepala Bidang Pengendalian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Cimahi, dr Fitriyani Manan saat dihubungi wartawan, Jumat.

"Kalau di satu tempat ada yang terkena DBD (Demam Berdarah Dengue) dan setelah dilakukan identifikasi ditemukan di sekitar rumah korban ada 20 orang yang terkena DBD itu sudah bisa dipastikan munculnya DBD. Meski begitu, untuk informasi warga Cimahi Selatan yang terindikasi DBD saya akan cek ke lapangan," ujarnya.

Menurutnya, sebelum melakukan fogging pihaknya harus menempuh prosedur lainnya yakni larvasidasi dan penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

PSN adalah salah satu upaya yang dinilai paling efektif saat ini untuk memutus rantai peredaran nyamuk penyebab DBD. Anomali cuaca yang terjadi saat ini, sambungnya, telah menyebabkan siklus peningkatan DBD menjadi sulit diprediksi.

"Sekarang ini, dalam suatu hari bisa panas dan sekaligus hujan. Dengan cuaca yang seperti ini kita tidak bisa memastikan jika Oktober hingga Desember sebagai waktu meningkatnya jentik nyamuk DBD," ucapnya.

Seperti diketahui, pada tahun 2007 Kota Cimahi sempat mengalami KLB (Kejadian Luar Biasa) wabah DBD. Sedangkan berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, jumlah kasus DBD sampai 4 September 2010 terdapat 1.233 kasus dengan angka kematian tujuh orang.

Lebih lanjut disampaikannya, pihaknya tak jarang menemukan banyak jentik nyamuk saat melakukan gerakan PSN dengan melakukan sidak langsung ke setiap rumah warga. Dikatakannya, jentik nyamuk tersebut berpotensi menjadi penyebab kasus DBD di daerah tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi dr Erly Suparly mengatakan, salah satu penyebab masih tingginya angka kasus DBD di Kota Cimahi adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan program PSN secara serentak dan berkelanjutan.

Padahal, PSN adalah salah satu upaya yang paling efektif saat ini untuk memutus rantai penyebaran penyakit DBD.

Menurutnya, upaya ini harus didukung oleh partisipasi masyarakat. Saat ini, upaya pemerintah adalah dengan melakukan penyuluhan dan imbauan kepada masyarakat untuk melakukan PSN secara serentak dan berkelanjutan.

Namun, yang terjadi adalah masih ada masyarakat yang enggan melakukannya. Kalaupun dilakukan, hanya sebatas pada saat ada pemeriksaan dari pemerintah.

"Inti dari PSN adalah adanya partisipasi masyarakat. Kalau sekarang masyarakatnya saja masih belum sadar, ya bagaimana akan berhasil," kata Erly. Tidaklah sulit untuk melakukan PSN, yakni membersihkan tempat-tempat yang bisa dijadikan sarang nyamuk. Seperti di tempat penampungan air, vas bunga, belakang kulkas, dispenser, dan lainnya.***3***

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010