Bandung, 16/12 (ANTARA) - Asosiasi Pertekstilan Indonesia menilai investasi dan kinerja industri tekstil dan produk tekstil di Jawa Barat masih prospektif dan kian optimis menyusul peningkatan nilai investasi yang positif pada 2010.
"Krisis finansial yang melanda sebagian besar nagara di dunia tidak banyak berpengaruh terhadap kinerja industri TPT di Jabar, meski diakui ACFTA sedikit berimbas. Namun secara umum prospek industri TPT Jabar masih cukup bagus," kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat, Ade Sudradjat di sela-sela Rapimda Kadin Jabar di Bandung, Kamis.
Menurut Ade, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Jabar masih menjadi tulang punggung ekspor pada 2010. Secara umum ekspor TPT Indonesia khususnya asal Jawa Barat masih surplus dengan total nilai sebesar 10 miliar dolar AS dan impor sebesar 5 miliar dolar AS.
Selain itu investasi pengembangan industri TPT masih terus bergulir di Jawa Barat dengan total mencapai Rp2 triliun. Sedangkan sejumlah kawasan industri baru di Jabar menjadi incaran investor sektor TPT dari China, Korea maupun India yakni di kawasan Subang, Karawang, Majalengka dan Sukabumi.
"Kami memprediksi investasi ke sektor TPT pada 2010 tidak akan kurang dari Rp2 triliun. Prospeknya sudah kelihatan, minat investasi meningkat serta adanya rencana relokasi sejumlah perusahaan TPT China ke Jabar pada 2011," kata Ade.
Rencana relokasi pabrik TPT China itu terlihat dari beberapa perizinan yang tengah diurus. China membutuhkan lokasi baru untuk produksi agar produksinya bisa menembus pasar Amerika Serikat.
Selain itu, iklim investasi yang kian kondusif di Jabar membuat para pemodal China kian memperhitungkan Indonesia menjadi lokasi tepat untuk mendirikan industri TPT.
"Relokasi pabrik dari China itu jelas menguntungkan bagi sektor investasi, karena secara otomatis membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga Jawa Barat. Rata-rata industri itu besar dan menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit," kata Ade.
Terkait bahan baku benang, menurut Ade sejauh ini kapasitas produksi pemintalan benang di tanah air masih tercukupi. Meski terdapat kenaikan harga kapas dunia tidak berpengaruh banyak bagi industri di Indonesia.
"Bahan baku selain benang juga ada alternatif lain yakni dengan rayon dan polyester. Ada rencana sebuah perusahaan besar pemintalan akan berinvestasi di wilayah Jawa Barat, sehingga kapasitas produksi benang bisa meningkat," kata Ade Sudradjat menambahkan.***2***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
"Krisis finansial yang melanda sebagian besar nagara di dunia tidak banyak berpengaruh terhadap kinerja industri TPT di Jabar, meski diakui ACFTA sedikit berimbas. Namun secara umum prospek industri TPT Jabar masih cukup bagus," kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat, Ade Sudradjat di sela-sela Rapimda Kadin Jabar di Bandung, Kamis.
Menurut Ade, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Jabar masih menjadi tulang punggung ekspor pada 2010. Secara umum ekspor TPT Indonesia khususnya asal Jawa Barat masih surplus dengan total nilai sebesar 10 miliar dolar AS dan impor sebesar 5 miliar dolar AS.
Selain itu investasi pengembangan industri TPT masih terus bergulir di Jawa Barat dengan total mencapai Rp2 triliun. Sedangkan sejumlah kawasan industri baru di Jabar menjadi incaran investor sektor TPT dari China, Korea maupun India yakni di kawasan Subang, Karawang, Majalengka dan Sukabumi.
"Kami memprediksi investasi ke sektor TPT pada 2010 tidak akan kurang dari Rp2 triliun. Prospeknya sudah kelihatan, minat investasi meningkat serta adanya rencana relokasi sejumlah perusahaan TPT China ke Jabar pada 2011," kata Ade.
Rencana relokasi pabrik TPT China itu terlihat dari beberapa perizinan yang tengah diurus. China membutuhkan lokasi baru untuk produksi agar produksinya bisa menembus pasar Amerika Serikat.
Selain itu, iklim investasi yang kian kondusif di Jabar membuat para pemodal China kian memperhitungkan Indonesia menjadi lokasi tepat untuk mendirikan industri TPT.
"Relokasi pabrik dari China itu jelas menguntungkan bagi sektor investasi, karena secara otomatis membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga Jawa Barat. Rata-rata industri itu besar dan menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit," kata Ade.
Terkait bahan baku benang, menurut Ade sejauh ini kapasitas produksi pemintalan benang di tanah air masih tercukupi. Meski terdapat kenaikan harga kapas dunia tidak berpengaruh banyak bagi industri di Indonesia.
"Bahan baku selain benang juga ada alternatif lain yakni dengan rayon dan polyester. Ada rencana sebuah perusahaan besar pemintalan akan berinvestasi di wilayah Jawa Barat, sehingga kapasitas produksi benang bisa meningkat," kata Ade Sudradjat menambahkan.***2***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010