Kementerian Perindustrian memacu industri kecil menengah (IKM) pangan Jawa Barat untuk meraih peluang besar di pasar lokal maupun global, dengan mempersiapkan rencana jangka panjang untuk membangun branding yang positif, terus berinovasi, serta mampu membaca tren pasar global.
“Kami berharap IKM dapat memasok kebutuhan lokal dan pasar global melalui program peningkatan penggunaan produk dalam negeri yang didukung dengan kerja sama antar kementerian dan lembaga,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
Gati memaparkan, IKM memiliki peluang besar di pasar dalam negeri. Pasalnya, penggunaan produk dalam negeri pada belanja pemerintah menjadi wajib jika Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk tersebut mencapai 40 persen.
Ia berharap, peluang belanja barang dan belanja modal pemerintah pada APBN 2021 yang mencapai Rp609,3 triliun dapat dioptimalkan sebagai peluang pasar produk dalam negeri.
“Ini merupakan kesempatan IKM untuk bisa mendapatkan manfaat dari potensi belanja pemerintah yang cukup besar tersebut,” kata Gati.
IKM dapat turut serta pada program belanja dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah yang terdapat pada laman UMKM di katalog elektronik LKPP.
“Kami mengusulkan para peserta program e-Smart IKM yang potensial untuk dapat ditampilkan di laman tersebut,” jelasnya.
E-Smart IKM merupakan program yang dijalankan oleh Kemenperin sejak 2017 untuk mengembangkan kemampuan pelaku IKM dalam penggunaan teknologi digital dan memperluas akses pasar melalui online marketplace.
Dalam rangka memperluas akses pasar ekspor produk IKM, Kemenperin bekerja sama dengan kementerian maupun lembaga lain, antara lain dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam program Indonesia Spice Up the World untuk memperkenalkan bumbu dan produk pangan olahan khas Indonesia, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekspor, terutama kuliner, melalui pemanfaatan rantai produksi global serta perluasan produk ekspor.
Selain itu, terdapat Program Aku Siap Ekspor (Akselerasi UKM Siap Ekspor) yang merupakan kerjasama antara Kemenperin, Kementerian Perdagangan, dan Kemenparekraf bagi IKM dengan produk home decor.
Selanjutnya, terdapat inovasi Pasar Digital (PaDi) UMKM yang diinisiasi Kementerian BUMN untuk memperluas dan mempermudah UMKM mendapatkan akses pembiayaan, memperluas kanal pemasaran UMKM dan membantu mempersiapkan UMKM untuk transaksi digital. Program ini juga memonitor kontribusi BUMN terhadap belanja produk UMKM di seluruh Indonesia.
Dalam kerja sama sinergis ini, Kemenperin berperan menyiapkan IKM, juga melakukan pendampingan dan pembinaan sehingga IKM dapat masuk pasar secara berkelanjutan dan memiliki daya saing tinggi. Salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas dan desain kemasan produk IKM.
Untuk itu, Ditjen IKMA memberikan pelayanan dalam penguatan mutu kemasan produk IKM melalui Klinik Desain Merek Kemas (KDMK).
“Kami juga membangun platform digital e-Kemasan yang akan mengintegrasikan seluruh informasi yang ada di rumah kemasan serta menjadi hub bagi klinik kemasan. Platform tersebut terdiri atas innovation center, e-learning, e-directory, pusat informasi, dan business matching,” kata Gati.
Baca juga: IKM Jabar bersertifikat halal hanya 25.000
Baca juga: Disperindag Jabar serahkan 300 sertifikat halal ke IKM
Baca juga: IKM Jabar terima bantuan program dari Kemenperin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021