Promovendus drg. Fatimah Maria Tadjoedin, Sp.Perio dinyatakan lulus dan menjadi doktor kedua yang lulus tahun ini dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) sekaligus doktor ke-120 dengan predikat cumlaude sempurna (4.0).
Dr. Fatimah menyampaikan disertasi yang berjudul “Implikasi Periodontitis terhadap Hendaya Kognitif melalui Status Periodontal dan Komposisi Mikrobiota Subgingiva (Model Prediksi Status Kognitif)" di Kampus UI, Depok, Rabu.
Fatimah memaparkan periodontitis merupakan penyakit multifaktorial kronis yang ditandai dengan kerusakan jaringan pendukung gigi. Periodontitis menjadi masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang tinggi, dapat menyebabkan kehilangan gigi, serta mengganggu fungsi pengunyahan dan kualitas hidup.
Penuaan populasi global berdampak pada peningkatan prevalensi periodontitis dan penyakit degeneratif kronis termasuk demensia.
Individu dengan hendaya kognitif berisiko untuk terjadinya demensia. Identifikasi faktor risiko sangat penting dalam mencegah hendaya kognitif maupun demensia di masa depan.
Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah diikuti oleh 202 subjek periodontitis berusia lebih dari 45 tahun. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol dengan hendaya kognitif sebagai kelompok kasus dan kognitif normal sebagai kelompok kontrol.
Pemeriksaan komposisi mikrobiota subgingiva secara metagenomik dilakukan pada 28 subjek periodontitis lansia yang berusia lebih dari 60 tahun dan tidak merokok. Status kognitif diperiksa menggunakan instrumen Hopkins Verbal Learning Test dan Mini-Mental State Examination yang telah divalidasi di Indonesia.
Fatimah menjelaskan bahwa pemeriksaan faktor risiko hendaya kognitif meliputi bebebapa status. Status faktor periodontal meliputi indeks plak, indeks kebersihan mulut, indeks perdarahan papila, jumlah gigi, unit gigi fungsional, dan tingkat keparahan periodontitis.
Faktor sosiodemografi meliputi usia, jenis kelamin, lama pendidikan, status pekerjaan, status pernikahan, dan tempat tinggal. Faktor sistemik dan lingkungan yang meliputi status hipertensi, obesitas, olahraga, dan merokok.
“Periodontitis yang diukur dari berbagai parameter klinis periodontal, berhubungan signifikan dengan hendaya kognitif. Pemeliharaan microbiota periodontal sangat penting sebagai salah satu upaya mencegah hendaya kognitif,” ujarnya.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa indeks plak, indeks perdarahan papila, jumlah gigi, usia, lama pendidikan, dan status hipertensi merupakan faktor-faktor yang paling berperan terhadap status kognitif.
Penelitian tersebut berhasil memeroleh suatu model prediksi status kognitif yang dapat digunakan oleh dokter gigi. Disertasi ini juga menunjukkan adanya keragaman microbiota subginginva antara subjek periodontitis lansia yang hendaya kognitif dengan kognitif normal.
Baca juga: Fadjroel Rachman raih gelar Doktor Ilmu Komunikasi FISIP-UI
Baca juga: GELAR DOKTOR UI UNTUK JUSUF KALLA
Baca juga: UI ANUGERAHKAN SULTAN BRUNEI GELAR DOKTOR KEHORMATAN
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Dr. Fatimah menyampaikan disertasi yang berjudul “Implikasi Periodontitis terhadap Hendaya Kognitif melalui Status Periodontal dan Komposisi Mikrobiota Subgingiva (Model Prediksi Status Kognitif)" di Kampus UI, Depok, Rabu.
Fatimah memaparkan periodontitis merupakan penyakit multifaktorial kronis yang ditandai dengan kerusakan jaringan pendukung gigi. Periodontitis menjadi masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang tinggi, dapat menyebabkan kehilangan gigi, serta mengganggu fungsi pengunyahan dan kualitas hidup.
Penuaan populasi global berdampak pada peningkatan prevalensi periodontitis dan penyakit degeneratif kronis termasuk demensia.
Individu dengan hendaya kognitif berisiko untuk terjadinya demensia. Identifikasi faktor risiko sangat penting dalam mencegah hendaya kognitif maupun demensia di masa depan.
Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah diikuti oleh 202 subjek periodontitis berusia lebih dari 45 tahun. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol dengan hendaya kognitif sebagai kelompok kasus dan kognitif normal sebagai kelompok kontrol.
Pemeriksaan komposisi mikrobiota subgingiva secara metagenomik dilakukan pada 28 subjek periodontitis lansia yang berusia lebih dari 60 tahun dan tidak merokok. Status kognitif diperiksa menggunakan instrumen Hopkins Verbal Learning Test dan Mini-Mental State Examination yang telah divalidasi di Indonesia.
Fatimah menjelaskan bahwa pemeriksaan faktor risiko hendaya kognitif meliputi bebebapa status. Status faktor periodontal meliputi indeks plak, indeks kebersihan mulut, indeks perdarahan papila, jumlah gigi, unit gigi fungsional, dan tingkat keparahan periodontitis.
Faktor sosiodemografi meliputi usia, jenis kelamin, lama pendidikan, status pekerjaan, status pernikahan, dan tempat tinggal. Faktor sistemik dan lingkungan yang meliputi status hipertensi, obesitas, olahraga, dan merokok.
“Periodontitis yang diukur dari berbagai parameter klinis periodontal, berhubungan signifikan dengan hendaya kognitif. Pemeliharaan microbiota periodontal sangat penting sebagai salah satu upaya mencegah hendaya kognitif,” ujarnya.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa indeks plak, indeks perdarahan papila, jumlah gigi, usia, lama pendidikan, dan status hipertensi merupakan faktor-faktor yang paling berperan terhadap status kognitif.
Penelitian tersebut berhasil memeroleh suatu model prediksi status kognitif yang dapat digunakan oleh dokter gigi. Disertasi ini juga menunjukkan adanya keragaman microbiota subginginva antara subjek periodontitis lansia yang hendaya kognitif dengan kognitif normal.
Baca juga: Fadjroel Rachman raih gelar Doktor Ilmu Komunikasi FISIP-UI
Baca juga: GELAR DOKTOR UI UNTUK JUSUF KALLA
Baca juga: UI ANUGERAHKAN SULTAN BRUNEI GELAR DOKTOR KEHORMATAN
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021