Cimahi, 25/11 (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Jabar, akan terus mewaspadai penyebaran penyakit menular di Kota Cimahi, salah satunya, penyebaran penyakit Tuberkolosis atau yang lebih dikenal dengan TB.

Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Cimahi yakni dengan pengembangan strategi "Directly Observe Treatment Short-course" (DOTS), kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, dr Fitriani Manan saat dihubungi wartawan, Kamis.

Menurutnya, strategi yang dijalankannya itu akan memutuskan penularan penyakit TB yang akan menurunkan insiden TB di masyarakat. Fokus utama program ini yakni penemuan dan penyembuhan pasien yang diprioritaskan untuk penderita TB tipe menular.

"Strategi DOTS ini merupakan strategi yang direkomendasikan oleh organisasi kesehatan dunia. Di Jawa Barat sendiri, strategi DOTS telah dijalankan sejak 1996," ujar Fitriani.

Jumlah rumah sakit di Kota Cimahi pun sudah menjalankan strategi DOTS diantaranya RSUD Cibabat, RS Dustira, RS Mitra Kasih, dan RS Mitra Anugerah Lestari.

Mengenai jejaring penanganan TB di Kota Cimahi, kata Fitriani, pihaknya melibatkan seluruh komponen, yakni Pemkot Cimahi, Perkumpulan Pemberantasan TB Indonesia (PPTI) Cabang Cimahi, PKK, perguruan tinggi, dan organisasi profesi.

"Karena banyak pihak yang terlibat, diharapkan akan mengurangi penyebaran penyakit TB di Kota Cimahi," ujar Fitriani.

Lebih lanjut diungkapkannya, penderita TB terbanyak di Kota Cimahi hingga triwulan III 2010 berada di Kecamatan Cimahi Selatan yang mencapai 104 pasien, dan di Cipageran sebanyak 51 orang. Hal tersebut menunjukkan tingkat keberhasilan Dinas Kesehatan Kota Cimahi dalam mengungkap kasus TB baru.

Menanggapi adanya kejenuhan minum obat bagi penderita TB, Fitriani mengatakan, pihaknya telah membentuk kader pengawas minum obat (PMO) di setiap daerah.

"Kader PMO ini bertugas untuk mengawasi penderita TB dalam menjalani masa penyembuhannya. Karena tidak menutup kemungkinan, karena jumlah waktu penyembuhan yang lama, penderita kadang-kadang bosan minum obat. Selain kader PMO, kerabat keluarga penderita pun harus turut serta dalam pengawasan dalam meminum obat anti-TB (OAT)," ujarnya.

Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi dalam pembangunan kesehatan adalah adanya beban penyakit ganda. Maksudnya, di satu pihak masih banyaknya penyakit infeksi atau menular yang harus ditangani, sedangkan di sisi lain jumlah penderita penyakit tidak menular pun menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Peningkatan jumlah penderita penyakit tidak menular tersebut di antaranya penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes melitus (kencing manis) dan penyakit metabolik, kanker, penyakit kronis dan generatif lainnya, serta gangguan akibat kecelakaan yang menimbulkan trauma harus tetap diwaspada. Penyakit tidak menular tidak hanya menyerang orang lanjut usia karena faktor keturunan, tetapi juga banyak menyerang masyarakat pada usia produktif. Di Kota Cimahi, hipertensi primer termasuk ke dalam 10 besar jumlah kunjungan terbanyak di puskesmas di Kota Cimahi.

Berdasarkan data pada tahun 2007, penyakit tidak menular di Jawa Barat, yakni hipertensi sebanyak 31,7 persen, stroke (8,3 persen), penyakit jantung (7,2 persen), penyakit sendi (30,3 persen), asma (3,5 persen), diabetes melitus (5,7 persen), tumor (4,3 persen), dan cedera lalu lintas darat (4 persen).***3***

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010