Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan menjalankan protokol kesehatan ketat karena masuknya COVID-19 varian Delta dan tingginya tingkat keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) di Indonesia.
Hal itu disampaikan Wapres Ma’ruf saat membuka acara vaksinasi massal untuk masyarakat Kota Tangerang Selatan secara daring dari Jakarta, Rabu, yang bekerja sama dengan Yayasan Dewa Dewi Indonesia dan Traveloka.
"Ancaman COVID-19 sampai saat ini belum berakhir, bahkan terjadi tren peningkatan kasus pascalibur Lebaran dan akibat interaksi sosial, aktivitas ekonomi, serta masuknya virus COVID-19 varian Delta," kata Wapres di Jakarta, Rabu.
Peningkatan kasus penularan COVID-19 di Indonesia berdampak pula pada tingkat keterisian rumah sakit yang tinggi untuk pasien COVID-19 di sejumlah daerah.
"Kita semua harus lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. Dalam satu bulan terakhir ini, berpengaruh pada BOR rumah sakit untuk pasien COVID-19," tambahnya.
Wapres mengatakan di Kota Tangerang Selatan tingkat keterisian rumah sakit sudah mencapai 98 persen dari total 51 ruang intensive care unit (ICU) dan 86 persen dari total 645 kamar tempat tidur pasien.
"Hanya tersisa 93 tempat tidur per 25 Juni 2021," tukasnya.
Oleh karena itu, Wapres terus mendesak Pemkot Tangsel untuk menambah jumlah tempat tidur pasien dan tenaga kesehatan untuk mengantisipasi kenaikan angka kasus penularan.
Wapres meminta pemerintah daerah mempercepat vaksinasi kepada masyarakat sehingga kekebalan komunitas atau herd immunity secara nasional dapat segera tercapai.
Upaya percepatan vaksinasi bertujuan untiuk membentuk herd immunity yang ditargetkan 70 persen dari populasi secara nasional atau sedikitnya 181,5 juta penduduk.
"Dengan target per hari 1 juta dan akan ditingkatkan hingga 2 juta per hari, maka untuk mencapai target tersebut, program vaksinasi di daerah harus selaras dengan program vaksinasi nasional," ujar Wapres.
Baca juga: Varian Delta enam kali lebih cepat menular dari Alfa sebut Kemenkes
Baca juga: Varian Delta tak butuh karantina lama tapi harus lebih sering tes
Baca juga: Kemenkes sebut varian Delta cenderung infeksi pasien usia 18 tahun ke bawah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021