Cirebon, 12/11 (ANTARA) - Ekpor rotan dalam bentuk furnitur dari Kabupaten Cirebon kini semakin merosot akibat persaingan harga dengan pengrajin di luar negeri.

Sebelum rotan diizinkan diekspor berupa bahan baku, eskpor funitur dari rotan Kabupaten Cirebon sampai diatas 1000 kontainer dalam satu bulan.

"Kini hanya sekitar 500 kontainer per bulan," kata Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon Maman Suparman kepada wartawan di Cirebon, Jumat.

Dikatakannya, perusahaan funitur dari rotan yang masih bertahan sekarang adalah mereka yang memodifikasi dengan bahan lain seperti kayu dan karet.

"Pengusaha yang sudah lama bergelut dengan rotan tampaknya harus mensiasati hasil kerajinannya agar tetap bisa bersaing di pasaran," katanya.

Pasaran kerajinan rotan dari Cirebon bersaing berat dengan China yang banyak memborong bahan baku terutama dari Indonesia.

"Perajin cina tampaknya ada subsidi dari pemeritahnya, sehingga hasil kerajinannya bisa dijual murah," katanya.

Dipihak lain, para pengekspor dari Kabupaten Cirebon kini sedang menggalakkan ekspor buah-buahan, khususnya mangga gedong gincu.

"Sekarang sedang musim buah mangga yang diekpor bisa sampai satu ton per minggu," katanya.

Ia menyebutkan, pasaran ekpor mangga terutama ke negara-negara Timur Tengah, seperti Oman, Qatar, Arab Saudi dan Kuwait.

"Permintaan akan buah mangga negara-negara tersebut cukup tinggi, tetapi karena mangga tahun ini buahnya terpengaruh musim hujan, sehingga ekportir mengga Kabupaten Cirebon juga mengumpulkan mangga dari daerah lain," katanya.

Ia mempreridiksi, pasaran ekspor buah mangga ke depan akan semakin cerah, karena di Cirebon ada sekitar 10 ribu hektare tanaman mangga dan sekitar 2500 hektare diantaranya adalah mangga gedung gincu.

"Ekspor buah mangga tersebut tinggal meningkatkan kualitas mangga petani agar berbuah bagus tanpa cacat," katanya. ***2***

Yasad A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010