Cimahi, 11/11 (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Jabar, akan meningkatkan pengawasan terhadap maraknya penyebaran abu vulkanik ke wilayah Kota Cimahi guna memberi jaminan kesehatan warga dengan menyiagakan seluruh Puskesmas yang ada.

Hujan debu disertai material vulkanik sudah terasa sejak Jumat pekan lalu kendati juga tak terjadi setiap hari, kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Huzein Rachmadi kepada wartawan, di ruang kerjanya, Kamis.

Menurut Huzein, abu vulkanik semakin kelihatan ketika muncul bercak putih pada kendaraan.

"Sejak abu vulkanik dikabarkan sampai ke beberapa daerah di Jawa Barat, kita langsung melakukan pemantauan dan akan terus melakukannya untuk mengetahui perkembangan intensitasnya," kata Huzein.

Demi kehati-hatian, ia mengimbau seluruh warga Kota Cimahi untuk mulai mengenakan masker agar melindungi dari dampak buruk abu vulkanik yang terhirup.

Pasalnya, kondisi tersebut bisa memicu terjadinya ISPA (inveksi saluran pernafasan akut). Sementara, hal yang perlu dihindari, kata dia, hujan yang mengenai langsung ke makanan yang akan dikonsumsi.

"Sejauh ini, kondisinya masih wajar, biasa saja, dan belum membahayakan kesehatan,"katanya.

Seperti diketahui, fenomena yang belakangan terjadi di Kota Cimahi dan kian ramai dibicarakan bahkan banyak menjadi bahan obrolan perbincangan masyarakat itu adalah sampainya abu vulkanik ke Kota Cimahi.

Fenomena itu, kembali terjadi pada Kamis (11/11) pascadiguyur hujan sekitar 5 menit. Akibatnya, sejumlah warga mengakui cukup risau dari abu vulkanik yang sampai ke wilayah mereka.

Pada umumnya mereka khawatir hal itu akan memengaruhi kesehatan mereka. Hingga beberapa di antaranya berinisiatif untuk mulai mempersiapkan diri dengan masker.

"Akibat hujan yang terjadi tadi sekitar 5 menit, kita jadi sedikit was-was. Karena menimbulkan bintik putih disepeda motor saya," ujar Yanto warga yang ditemui di Jalan Raden Demang Hardjakusuma ini.

Ia pun memilih untuk menggunakan masker dan kacamata dalam berkendara. Hal itu dilakukannya untuk melindungi mata dari debu vulkanik yang masuk ke salah satu organ tubuhnya itu.

"Lebih baik keluar sedikit demi kesehatan. Dari pada nantinya, saya sakit mata atau sesak nafas akibat menghirup abu vulkanik dari Gunung Merapi yang meletus," pungkasnya.***3***

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010