Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan peningkatan kasus COVID-19 yang tinggi akhir-akhir ini diakibatkan mobilitas penduduk dan adanya varian yang menular di semua usia.

"Analisis kami menunjukkan bahwa peningkatan ini dipengaruhi oleh pertama mobilitas penduduk pada saat liburan Lebaran kemarin dan adanya variant of concern virus yang penularannya lebih cepat di segala usia," kata Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono dalam Webinar "SRIKANDI: Sistem Pengolahan Data Uji Klinik yang Lengkap dan Fleksibel", Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan Indonesia saat ini sedang menghadapi gelombang tinggi kasus COVID-19 setelah titik terendahnya di Mei 2021, di mana pada 24 Juni 2021, tercatat penambahan harian kasus mencapai lebih dari 20.000 kasus. Itu merupakan angka tertinggi hingga saat ini.

Dalam menanggulangi peningkatan kasus tersebut, pemerintah menyiapkan tiga strategi utama yaitu 3T, vaksinasi, dan protokol kesehatan.



Upaya 3T mencakup tindakan melakukan tes COVID-19 (testing), penelusuran kontak erat (tracing), dan tindak lanjut berupa perawatan pada pasien COVID-19 (treatment).

"Mari kita semua membantu dalam upaya untuk melaksanakan ketiga hal tersebut secara efektif secara integratif dan bersama-sama sebagai kewajiban kita selaku komunitas bernegara dan berbangsa," ujar Dante.

Dia mengajak semua masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.

Diberitakan, kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah sebanyak 18.872 orang sehingga mencapai 2.072.867 orang hingga 25 Juni 2021.

Kasus sembuh dari COVID-19 mengalami penambahan 8.557 orang menjadi 1.835.061 orang.

Sedangkan kasus meninggal akibat COVID-19 bertambah sebanyak 422 orang menjadi 56.371 orang.

Baca juga: Kemenkes sebut varian Delta cenderung infeksi pasien usia 18 tahun ke bawah

Baca juga: 21 warga Karawang terpapar virus corona varian Delta

Baca juga: Varian Delta menular saat berpapasan perlu pembuktian ilmiah

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021