Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pabrik baterai sel (battery cell) untuk kendaraan atau mobil listrik di Indonesia yang akan mulai dibangun akhir Juli ini dan akan mulai beroperasi dan berproduksi pada 2023 mendatang.

Pabrik battery cell tersebut merupakan proyek investasi antara konsorsium asal Korea Selatan LG dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC), di mana pada tahap pertama, kapasitas produksinya akan mencapai 10 giga watt per hour.

"Insya Allah ini akan berproses dan berproduksi di tahun 2023 akhir untuk tahap pertama 10 giga," kata Bahlil dalam webinar "Prospek dan Tantangan Industri Baterai Nasional" yang digelar Universitas Indonesia, Kamis.

Bahlil menjelaskan, pada Juni ini pihaknya akan menandatangani perjanjian untuk memulai pembangunan pabrik baterai sel.

"Pembangunan battery cell insya Allah akan kita lakukan di bulan Juli akhir atau awal Agustus, groundbreaking pertama," katanya.

Bahlil mengungkapkan, pengembangan ekosistem kendaraan listrik memang sengaja dimulai di bagian hilir, baru kemudian bagian hulunya. Pasalnya, pemerintah tidak ingin terjadi ekspor bahan setengah jadi jika industri hulunya dibangun lebih dahulu.

"Jadi kita hajar dari hilirnya baru hulu. Bukan hulunya (dulu). Kenapa? Kita mencegah bahan baku kita seminimal mungkin, kita harus jaga agar tidak diekspor menjadi setengah jadi," katanya.

Bahlil menuturkan, investasi pembangunan industri baterai kendaraan listrik terintegrasi itu merupakan yang terbesar, bahkan di dunia. Nilai investasinya mencapai 9,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp142 triliun.

"Ini investasi terbesar Indonesia pascareformasi dan itu dibangun dari hulu ke hilir, dari mining (pertambangan), smelter, prekursor, katode, baterai sel sampai recycle pun, daur ulangnya di Indonesia," katanya.

LG pun, tambah mantan Ketua Umum Hipmi itu, merupakan salah satu pemain baterai mobil listrik dunia.

"Ini satu project yang menurut LG dan kajian beberapa perusahaan, ini merupakan yang terbesar di dunia," pungkas Bahlil.

Baca juga: Elon Musk batalkan produksi Tesla Model S Plaid Plus

Baca juga: Astra sebut jangan sekadar produksi kendaraan listrik tapi juga kesiapan pasar


 

Pewarta: Ade irma Junida

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021