Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat mengajak para petani menggunakan pupuk bersertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) menyusul munculnya beberapa kasus pemalsuan pupuk.
Wakil Ketua KTNA Jawa Barat Endjam Djamsir di Karawang, Selasa mengatakan penggunaan pupuk tanpa SNI itu berisiko di antaranya bisa mengakibatkan gagal panen.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh petani menggunakan pupuk ber-SNI, karena terjamin kualitasnya dan bisa menyuburkan tanaman.
Ia menyampaikan hal tersebut karena beberapa kasus pemalsuan pupuk telah terjadi di Tulungagung, Jawa Timur.
Sejumlah petani jagung di Desa Ngrejo menjadi korban produsen pupuk palsu. Mereka merugi karena pupuk palsu tak memberikan dampak kesuburan, malah membuat tanaman jagung petani menjadi rusak.
Sementara itu, Direktur Umum Pupuk Kujang Maryadi sebagai salah satu produsen pupuk di Indonesia, PT Pupuk Kujang terus meningkatkan mutu dan kualitas seluruh produknya dan menjaga kualitas produk sesuai SNI.
Hal tersebut dilakukan untuk kepuasan pelanggan, terutama petani Indonesia, sebagai tulang punggung ketahanan pangan nasional.
“Pupuk Kujang telah menerapkan SNI secara berkelanjutan. Secara berkala, lembaga sertifikasi produk melakukan audit dengan ketat. Kami berupaya untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan agar tetap meraih hasil terbaik dan unggul,” katanya.
Maryadi menyampaikan, sudah banyak produk Pupuk Kujang yang mengantongi sertifikat SNI, di antaranya Urea, Nitrea, Amoniak, NPK, Phonska, Jeranti, Nitroku, Bion Up, Excow dan berbagai produk lainnya.
Menurut dia, produk-produk tersebut kualitasnya tak diragukan lagi oleh Lembaga Sertikasi Produk (LSP) Balai Sertikasi Industri Kementerian Perindustrian. Sertifikat SNI itu diperoleh setelah pupuk buatan PKC diuji di laboratorium terakreditasi.
Baca juga: Pupuk Kujang pastikan stok pupuk subsidi di Karawang aman pada musim gadu
Baca juga: Alumnus IPB pendiri dua perusahaan berbagi ilmu soal pupuk
Baca juga: Pupuk Indonesia nyatakan stok pupuk bersubsidi melimpah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Wakil Ketua KTNA Jawa Barat Endjam Djamsir di Karawang, Selasa mengatakan penggunaan pupuk tanpa SNI itu berisiko di antaranya bisa mengakibatkan gagal panen.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh petani menggunakan pupuk ber-SNI, karena terjamin kualitasnya dan bisa menyuburkan tanaman.
Ia menyampaikan hal tersebut karena beberapa kasus pemalsuan pupuk telah terjadi di Tulungagung, Jawa Timur.
Sejumlah petani jagung di Desa Ngrejo menjadi korban produsen pupuk palsu. Mereka merugi karena pupuk palsu tak memberikan dampak kesuburan, malah membuat tanaman jagung petani menjadi rusak.
Sementara itu, Direktur Umum Pupuk Kujang Maryadi sebagai salah satu produsen pupuk di Indonesia, PT Pupuk Kujang terus meningkatkan mutu dan kualitas seluruh produknya dan menjaga kualitas produk sesuai SNI.
Hal tersebut dilakukan untuk kepuasan pelanggan, terutama petani Indonesia, sebagai tulang punggung ketahanan pangan nasional.
“Pupuk Kujang telah menerapkan SNI secara berkelanjutan. Secara berkala, lembaga sertifikasi produk melakukan audit dengan ketat. Kami berupaya untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan agar tetap meraih hasil terbaik dan unggul,” katanya.
Maryadi menyampaikan, sudah banyak produk Pupuk Kujang yang mengantongi sertifikat SNI, di antaranya Urea, Nitrea, Amoniak, NPK, Phonska, Jeranti, Nitroku, Bion Up, Excow dan berbagai produk lainnya.
Menurut dia, produk-produk tersebut kualitasnya tak diragukan lagi oleh Lembaga Sertikasi Produk (LSP) Balai Sertikasi Industri Kementerian Perindustrian. Sertifikat SNI itu diperoleh setelah pupuk buatan PKC diuji di laboratorium terakreditasi.
Baca juga: Pupuk Kujang pastikan stok pupuk subsidi di Karawang aman pada musim gadu
Baca juga: Alumnus IPB pendiri dua perusahaan berbagi ilmu soal pupuk
Baca juga: Pupuk Indonesia nyatakan stok pupuk bersubsidi melimpah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021