Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menetapkan sebanyak 11 UMKM dari berbagai daerah di Tanah Air menjadi peserta program Inkubasi Bisnis Inovasi Produk Kelautan dan Perikanan (Inbis Invapro) tahun 2021.

"Dengan menjadi peserta Inbis Invapro KP, pelaku UMKM akan menerapkan inovasi-inovasi hasil perekayasaan BBP3KP (Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan) dan mengembangkan diversifikasi produk sehingga dapat menyediakan beragam olahan hasil perikanan bagi konsumen," kata Direktur Jenderal PDSPKP KKP Artati Widiarti dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, jajarannya merancang program Inbis Invapro yang dilaksanakan tiap tahun, sebagai tempat konsultasi teknis dan manajemen usaha, coaching dan mentoring, pelatihan, magang dan proses penguatan dan pendampingan bagi peserta sehingga mampu menjadi UMKM kelautan perikanan yang inovatif, mandiri dan berdaya saing.

Artati sangat mengapresiasi para peserta terpilih yang telah melewati serangkaian tahapan seleksi yang ketat sejak awal tahun.

"Selamat untuk yang terpilih, beberapa pertemuan ke depan, bapak/ibu para tenant (peserta) akan mengikuti program dan memperoleh pembinaan, pendampingan maupun fasilitasi dari Tim Inbis Invapro KP-BBP3KP," ucapnya.

Di tahap awal, para peserta terpilih akan dibekali bimbingan teknis yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi dalam mengelola usaha dan pemasarannya. Hal ini didasarkan pada tren pasar yang menunjukkan bahwa konsumen menghendaki produk perikanan yang bermutu, aman dikonsumsi dan harga kompetitif.

Karenanya, kelayakan dasar pengolahan (Good Manufacturing Practices/GMP) dan (Sanitation Standard Operating Procedure/SSOP) menjadi modal utama untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar.

"Sedangkan penerapan manajemen usaha yang baik, dapat membantu pelaku usaha untuk mengelola keuangan yang efektif, sehingga menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif. Semua peserta Inbis Invapro akan didampingi selama dua tahun dan sesudah itu diharapkan mereka sudah bisa mandiri," jelas Artati.

Kepala BBP3KP, Widya Rusyanto menyebut 87 UMKM dari 42 Kabupaten/Kota di 16 Provinsi mendaftar di kegiatan Inbis Ivapro 2021. Dari jumlah tersebut, 66 UMKM dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi dan mengikuti seleksi berikutnya.

Di tahap penyaringan wawancara, tim menilai komitmen, kompetensi, rencana bisnis dan pengembangan usaha calon peserta melalui kunjungan ke lokasi secara langsung maupun secara daring.

"Setelah melalui penyaringan dan penilaian, akhirnya 11 UMKM ditetapkan sebagai tenant (peserta) Inbis Invapro kali ini," papar Widya.

Ke-11 UMKM terpilih tersebut pun berasal dari berbagai daerah seperti Kota Pangkal Pinang, Kabupaten Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pati, Kabupaten Pasuruan, Kota Palangkaraya, Kota Bontang, Kota Mataram dan Kota Bitung.

Sementara peserta potensial yang tidak terpilih tetapi memenuhi kriteria untuk mendapatkan pembinaan secara intensif, Widya memastikan tim penilai Inbis Invapro KP merekomendasikan mereka sebagai UMKM binaan. "Yang tidak terpilih kita jadikan mereka UMKM binaan BBP3KP Jakarta dan empat Satker (Satuan Kerja) BBP3KP di Cibinong, Palabuhan Ratu, Mataram dan Ambon," paparnya.

Baca juga: Teten yakin milenial mampu dorong UMKM ke pasar global

Baca juga: Jaringan Wirausaha Kota Depok diharapkan bisa tingkatkan ekonomi warga

 

Pewarta: M Razi Rahman

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021