Bandung, 21/10 (ANTARA) - Universitas Padjadjaran Bandung akan mengumpulkan pakar gulma dari dalam dan luar negeri dalam sebuah seminar internasional membahas dan mencari solusi menangani tanaman pengganggu itu.

Menurut Koordinator Humas Unpad Wenny Widyowati, dalam siaran persnya, yang diterima ANTARA, di Bandung, Kamis, kegiatan itu digelar oleh Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Unpad dengan Himpunan Ilmu Gulma Indonesia (HIGI).

Kegiatan itu merupakan seminar internasional yang akan berlangsung 9-11 November.

Ia menyebutkan, kegiatan itu terbuka bagi seluruh anggota HIGI untuk berpartisipasi aktif menyampaikan hasil penelitiannya, baik secara lisan maupun poster.

"Partisipasi dan masukan dari kegiatan memformulasikan langkah-langkah konkret. Masalah gulma saat ini berkembang luas dan menjadi topik popular," kata Wenny.

Menurut Wenny masalah gulma bukan saja ditemukan dalam sistem produksi pertanian, tapi juga mencakup wilayah non-pertanian seperti taman nasional, kawasan konservasi, bahkan hutan alam dan lingkungan secara umum.

Oleh karena itu, kata dia, masalah gulma menjadi perhatian berbagai departemen terkait, lembaga penelitian, badan karantina, perguruan tinggi, swasta dan petani.

Beberapa pakar gulma yang akan hadir adalah Prof Dr Steve powles (Autralia), Prof Dr Paolo Barberi (Italia), Dr Soekisman Tjokrosoedirdjo (IPB Bogor), HMPN dan Komisi Pestisida Indonesia serta sejumlah pakar gulma dari Unpad.

Di Indonesia, menurut Wenny, permasalahan gulma menjadi kendala karena luasnya areal pertanian dan hutan yang ada di negeri ini. Permasalahan itu terkait pula dengan penggunaan pestisida yang selama ini banyak dipergunakan oleh para petani untuk meningkatkan produktifitas produksinya.

Gulma di beberapa kawasan telah menjadikan lahan tidak produktif dan mengganggu perkembangan dan pertumbuhan sektor pertanian dan perkebunan.

Di lain pihak para petani masih mengganggap gulma sebagai fenomena biasa sehingga penanganannya dilakukan secara instant dengan pestisida dengan pengetahuan tentang gulma yang sangat minim.***3***

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010