Bandung, 19/10 (ANTARA) - Skema pencairan dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang belum jelas dan lebih memberatkan konsumen dianggap menjadi penyebab utama percepatan penjualan rumah sederhana sehat (RSh) pada 2010.

"Sangat pesimistis untuk bisa mencapai target penjualan RSh tahun ini, skema pembiayaan itu belum bergulir maksimal, persyaratan cenderung memberatkan konsumen," kata Ketua Umum REI Jawa Barat, Hary Raharta di Bandung, Selasa.

Kondisi tersebut dirasakan oleh pengembang perumahan sederhana sehat se-Indonesia, sebagian masih kebingungan dengan skema baru itu. Bahkan pengembang masih menjual rumah dengan pola lama.

Ia menyebutkan, target penjualan RSh di Jawa Barat pada 2010 sebanyak 47.000 unit namun ia mengaku pesimistis bisa mencapai angka sebanyak itu karena perubahan pola dan skema pembiayaan membuat penjualan RSh stagnan.
"Penjualan RSh hingga bulan kesepuluh 2010 ini baru mencapai 70 persen, paling banter hanya mampu menjual 80 persen dari target pada akhir tahun," kata Hari Raharta.

Ia menyebutkan, skema atau pola FLPP belum optimal, diprediksi hanya 10 persen yang menggunakan pola baru itu, sedangkan sebagian besar masih menggunakan penjualan dengan pola lama.

"Sulit untuk melakulkan verifikasi dana, pada kenyataanya persyaratan lebih memberatkan konsumen. Mereka wajib punya NPWP dan SPT, hal itu jelas sulit bagi mereka yang berpenghasilan rendah dibawah Rp2,5 juta," katanya.

Sementara itu pengembang perumahan juga enggan merugi, sehingga mereka menjual rumah secara komersial. Pengembang tidak mau berspekulasi menunggu realisasi pencairan dana pembiayaan RSh yang belum bergulir optimal.

Adanya suku bunga pinjaman yang ditawarkan perbankan di bawah 10 persen, maka pengembang melakukan penjualan secara komersial selama konsumen menyepakatinya.

"Pengembang ingin penjualan secepatnya, selama konsumen setuju maka penjualan bisa dilakukan secara komersial. Konsumen sendiri biasanya ingin cepat-cepat mendapatkan rumah," kata Ketua REI Jabar itu menambahkan.***2***

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010