Sumber, 19/10 (ANTARA) - Kabupaten Cirebon, Jabar, kini berupaya keras memenuhi kebutuhan daging sapi dari daerah sendiri melalui berbagai program, salah satunya yakni menyelamatkan sapi betina produktif.

Program penyelamatan sapi betina produktif dilakukan setelah ada payung hukum berdasarkan Undang-Undang 18 tahun 2009, kata Kasi Tenak Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon Setio Utomo di Suber, Cirebon, Selasa.

Salah satu ketentuan dalam UU tersebut yakni tentang penyelamatan sapi betina produktif yang tidak bolah dipotong.Sapi betina produktif tersebut berumur 2 sampai 8 tahun dan bagi yang melakukan pelanggaran ada sanksinya.

Ia mengatakan, perlunya menekankan penyelamatan sapi betina tersebut mengingat populasi sapi di Kabupaten itu masih sangat rendah yakni sekitar 2.000 ekor.

Padahal untuk mencapai swasembada daging tingkat Kabupaten yang berpenduduk dua juta jiwa lebih diperlukan sapi dengan populasi antara 50 ribu dan 70 ribu ekor.

Dijelaskan, saat ini di kabupaten itu setiap hari harus memotong 40 sapi. "Dari 40 ekor tersebut hanya satu sampai dua ekor sapi dari Kabupaten Cirebon, selebihnya dari Jateng dan Jatim," katanya.

Karena itu ia mengharapkan melalui program tersebut dan juga Kredit Pembibitan Peternak Sapi (KPPS) sebanyak 2.000 sapi betina produktif, lambat laun akan bisa swasembada daging.

"Dengan bibit sapi sebanyak itu masih dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun agar Kabupaten Cirebon bisa swasembada daging sapi," katanya.

Berdasarkan pemetaan wilayah peternak Kabupaten Cirebon di bagian Timur kebanyakan menyukai jenis sapi brahman, di wilayah Tengah jenis sapi Sentral limusin dan di wilayah barat jenis sapi peranakan anggolo (PO) dan brahma.

***2***

Yasad A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010