Head of Investment Information Team Mirae Asset Sekuritas Roger MM memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir 2021 dapat menyentuh level 6.500 ditopang positifnya data domestik pada kuartal kedua.

"Dari awal tahun kita sudah memberikan target IHSG di 6.800 dengan worst scenario di 5.300, tapi nampaknya worst scenario tidak akan terjadi. Kita optimis bisa ke 6.800, tapi dengan kondisi saat ini mungkin yang lebih wajar lagi kita turunkan di akhir tahun ini bisa di 6.500," ujar Roger saat diskusi secara virtual dengan awak media di Jakarta, Kamis.

Menurut Roger, tantangan ke depan lebih kepada pasar global. Yang pertama adalah terkait soal kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed), yang akan memengaruhi pergerakan pasar saham di dunia, termasuk Indonesia.

"Karena kita tahu pertumbuhan ekonomi di AS melaju cukup cepat dan sinyal-sinyal kenaikan suku bunga sudah menjadi pembahasan yang sampai ke Indonesia. Tentu saja efeknya kalau The Fed menaikkan suku bunga, tentu saja sebetulnya bagus karena pertumbuhan ekonomi berarti sudah terjadi di AS dan kemungkinan besar itu akan terjadi di semester kedua. Tapi kita masih menunggu sinyal-sinyal dari The Fed terkait suku bunga," kata Roger.

Tantangan global berikutnya, lanjut Roger, yaitu kemungkinan terjadinya taper tantrum atau pengurangan stimulus dari The Fed yang diperkirakan akan terjadi di semester II tahun ini.

"Sedangkan dari domestik, saya melihatnya justru kebanyakan berita-berita positif yang akan mampir ke pasar kita, di antaranya pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua yang kemungkinan positif. Pemerintah sudah menetapkan target sekitar tujuh persen, bahkan bisa lebih. Itu kemungkinan dipublish di Agustrus, jadi itu bisa jadi sentimen yang cukup bagus bagi IHSG kita," ujar Roger.

Sementara itu terkait tren semakin banyaknya perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham (IPO), Roger menilai hal tersebut seharusnya dapat menjadi sentimen positif di pasar saham. Semakin banyak perusahaan yang melakukan IPO mengindikasikan tren ekonomi juga semakin baik. Salah satu yang disebut-sebut akan melantai di bursa dengan IPO jumbo pada tahun ini yaitu GoTo, entitas gabungan dari Gojek dan Tokopedia.

"IPO jumbo GoTo, kita masih memprediksi berapa nilai yang bisa disalurkan ke publik, karena nilainya saja jumbo banget ini. Dari nilai pasarnya saja market value sekitar Rp170 triliun, kita tinggal menebak-nebak bisa diserap tidak nih oleh nasabah ritel," kata Roger.

Meski demikian rencana IPO GoTo setidaknya sudah menjadi berita positif bagi pasar saham domestik karena di era digitalisasi saat ini banyak perusahaan-perusahaan digital terutama yang bernilai tinggi seperti GoTo mau IPO di pasar saham domestik.

"Saya berharap ke depan kondisi market kita sudah jauh lebih stabil, karena kita melihat indikasi-indikasi ekonomi makin membaik. Mulai dari inflasi, walaupun terkena efek dari lebaran, kemudian kita melihat angka fantastis di PMI manufaktur yang sudah tujuh bulan ini ekspansif dengan angka tertinggi tercetak di Mei, kemudian ekspor kita membaik, dan kita mudah-mudahan keluar dari resesi dan kelihatannya pertumbuhan ekonomi kita sudah positif di kuartal kedua," ujar Roger.

Baca juga: IHSG BEI kembali tembus level psikologis 6.000

 

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021