Peneliti Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Andria Agusta mengatakan ada dua macam ekstrak endofit dari jamur Indonesia yang menunjukkan aktivitas biologis untuk anti-SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
"Dari sedikit screening kami menemukan dua jenis ekstrak jamur yang dapat menghambat pertumbuhan SARS-CoV-2 secara in vitro," kata Andria dalam seminar virtual "International Webinar on Natural Products and Tropical Medicine", Jakarta, Rabu.
LIPI melakukan penelitian untuk eksplorasi metabolit anti-infeksi dari jamur endofit Indonesia.
Andria menuturkan dari proses screening terhadap lebih dari 100 jenis ekstrak endofit dari koleksi atau perpustakaan ekstrak yang dibentuk LIPI, menunjukkan adanya aktivitas untuk antimalaria dan anti SARS-CoV-2.
"Sejenis ekstrak endofit menunjukkan aktivitas antimalaria yang kuat. Dan ada dua macam ekstrak endofit menunjukkan anti SARS-CoV-2," tutur Andria yang merupakan lulusan Universitas Fukuyama di Jepang.
Proses screening tersebit dilakuakn dengan berkolaborasi dengan beberapa institusi riset.
Andria menuturkan isolasi dan karakterisasi matabolit yang menunjukkan aktivasi antivirus itu sedang diselidiki di laboratorium LIPI.
Andria menuturkan penelitian masih terus berlanjut untuk menemukan lebih banyak potensi untuk kandidat bahan baku obat ke depan untuk mendukung upaya pengobatan penyakit termasuk malaria.
Baca juga: Penyakit 'jamur hitam' belum terdeteksi di Indonesia, kata Menkes
Baca juga: Jamur Cordyceps berpotensi lawan virus corona, bersiap diuji klinis
Baca juga: LIPI kembangkan vaksin rekombinan corona dengan metode spray
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Dari sedikit screening kami menemukan dua jenis ekstrak jamur yang dapat menghambat pertumbuhan SARS-CoV-2 secara in vitro," kata Andria dalam seminar virtual "International Webinar on Natural Products and Tropical Medicine", Jakarta, Rabu.
LIPI melakukan penelitian untuk eksplorasi metabolit anti-infeksi dari jamur endofit Indonesia.
Andria menuturkan dari proses screening terhadap lebih dari 100 jenis ekstrak endofit dari koleksi atau perpustakaan ekstrak yang dibentuk LIPI, menunjukkan adanya aktivitas untuk antimalaria dan anti SARS-CoV-2.
"Sejenis ekstrak endofit menunjukkan aktivitas antimalaria yang kuat. Dan ada dua macam ekstrak endofit menunjukkan anti SARS-CoV-2," tutur Andria yang merupakan lulusan Universitas Fukuyama di Jepang.
Proses screening tersebit dilakuakn dengan berkolaborasi dengan beberapa institusi riset.
Andria menuturkan isolasi dan karakterisasi matabolit yang menunjukkan aktivasi antivirus itu sedang diselidiki di laboratorium LIPI.
Andria menuturkan penelitian masih terus berlanjut untuk menemukan lebih banyak potensi untuk kandidat bahan baku obat ke depan untuk mendukung upaya pengobatan penyakit termasuk malaria.
Baca juga: Penyakit 'jamur hitam' belum terdeteksi di Indonesia, kata Menkes
Baca juga: Jamur Cordyceps berpotensi lawan virus corona, bersiap diuji klinis
Baca juga: LIPI kembangkan vaksin rekombinan corona dengan metode spray
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021