Polres Cianjur, Jawa Barat, aktifkan 12 pos penyekatan yang sebagian besar berdiri di jalur utama Puncak-Cianjur, sebagai upaya mencegah masuknya pemudik yang tetap memaksakan diri untuk pulang ke kampung halamannya di Cianjur atau pemudik jarak dekat tanpa surat keterangan bebas COVID-19.
Kapolres Cianjur, AKBP Mochamad Rifai di Cianjur Kamis, mengatakan penyekatan atau pelarangan mudik hari pertama yang diberlakukan pemerintah, terlihat cukup dipatuhi karena tidak terlihat peningkatan volume kendaraan yang cukup berarti yang melintas di wilayah hukum Cianjur.
"Terlebih saat ini, kita sudah menyiagakan 12 pos penyekatan mulai dari jalur utama hingga jalur tikus yang dapat digunakan pemudik untuk melintas. Jalur tikus akan di jaga ketat jajaran polsek dan petugas gabungan lainnya, sehingga tidak ada celah bagi pemudik yang membandel," katanya.
Ia menjelaskan, tercatat di sepanjang jalur utama Puncak-Cianjur, terdapat beberapa jalur tikus yang kerap digunakan pengendara untuk melintas seperti jalur alternatif Puncak II yang sudah mendapat penjagaan ketat aparat gabungan TNI/Polri. Jalur tersebut dilalui pemudik dari arah Jabodetabek.
"Di masing-masing jalur tikus ini, akan mendapat penyekatan dari aparat gabungan polsek dan koramil, termasuk di jalur Cikalongkulon-Jonggol serta empat titik jalur tikus di wilayah timur yang masuk Polsek Sukaluyu, Haurwangi dan Ciranjang," katanya.
Pantauan Antara, jalur tikus yang selama ini jarang dilalui kendaraan, namun kerap dijadikan jalur alternatif di wilayah utara yang dapat tembus langsung ke wilayah timur hingga perbatasan Cianjur-Bandung Barat, yaitu dimulai dari Hanjawar, Pacet tembus Cikalongkulon selanjutnya Bandung.
Jalur alternarif lainnya di wilayah utara, Mangun-Cugenang tembus Kecamatan Warungkondang-Gekbrong, selanjutnya ke Kabupaten Sukabumi. Sedangkan untuk wilayah selatan terdapat jalur tikus dari Kecamatan Naringgul, Cidaun tembus Garut dan Tasikmalaya hingga pantai selatan Jawa Tengah.
Namun dari sejumlah jalur tikus tersebut, perhari ini mulai mendapat penjagaan dari petugas meski kecil kemungkinan pemudik melintas di jalur tersebut karena membutuhkan waktu yang cukup lama akibat kondisi jalan yang rusak dan banyaknya titik penyekatan sebelum masuk jalur tikus.
Baca juga: Ratusan kendaraan pemudik diputarbalikkan di jalur utama Bandung-Cianjur
Baca juga: Cianjur perketat pemeriksaan kendaraan pemudik jalur Puncak
Baca juga: Pemkab Cianjur gencarkan operasi yustisi dan razia di perbatasan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kapolres Cianjur, AKBP Mochamad Rifai di Cianjur Kamis, mengatakan penyekatan atau pelarangan mudik hari pertama yang diberlakukan pemerintah, terlihat cukup dipatuhi karena tidak terlihat peningkatan volume kendaraan yang cukup berarti yang melintas di wilayah hukum Cianjur.
"Terlebih saat ini, kita sudah menyiagakan 12 pos penyekatan mulai dari jalur utama hingga jalur tikus yang dapat digunakan pemudik untuk melintas. Jalur tikus akan di jaga ketat jajaran polsek dan petugas gabungan lainnya, sehingga tidak ada celah bagi pemudik yang membandel," katanya.
Ia menjelaskan, tercatat di sepanjang jalur utama Puncak-Cianjur, terdapat beberapa jalur tikus yang kerap digunakan pengendara untuk melintas seperti jalur alternatif Puncak II yang sudah mendapat penjagaan ketat aparat gabungan TNI/Polri. Jalur tersebut dilalui pemudik dari arah Jabodetabek.
"Di masing-masing jalur tikus ini, akan mendapat penyekatan dari aparat gabungan polsek dan koramil, termasuk di jalur Cikalongkulon-Jonggol serta empat titik jalur tikus di wilayah timur yang masuk Polsek Sukaluyu, Haurwangi dan Ciranjang," katanya.
Pantauan Antara, jalur tikus yang selama ini jarang dilalui kendaraan, namun kerap dijadikan jalur alternatif di wilayah utara yang dapat tembus langsung ke wilayah timur hingga perbatasan Cianjur-Bandung Barat, yaitu dimulai dari Hanjawar, Pacet tembus Cikalongkulon selanjutnya Bandung.
Jalur alternarif lainnya di wilayah utara, Mangun-Cugenang tembus Kecamatan Warungkondang-Gekbrong, selanjutnya ke Kabupaten Sukabumi. Sedangkan untuk wilayah selatan terdapat jalur tikus dari Kecamatan Naringgul, Cidaun tembus Garut dan Tasikmalaya hingga pantai selatan Jawa Tengah.
Namun dari sejumlah jalur tikus tersebut, perhari ini mulai mendapat penjagaan dari petugas meski kecil kemungkinan pemudik melintas di jalur tersebut karena membutuhkan waktu yang cukup lama akibat kondisi jalan yang rusak dan banyaknya titik penyekatan sebelum masuk jalur tikus.
Baca juga: Ratusan kendaraan pemudik diputarbalikkan di jalur utama Bandung-Cianjur
Baca juga: Cianjur perketat pemeriksaan kendaraan pemudik jalur Puncak
Baca juga: Pemkab Cianjur gencarkan operasi yustisi dan razia di perbatasan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021