Kantor Satpol PP dan Damkar Cianjur, Jawa Barat, mencatat adanya 44 kasus kebakaran sejak Januari hingga April 2021 dengan penyebab terbanyaknya adalah arus pendek listrik, namun dari puluhan kasus itu tidak ada korban jiwa.
Kepala Kantor Satpol PP dan Damkar Cianjur, Hendry Prasetyadi di Cianjur Jumat, mengatakan meski peristiwa kebakaran sifatnya fluktuatif, namun untuk awal tahun yang baru menginjak empat bulan menjadi yang tertinggi dibanding tahun sebelumnya.
"Selama empat bulan, dari Januari sampai sekarang sudah ada 44 kasus kebakaran yang terjadi, sehingga ini yang tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya, dimana tahun lalu, hanya terjadi beberapa peristiwa kebakaran tidak sampai puluhan," katanya.
Sebagian besar kebakaran terjadi karena arus pendek listrik, sepanjang puasa tutur dia, sudah terjadi lima peristiwa kebakaran yang cukup besar termasuk kebakaran yang menimpa pom bensin mini di Cikalongkulon dan Pabrik pengolahan padi di Kecamatan Sindangbarang.
Meski kasus kebakaran tahun ini cukup tinggi, ungkap dia, namun tidak ada yang sampai memakan korban jiwa, kobaran api sebagian besar terjadi di pemukiman warga dan pabrik kecil."Untuk kerugian materil secara total mencapai belasan miliar rupiah," kata Hendry.
Tingginya kasus kebakaran akibat arus pendek listrik, terutama selama bulan puasa, pihaknya mengimbau warga untuk memahami mitigasi kebencanaan serta paham pencegahannya."Semua harus paham, termasuk warga harus punya nomor layanan Damkar untuk melaporkan jika terjadi kebakaran," katanya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga berharap pemerintah desa dapat mengalokasi sebagian kecil anggaran untuk membeli peralatan kebencanaan seperti mesin air, alat pemadam api mini dan selang berukuran cukup besar untuk upaya cepat penanganan bencana kebakaran.
Baca juga: Disnakertrans Cianjur wajibkan perusahaan bayar THR H-7
Baca juga: Jalur Puncak-Cianjur tertutup untuk kendaraan besar bus dan truk
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kepala Kantor Satpol PP dan Damkar Cianjur, Hendry Prasetyadi di Cianjur Jumat, mengatakan meski peristiwa kebakaran sifatnya fluktuatif, namun untuk awal tahun yang baru menginjak empat bulan menjadi yang tertinggi dibanding tahun sebelumnya.
"Selama empat bulan, dari Januari sampai sekarang sudah ada 44 kasus kebakaran yang terjadi, sehingga ini yang tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya, dimana tahun lalu, hanya terjadi beberapa peristiwa kebakaran tidak sampai puluhan," katanya.
Sebagian besar kebakaran terjadi karena arus pendek listrik, sepanjang puasa tutur dia, sudah terjadi lima peristiwa kebakaran yang cukup besar termasuk kebakaran yang menimpa pom bensin mini di Cikalongkulon dan Pabrik pengolahan padi di Kecamatan Sindangbarang.
Meski kasus kebakaran tahun ini cukup tinggi, ungkap dia, namun tidak ada yang sampai memakan korban jiwa, kobaran api sebagian besar terjadi di pemukiman warga dan pabrik kecil."Untuk kerugian materil secara total mencapai belasan miliar rupiah," kata Hendry.
Tingginya kasus kebakaran akibat arus pendek listrik, terutama selama bulan puasa, pihaknya mengimbau warga untuk memahami mitigasi kebencanaan serta paham pencegahannya."Semua harus paham, termasuk warga harus punya nomor layanan Damkar untuk melaporkan jika terjadi kebakaran," katanya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga berharap pemerintah desa dapat mengalokasi sebagian kecil anggaran untuk membeli peralatan kebencanaan seperti mesin air, alat pemadam api mini dan selang berukuran cukup besar untuk upaya cepat penanganan bencana kebakaran.
Baca juga: Disnakertrans Cianjur wajibkan perusahaan bayar THR H-7
Baca juga: Jalur Puncak-Cianjur tertutup untuk kendaraan besar bus dan truk
Editor : Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021