Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan BUMN telah berkontribusi terhadap penerimaan negara sebesar Rp3.282 triliun selama 10 tahun terakhir yang meliputi dividen, pajak, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Kita lihat 10 tahun terakhir antara pajak, PNBP dan dividen kita sudah berkontribusi Rp3.282 triliun,” katanya dalam Rakorbangpus 2021 di Jakarta, Kamis.
Meski demikian, Erick menyatakan kontribusi tersebut masih tergolong kecil namun untuk Return on investment (ROI) yang masuk ke Kementerian BUMN tergolong cukup baik.
“Ini tentu kita jaga ke depan kita harapkan agar meningkat dan negara mendapat income untuk dipakai kegiatan-kegiatan,” ujarnya.
Erick tidak memungkiri bahwa selama 2019 dam 2020 BUMN turut terdampak pandemi COVID-19 sehingga hanya beberapa BUMN saja yang mampu bertahan seperti di bidang kesehatan, asuransi, pangan, perkebunan dan kehutanan.
Sementara untuk backbone BUMN seperti telekomunikasi, jasa keuangan, minyak dan gas (migas) energi, serta pertambangan, mineral, dan batubara (minerba) sangat tergerus sehingga memaksa Kementerian BUMN untuk mengubah strategi.
“Di 2021 kita mode nya survival atau kelangsungan hidup di mana kita tetap melindungi BUMN strategis yang terdampak lalu secara bersama kita ubah strategi secara besar yakni transformasi,” katanya.
Ia mengatakan upaya yang dilakukan Kementerian BUMN dalam hal ini di antaranya memperkuat supply chain, mendorong pengawasan good corporate governance, pembangunan talenta yang kompetitif dan memastikan bisnis model yang teradaptasi.
Ia melanjutkan, pada 2022 merupakan era restrukturisasi dan realignment yang ada di BUMN yang diharapkan pada 2023-2024 BUMN bisa kembali normal dengan penerapan inovasi dan transformasi.
Baca juga: Menteri BUMN: Program 'Indonesia Tumbuh' akan jadikan RI lumbung pangan dunia
Baca juga: Menteri BUMN ingin nilai pasar Pertamina 100 miliar dolar AS pada 2024
Baca juga: Pindad dukung Holding BUMN Pertahanan untuk hasilkan produk inovatif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
“Kita lihat 10 tahun terakhir antara pajak, PNBP dan dividen kita sudah berkontribusi Rp3.282 triliun,” katanya dalam Rakorbangpus 2021 di Jakarta, Kamis.
Meski demikian, Erick menyatakan kontribusi tersebut masih tergolong kecil namun untuk Return on investment (ROI) yang masuk ke Kementerian BUMN tergolong cukup baik.
“Ini tentu kita jaga ke depan kita harapkan agar meningkat dan negara mendapat income untuk dipakai kegiatan-kegiatan,” ujarnya.
Erick tidak memungkiri bahwa selama 2019 dam 2020 BUMN turut terdampak pandemi COVID-19 sehingga hanya beberapa BUMN saja yang mampu bertahan seperti di bidang kesehatan, asuransi, pangan, perkebunan dan kehutanan.
Sementara untuk backbone BUMN seperti telekomunikasi, jasa keuangan, minyak dan gas (migas) energi, serta pertambangan, mineral, dan batubara (minerba) sangat tergerus sehingga memaksa Kementerian BUMN untuk mengubah strategi.
“Di 2021 kita mode nya survival atau kelangsungan hidup di mana kita tetap melindungi BUMN strategis yang terdampak lalu secara bersama kita ubah strategi secara besar yakni transformasi,” katanya.
Ia mengatakan upaya yang dilakukan Kementerian BUMN dalam hal ini di antaranya memperkuat supply chain, mendorong pengawasan good corporate governance, pembangunan talenta yang kompetitif dan memastikan bisnis model yang teradaptasi.
Ia melanjutkan, pada 2022 merupakan era restrukturisasi dan realignment yang ada di BUMN yang diharapkan pada 2023-2024 BUMN bisa kembali normal dengan penerapan inovasi dan transformasi.
Baca juga: Menteri BUMN: Program 'Indonesia Tumbuh' akan jadikan RI lumbung pangan dunia
Baca juga: Menteri BUMN ingin nilai pasar Pertamina 100 miliar dolar AS pada 2024
Baca juga: Pindad dukung Holding BUMN Pertahanan untuk hasilkan produk inovatif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021