DPRD Provinsi Jawa Barat menyatakan program satu desa satu hafidz (Sadesha) yang dicanangkan oleh pemerintah setempat yang kini telah berjalan dua tahun dinilai bisa mengurangi tingkat buta huruf, khususnya Al Quran di wilayah Jabar.

"Program Sadesha ini pun diharapkan mampu mengurangi atau memperbaiki tingkat buta huruf di lingkungan masyarakat yang kini masih ditemukan di beberapa wilayah khususnya di Jawa Barat. Ini akan menjadi trigger untuk perbaikan penurunan tingkat buta huruf Al Quran," kata Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat Abdul Hadi Wijaya di Bandung, Sabtu.

Komisi V DPRD Jawa Barat, kata Abdul Hadi, mengapresiasi program Sadesha yang bertujuan untuk melahirkan hafidz-hafidz baru di Jabar karena menurutnya para hafidz ini nantinya akan memiliki akses langsung ke masyarakat.

“Dengan capaian-capaian program ini sangat bermanfaat jadi para hafidz punya akses ke masyarakat kemudian para peserta beasiswanya bisa terus meningkat sehingga keberkahan ini terus meningkat, bila diibaratkan satu kali hatam Al Quran itu satu juta huruf," kata Hadi.

Salah satu tempat yang melaksanakan program ini, kata Abdul Hadi, adalah Pimpinan Cabang Jami'yatul Qurra'wal Huffazh Nahdlatul Ulama Kabupaten Garut.

Hadi menegaskan, pihaknya akan terus mengawasi, mengevaluasi dan mengawal program tersebut terlebih dari pengawasan biaya operasional para pelaksana.

“Setelah dua tahun ada hal hal yang kita evaluasi contohnya biaya operasional pihak pelaksana Jami’yyatul Qurra wal-Huffadz (JQH) dan itu juga harus kita perhatikan," katanya.

Baca juga: 38 penghafal Alquran Kabupaten Bekasi ikut seleksi Sadesha Jabar

Baca juga: Kuwait beri penghormatan 138 penghafal Al Quran di Ponpes Garut

Baca juga: Gubernur Jabar: Syekh Ali Jaber inspirasi lahirnya program hafidz Quran

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021