Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup melemah, seiring kekhawatiran pasar terhadap naiknya kasus COVID-19.

Rupiah ditutup melemah 32 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp14.530 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.498 per dolar AS.

"Pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh kekhawatiran kenaikan penularan COVID-19 baik secara global maupun domestik," kata Pengamat Pasar Uang Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova di Jakarta, Rabu.

Permintaan pada aset aman meningkat setelah aksi ambil untung di bursa Wall Street.

Bursa saham AS ditutup melemah untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (20/4) kemarin, di tengah lonjakan kasus COVID-19 secara global yang membayangi serangkaian laporan keuangan perusahaan yang solid.

"Ditambah lagi setelah BI merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini yang lebih rendah dari proyeksi sebelumnya," ujar Rully.

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan 2021 akan berada pada kisaran 4,1 persen sampai 5,1 persen, lebih rendah dibandingkan perkiraan bank sentral sebelumnya 4,3 persen sampai 5,3 persen.

Indeks dolar saat ini berada di level 91,37, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya di level 91,24.

Sementara imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun meningkat ke posisi 1,575 persen dari posisi penutupan sebelumnya 1,562 persen.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.525 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.515 per dolar AS hingga Rp14.548 per dolar AS.

Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah menjadi Rp14.549 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.508 per dolar AS.

Baca juga: Pahlawan Kartini jadi gambar dalam uang kertas rupiah dua kali

Baca juga: Kurs rupiah menguat di tengah kenaikan kembali imbal hasil obligasi AS
 

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021