Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Ari Kuncoro mengukuhkan Prof. Dr. Azwar Manaf, M.Met. yang berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI, pengukuhan dilakukan secara virtual.

Prof. Azwar dalam pidato pengukuhan yang berjudul Magnet Permanen Logam Tanah Jarang: Perannya dalam Era Revolusi Industri Empat Titik Nol" menjelaskan bahwa pengembangan material magnet permanen masih berjalan progresif sejak pertama kali baja atau steel difungsikan sebagai magnet permanen tahun 1900-an.

"Fokus riset pada bidang ini lebih kepada pencarian material baru yang memiliki kerapatan energi magnet yang lebih tinggi. Kegiatan ini berjalan lebih seratus tahun dengan hasil penemuan magnet logam tanah jarang (LTJ) yang memiliki kerapatan energi magnet 68 kali lebih tinggi dibandingkan magnet baja," ujarnya.

Ia memaparkan kegiatan risetnya yang terus berlanjut seiring dengan perkembangan teknologi untuk menghasilkan material berstruktur ukuran nanometer. Sejak tahun 2000, fokus risetnya bergeser dari pencarian material baru kepada rekayasa struktur material menuju kepada magnet permanen berkemampuan kerapatan energi 1 MJ/m3 atau 150 kali lebih tinggi dibandingkan magnet baja.



Menurutnya, hanya magnet permanen LTJ yang memiliki peluang menjadi magnet berenergi tinggi dan dengan demikian menjadi magnet permanen masa depan.

Lebih lanjut Prof. Azwar menjelaskan bahwa sifat dari kerapatan energi magnet LTJ yang sangat tinggi, memiliki peluang menciptakan desain baru dengan prioritas volume efektif. Hal ini menyebabkan magnet LTJ banyak dibutuhkan oleh industri. Penggunaannya terdistribusi pada berbagai sektor, antara lain sektor transportasi (mencapai 32 persen), industri listrik yang mencapai hampir 28 persen, terutama pada aplikasi generator dan motor listrik.

“Peran LTJ di era revolusi industri 4.0 menjadi salah satu fokus prioritas industri nasional dengan masuknya industri otomotif dan industri listrik dalam 5 sektor industri prioritas menuju Industri 4.0 di Indonesia. Era revolusi industri 4.0 dikenal sebagai era artificial inteligence dimana manusia lebih mengandalkan kemampuan mesin termasuk dalam aktifitas industri,” ujar Azwar.

Magnet LTJ berkemampuan tinggi, tidak memerlukan volume besar untuk berfungsi efektif dan dapat berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan teknologi industri 4.0 yang mengutamakan kinerja yang efisien dan ramah lingkungan.

Azwar menyelesaikan pendidikan sarjana hingga doktoral di berbagai universitas. Tahun 1977-1982 ia menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada, kemudian tahun 1983-1985 melanjutkan pendidikan di UI, tahun 1987-1993 ia mengenyam pendidikan magister dan doktoral The University of Sheffield, UK.

Azwar pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Fisika FMIPA UI tahun 2006-2008. Ia juga pernah menjabat sebagai Komisi 3 Dewan Riset Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Pada acara pengukuhan Prof. Azwar, hadir tamu undangan, antara lain Kepala Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman M.Eng., Ketua Dewan Guru Besar UI Prof. Harkristuti Harkrisnowo, Ketua Senat Akademik Prof. Nachrowi Djalal Nachrowi, M.Sc., M.Phill., Ph.D, Prof. Dr. Ing. Ir. Priyono Soetikno DEA (Guru Besar Institut Teknologi Bandung), Prof. Dr. Ir. Indarto, DEA. (Guru Besar Universitas Gadjah Mada), Prof. Dr-Eng. Prabowo, Ir. M.Eng. (Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember), serta para dekan/direktur dari fakultas/pascasarjana/program pendidikan vokasi yang ada di UI.

Baca juga: UI kukuhkan Prof Kamarza Mulia sebagai guru besar

Baca juga: Prof Warjito dikukuhkan sebagai guru besar UI

Baca juga: Universitas Indonesia kukuhkan delapan guru besar Fakultas Kedokteran
 

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021