Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengantisipasi pemudik lebih dini pada Lebaran 2021 di wilayah tersebut.
"Sampai saat ini Pak Menhub belum mengeluarkan kebijakan terkait permenhub juknis larangan mudik. Itu belum dikeluarkan, kami dari Dishub Jabar malah sedang memikirkan tentang mudik dini ini bisa diantisipasi," kata Kabid Perhubungan Transportasi Darat Dinas Perhubungan Jawa Barat Iskandar, Kamis.
Ditemui disela-sela diskusi tentang larangan mudik yang dilaksanakan oleh Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB) di Kota Bandung, Iskandar mengatakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Jawa Barat ialah memaksimalkan sosialisas tentang larangan mudik Lebaran 2021 sebelum kebijakan tersebut ditetapkan.
"Jadi memang pelarangan mudik itu dari tanggal 6 sampai 17 Mei 2021, sehingga sebelum itu ditetapkan kami sudah turun ke lapangan menyosialisasikan tentang larangan mudik. Jadi kekuatannya di sosialisasi ini untuk pencegahan pemudik dini," katanya.
Ia mengatakan larangan mudik Lebaran 2021 ini bukan saja hanya untuk angkutan umum namun juga untuk kendaraan pribadi.
"Situasi terakhir kondisi kita di Jabar membaik untuk COVID-19. Akan tetapi, atas pertimbangan lintas sektor, setelah libur panjang kemarin selalu terjadi lonjakan kasus, sehingga kita khawatir upaya kita untuk memberantas COVID jadi sia-sia," kata dia.
Sementara itu Organisasi Angkutan Darat (Organda) meminta pemerintah pusat untuk merevisi kebijakan pemerintah yang melarang mudik pada Lebaran 2021.
"Kami mohon dengan segala hormat, semoga melalui diskusi ini mudah-mudahan suara kami didengar oleh pemerintah pusat. Kami berharap ditinjau ulang soal larangan mudik ini," kata Ketua DPD Organda Jawa Barat Dida Suprinda.
Dida mengatakan larangan mudik Lebaran 2021 tersebut sangat memberatkan pelaku usaha transportasi, terlebih saat ini kondisi pengusaha angkutan umum di Jawa Barat sangat memprihatinkan sejak sejak awal tahun 2020 hingga saat ini.
"Saat ini awak angkutan sudah sangat menjerit, karena kami harus bekerja dengan cara digilir. Sekarang jalan, besok tidak," kata Dida.
Dia mengatakan pada mulanya para pengusaha berharap besar pada Lebaran tahun ini bisa sedikit meraup pendapatan dengan pertimbangan saat ini banyak sektor dilakukan relaksasi.
Baca juga: Ada 338 titik penyekatan di Jawa Barat untuk cegah pemudik
Baca juga: Kabupaten Bekasi siapkan enam titik penyekatan antisipasi pemudik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Sampai saat ini Pak Menhub belum mengeluarkan kebijakan terkait permenhub juknis larangan mudik. Itu belum dikeluarkan, kami dari Dishub Jabar malah sedang memikirkan tentang mudik dini ini bisa diantisipasi," kata Kabid Perhubungan Transportasi Darat Dinas Perhubungan Jawa Barat Iskandar, Kamis.
Ditemui disela-sela diskusi tentang larangan mudik yang dilaksanakan oleh Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB) di Kota Bandung, Iskandar mengatakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Jawa Barat ialah memaksimalkan sosialisas tentang larangan mudik Lebaran 2021 sebelum kebijakan tersebut ditetapkan.
"Jadi memang pelarangan mudik itu dari tanggal 6 sampai 17 Mei 2021, sehingga sebelum itu ditetapkan kami sudah turun ke lapangan menyosialisasikan tentang larangan mudik. Jadi kekuatannya di sosialisasi ini untuk pencegahan pemudik dini," katanya.
Ia mengatakan larangan mudik Lebaran 2021 ini bukan saja hanya untuk angkutan umum namun juga untuk kendaraan pribadi.
"Situasi terakhir kondisi kita di Jabar membaik untuk COVID-19. Akan tetapi, atas pertimbangan lintas sektor, setelah libur panjang kemarin selalu terjadi lonjakan kasus, sehingga kita khawatir upaya kita untuk memberantas COVID jadi sia-sia," kata dia.
Sementara itu Organisasi Angkutan Darat (Organda) meminta pemerintah pusat untuk merevisi kebijakan pemerintah yang melarang mudik pada Lebaran 2021.
"Kami mohon dengan segala hormat, semoga melalui diskusi ini mudah-mudahan suara kami didengar oleh pemerintah pusat. Kami berharap ditinjau ulang soal larangan mudik ini," kata Ketua DPD Organda Jawa Barat Dida Suprinda.
Dida mengatakan larangan mudik Lebaran 2021 tersebut sangat memberatkan pelaku usaha transportasi, terlebih saat ini kondisi pengusaha angkutan umum di Jawa Barat sangat memprihatinkan sejak sejak awal tahun 2020 hingga saat ini.
"Saat ini awak angkutan sudah sangat menjerit, karena kami harus bekerja dengan cara digilir. Sekarang jalan, besok tidak," kata Dida.
Dia mengatakan pada mulanya para pengusaha berharap besar pada Lebaran tahun ini bisa sedikit meraup pendapatan dengan pertimbangan saat ini banyak sektor dilakukan relaksasi.
Baca juga: Ada 338 titik penyekatan di Jawa Barat untuk cegah pemudik
Baca juga: Kabupaten Bekasi siapkan enam titik penyekatan antisipasi pemudik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021