Depok, 3/8 (ANTARA) - Pameran arkeologi bawah laut yang berlangsung di Museum Nasional Jakarta, 4-15 Agustus 2010, akan memberi pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai "kedahsyatan" bawah laut Indonesia.
Bawah laut Indonesia tidak hanya kaya dengan sumber daya hayati dan mineral, namun juga menyimpan benda-benda peninggalan sejarah dari kapal-kapal yang tenggelam di masa lalu.
"Dari pameran ini, masyarakat akan dapat melihat lebih jelas mengenai kekayaan warisan budaya Indonesia yang tersimpan di bawah laut," kata Kepala Departemen Arkeologi Universitas Indonesia Dr Irmawati M. Johan, yang juga ketua panitia pelaksana pameran seminar "Warisan Budaya Bawah Air", Selasa.
Di ruang pamer Museum Nasional tersebut, pengunjung tidak hanya melihat foto-foto dari peninggalan purbakala bawah air, tapi juga dapat melihat benda-benda yang sudah diangkat, termasuk benda-benda yang bernilai tinggi.
Diharapkan melalui pameran ini masyarakat akan mengerti apa yang terjadi dibalik pelelangan benda-benda warisan budaya bawah air.
"Karena dalam pameran ini kami juga menjabarkan tentang bagaimana benda-benda itu sampai tenggelam di laut, bagaimana kegiatan perdagangan masa lalu dan rute kapal-kapal hingga terdampar di perairan Indonesia," katanya kepada ANTARA di Depok.
"Kami juga membuat simulasi mengenai apa yang harus dilakukan masyarakat jika mereka menemukan benda yang diduga peninggalan sejarah, dan aturan-aturan apa yang berlaku, sehingga mereka tidak melanggar hukum," ucap Irmawati menambahkan.
Pameran dan seminar bertema "Warisan Budaya Bawah Air: Apakah harus Dilelang?" yang dibuka pada Rabu (4/8) pagi itu, menurut rencana dihadiri Menteri Kebudayaan dan Pariwisata serta Menteri Kelautan dan Perikanan RI.
Sejumlah pakar arkeologi dan pejabat pemerintahan terkait akan berbicara mengenai pengelolaan warisan budaya bawah laut dan merumuskan sikap terbaik yang harus dilakukan Indonesia.
Menurut Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO), Indonesia memiliki sekitar 500 situs arkeologi bawah air.
Sebagian besar peninggalan sejarah dari kapal tenggalam itu masih berada di dasar laut.
Beberapa titik yang diduga banyak kapal tenggelam di masa lalu, antara lain di Karang Keliputan dan Pulau Buaya (Riau), Kepulauan Seribu (Jakarta), Batu Hitam (Belitung), perairan Cirebon (Jawa Barat), Kalimantan Barat dan tempat lainnya.
Teguh Handoko
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
Bawah laut Indonesia tidak hanya kaya dengan sumber daya hayati dan mineral, namun juga menyimpan benda-benda peninggalan sejarah dari kapal-kapal yang tenggelam di masa lalu.
"Dari pameran ini, masyarakat akan dapat melihat lebih jelas mengenai kekayaan warisan budaya Indonesia yang tersimpan di bawah laut," kata Kepala Departemen Arkeologi Universitas Indonesia Dr Irmawati M. Johan, yang juga ketua panitia pelaksana pameran seminar "Warisan Budaya Bawah Air", Selasa.
Di ruang pamer Museum Nasional tersebut, pengunjung tidak hanya melihat foto-foto dari peninggalan purbakala bawah air, tapi juga dapat melihat benda-benda yang sudah diangkat, termasuk benda-benda yang bernilai tinggi.
Diharapkan melalui pameran ini masyarakat akan mengerti apa yang terjadi dibalik pelelangan benda-benda warisan budaya bawah air.
"Karena dalam pameran ini kami juga menjabarkan tentang bagaimana benda-benda itu sampai tenggelam di laut, bagaimana kegiatan perdagangan masa lalu dan rute kapal-kapal hingga terdampar di perairan Indonesia," katanya kepada ANTARA di Depok.
"Kami juga membuat simulasi mengenai apa yang harus dilakukan masyarakat jika mereka menemukan benda yang diduga peninggalan sejarah, dan aturan-aturan apa yang berlaku, sehingga mereka tidak melanggar hukum," ucap Irmawati menambahkan.
Pameran dan seminar bertema "Warisan Budaya Bawah Air: Apakah harus Dilelang?" yang dibuka pada Rabu (4/8) pagi itu, menurut rencana dihadiri Menteri Kebudayaan dan Pariwisata serta Menteri Kelautan dan Perikanan RI.
Sejumlah pakar arkeologi dan pejabat pemerintahan terkait akan berbicara mengenai pengelolaan warisan budaya bawah laut dan merumuskan sikap terbaik yang harus dilakukan Indonesia.
Menurut Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO), Indonesia memiliki sekitar 500 situs arkeologi bawah air.
Sebagian besar peninggalan sejarah dari kapal tenggalam itu masih berada di dasar laut.
Beberapa titik yang diduga banyak kapal tenggelam di masa lalu, antara lain di Karang Keliputan dan Pulau Buaya (Riau), Kepulauan Seribu (Jakarta), Batu Hitam (Belitung), perairan Cirebon (Jawa Barat), Kalimantan Barat dan tempat lainnya.
Teguh Handoko
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010